Pembelajaran Tatap Muka Mengatrol Ekonomi Warga
Edukasi | 2022-08-30 09:46:51YOGYAKARTA - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) berdampak positif bagi perekonomian daerah. Oleh karena kehadiran para mahasiswa dari dalam dan luar kota bisa menggerakkan berbagai sektor ekonomi.
PTM bagi daerah tertentu seperti di Yogyakarta akan berdampak positif. "Untuk pemulihan ekonomi lokal," kata Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, di Pendopo Agung nDalam Mengkubumen, Yogyakarta, Selasa (29/9/2022).
Berbicara dalam forum seminar bertemakan "Kampus dalam Menghadapi Dinamika Ekonomi Politik pada Era Normal Baru", Edy mengatakan bahwa interaksi secara tatap muka antarpelajar dan mahasiswa tidak hanya berlangsung di lingkungan kampus. "Di berbagai tempat lain, mereka akan berinteraksi untuk belanjakan uang mereka," ungkap Edy.
Transaksi yang mereka lakukan, kata Edy, akan mendorong perekonomian melalui belanja barang-barang konsumsi: makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Ketika konsumsi di masyarakat meningkat, akan mendorong pemulihan ekonomi. Sesuai indikator, langkah strategis percepatan pemulihan ekonomi melalui tiga jalur: peningkatan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga stabilitasi ekonomi dan ekspansi moneter.
Kegiatan berbagai kampus di Yogyakartea mulai berlangsung secara normal. Hal tersebut menunjukkan dampak positif untuk perekonomian lokal.
Mengutip data BPS, menurut ahli ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi Yogyakarta (quarter to quarter) berangsur pulih hingga triwulan II 2022.
Data dari BPS menyatakan adanya fluktuasi selama triwulan I 2020 hingga triwulan II 2022. Angka tertinggi pada data ini adalah pada Triwulan II 2021 sebesar 11 persen, namun turun kembali hingga angka 2 persen pada Triwulan III 2021.
Data terakhir menunjukkan Triwulan II 2022 berada di angka 5,2 persen. Pertumbuhan ekonomi itu berdampak pada pengurangan angka kemiskinan. Pada semester I Maret 2020 hingga Semester I Maret 2021 menunjukkan kenaikan angka jumlah penduduk miskin dari angka 475 ribu jiwa menuju angka 506 ribu jiwa di daerah perkotaan + pedesaaan.
Namun terjadi penurunan dari Semester I 2021 hingga Semester I 2022 dari angka 506 ribu jiwa menuju angka 454 ribu jiwa. Angka ini menunjukkan jika DIY bertahap menuju pada pemulihan penuh pada kondisi perekonomiannya.
Dengan membaca situasi tersebut UWM Yogyakarta ikut mendorong ke arah situasi Yogyakarta yang makin kondusif secara ekonomi dengan peran menyelenggarakan PTM secara luring.
Proporsi kuliah luring bisa saja 75 persen, selebihnya online maupun hibrida antara online dan luring.
"Kami ingin stakeholder UWM, baik dosen, tenaga kependididikan dan mahasiswa melaksanakan kegiatan kampus dalam koridor protokol kesehatan di lingkungan kampus," ungkap Ketua Palang Merah Indonesia Kota Yogyakarta sekaligus mantan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, MA, di depan Dekan Fakultas Hukum UWM Dr Kelik Indro Suryono, SH, M.Hum.
Heroe memahami, situasi normal baru tidak identik dengan situasi normal sebelum pandem Covid-19. "Kita tidak overconfidence karena kita mengutamakan keselamatan nyawa seluruh warga kampus," kata Heroe, yang menyatakan kuliah tatap muka di Yogyakarta diikuti para mahasiswa dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Dalam kaitan pascapandemi, Yogyakarta perlu waspada perihal catatan vaksin para pelajar dan mahasiswa dari luar kota, apakah mereka sudah vaksin atau belum? Kalau vaksin berapa kali dan apakah sudah booster?
“Kita perlu inventarisasi tentang data vaksin para pelajar maupun mahasiswa dari berbagai daerah sebagai antisipasi untuk kelangsungan kesehatan masyarakat,” kata Heroe.
Kelemahan berkaitan antisipasi kesehatan, kata Heroe, screening melalui peduli lindungi tidak lagi diterapkan di berbagai daerah. "Maknanya, para pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah tidak dikontrol di daerah asalnya," papar Heroe, yang menambahkan apakah mereka sudah vaksin sesuai ketentuan atau belum?
Menurut Heroe, Yogyakarta masih memberlakukan peduli lindungi di tempat-tempat umum. "Masih ada kewaspadaan," tandasnya.
Warga masyarakat bisa dikontrol bagaimana vaksin mereka dan bagaimana dengan warga pendatang yang tidak terkontrol oleh sistem peduli lindungi? Dan, Yogyakarta perlu data vaksin mereka yang berasal dari luar daerah agar semua terjaga kesehatannya. (Fan)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.