Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image D.F Aidin

Sandang, Pangan, Papan dan IndiHome

Eduaksi | Sunday, 28 Aug 2022, 19:06 WIB

Kalau kita ingat, pada saat SD dijelaskan oleh guru bahwa kebutuhan dasar manusia ada tiga, yaitu sandang, pangan dan papan. Sandang yang bisa diartikan sebagai pakaian, pangan yang memiliki arti makanan dan papan yang merupakan tempat tinggal.

Tapi sadarkah kita kalau saat ini kebutuhan dasar manusia bukan lagi tiga tapi empat? Apakah kebutuhan yang ke empat itu? Yup, internet. Mau tidak mau kita harus akui kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari yang namanya internet.

Contoh kecil saja, berapa lama kita sanggup tidak isi ulang kuota internet di smartphone? Kebanyakan kita pasti ketika kuota internet habis, sesegera mungkin untuk isi ulang. Karena tanpa internet kita seakan terputus dari dunia luar. Mau lihat pesan di whatsapp dari atasan tidak bisa, mau lihat berita terkini tidak bisa, semua tidak bisa kita lakukan tanpa internet.

Kebutuhan kita akan internet semakin meningkat terlebih akibat pandemi yang melanda sejak 2020 kemarin. Segala aktivitas yang bentuknya tatap muka, seperti sekolah, kerja, kuliah berubah menjadi online menggunakan berbagai platform virtual meeting. Tak terkecuali juga pola kegiatan organisasi.

Sebagai salah satu aktivis organisasi kepelajaran, saya merasakan betul dampak pandemi dalam menjalankan roda organisasi. Dalam proses kaderisasi, kegiatan-kegiatan yang sifatnya offline seperti kajian, training, kursus adalah kunci dalam keberlangsungan organisasi. Namun seperti sektor lainnya, kami pun mau tidak mau harus merubah pola pengkaderan menjadi online. Semua serba online.

Dalam operasionalnya, organisasi kami belum mampu dalam memberikan insentif kepada setiap anggotanya dalam berkegiatan secara online, sehingga kuota internet seringkali menjadi kendala. Semisal, ketika ada salah satu pengurus wilayah yang mendapat giliran untuk melakukan supervisi kepada pengurus daerah. Seringkali kegiatan tersebut harus ditunda ataupun batal hanya karena pengurus wilayah tersebut tidak mempunyai kuota. Tentu hal-hal seperti ini mengganggu berjalannya organisasi.

Sebagai salah satu upaya dalam meminimalisir hal tersebut adalah maka kami memasang layanan internet di sekretariat. Provider internet yang kami pilih untuk menyelesaikan masalah tadi adalah IndiHome. Indihome kami pilih karena selain sudah terbukti lebih handal dari provider internet yang lain, karena juga paket yang ditawarkan sesuai dan cocok dengan kebutuhan organisasi.

Semenjak memakai layanan internet dari IndiHome, masalah kuota internet sudah jarang terjadi. Karena ketika ada jadwal kegiatan online dan kebetulan saat itu tidak ada kuota internet, langsung saja datang ke sekretariat. Tidak perlu repot-repot untuk isi ulang kuota internet di smartphone.

Manfaat terbesar yang saya pribadi rasakan semenjak memasang layanan IndiHome adalah ketika kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) organisasi yang lalu. Kegiatan yang semula bersifat offline dan dihadiri berbagai perwakilan tiap provinsi, kini diubah. Yang hadir secara offline hanya beberapa provinsi dan provinsi lainnya hadir secara online.

Sebagai provinsi yang hadir secara online, tentu kalau memakai kuota pribadi akan sangat menguras. Terlebih kegiatannya berlangsung selama lima hari dan kira-kira pertemuan per hari itu berlangsung kurang lebih 5 jam. Tapi syukurnya karena kami memasang layanan IndiHome, masalah itu bisa teratasi.

Selama kurang lebih dua tahun memakai layanan dari IndiHome tidak ada masalah yang begitu serius, hanya masalah minor. Terutama dalam hal keamanan data. Karena akhir-akhir ini IndiHome diterpa rumor terkait hoax pencurian data. Dari rumor yang beredar, dikatakan kalau data pengguna IndiHome bocor dan diperjual-belikan.

Namun setelah ditelusuri, ternyata rumor ini tidak benar. Hoax pencurian data tersebut dikonfirmasi langsung oleh Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relations Telkom, Ahmad Reza. Rumor yang beredar mengatakan ada pencurian data 26 juta pengguna IndiHome. Padahal menurut penuturan Ahmad Reza, IndiHome sendiri hanya memiliki pengguna aktif sekitar 8 juta. Jadi sudah bisa dipastikan rumor terkait pencurian data adalah hoax.

Setelah mendengar penjelasan pihak Telkom tadi, tentu kita sebagai pengguna IndiHome tidak perlu khawatir lagi akan kabar burung pencurian data yang beredar. Mari kita kembali menggunakan layanan IndiHome dengan perasaan nyaman dan mempercayakan kepada IndiHome bahwa data yang kita berikan tidak disalahgunakan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image