Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gilang Hadiana Suntana

PIKACU dan Generasi Millenial

Eduaksi | Tuesday, 23 Aug 2022, 09:19 WIB
Pendidikan dan Pengajaran Saat Ini Berdampingan dengan Teknologi

Presiden pertama Republik Indonesia, dengan lantang mengatakan Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Pesan tersebut sangat kuat mengandung makna, bahwa Indonesia memiliki catatan sejarah yang panjang dimulai dari Nusantara menuju Indonesia, sejak zaman kerajaan hingga berdirinya Republik Indonesia dengan Sang Merah Putih yang masih kokoh, tegak dan gagah berkibar dalam balutan tiang tinggi.

Membangun bangsa dan negara tidak mudah. Butuh perjuangan, pengorbanan, serta dukungan yang kuat dari bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, sebagai generasi yang diwariskan kemerdekaan, hendaknya kita selalu menjaga amanah dengan kebersamaan, agar negara kita ini menjadi negara yang berdaulat, adil dan makmur.

Pemuda sebagai ujung tombak pembangunan bangsa memiliki peran yang strategis saat ini. Dalam perubahan arus globalisasi dan perkembangan teknologi, pemuda harus mampu menjadi penyeimbang antara lokal, nasional dan internasional. Hal ini menjadi sangat penting, mengingat kelompok usia yang lahir tahun 1980-1990-an (generasi millenial) memasuki babak akhir. Setelah itu kita akan memasuki generasi Z (1990-2000-an) pada beberapa tahun kedepan. Hal ini diartikan, dalam jangka waktu dekat masyarakat Indonesia didominasi oleh kelompok usia dibawah 30 tahun.

Ini adalah tantangan yang besar dan harus di sikapi dengan seurius. Muncul pertanyaan sederhana, sejauh mana kita menyiapkan diri sebagai agen perubahan bangsa dalam generasi Z? Banyak upaya yang telah dilakukan baik oleh pemerintah, organisasi kepemudaan serta wadah yang lain sebagai bagian ikhtiar menyiapkan diri. Harus kita sadari, ikhtiar ini membutuuhkan waktu yang panjang, komitmen yang kuat serta dukungan yang penuh dari semua pihak. Sebagai bagian dari kelompok generasi ini, penulis ingin memberikan sedikit gagasan yang disebut PIKACU (Pemuda Inspiratif Kreatif Aktif Cerdas dan Unggul)

Pemuda, menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang muda laki-laki, remaja;taruna: para-ini akan menjadi pemimpin bangsa. Menurut WHO pemuda adalah mereka yang berusia 10-24 tahun. Sedangkan menurut Undang-Undang No.40 tahun 2009 tentang kepemudaan pasal 1 ayat 1, “Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun”. Secara umum, masyarakat Indonesia beranggapan bahwa pemuda bukan mereka laki-laki saja, tetapi perempuan muda jiga dikategorikan pemuda.

Inspiratif, adalah sebuah sikap teladan atau contoh yang baik. Dalam konteks ini, pemuda harus menjadi sosok yang menjadi kepercayaan bagi generasi sebelumnya, dan contoh bagi generasi yang akan datang. Sehingga mereka (pemuda) terbentuk menjadi generasi yang dipercaya agar selalu percaya diri, dan menjadi contoh agar senantiasa dalam jalur kebaikan.

Kreatif, adalah upaya membentuk atau mengubah suatu hal yang biasa menjadi luar biasa baik secara nalar atau terampil. Sikap ini sangat dibutuhkan, mengingat arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang bergitu cepat. Pemuda diharapkan tampil menjadi garda terdepan dalam penyesuaian zaman, dengan tidak meninggalkan adat, budaya dan tradisi sekitarnya. Pemuda mampu memunculkan gagasan yang bersifat membangun, merangsang daya pikir yang berbeda, serta menciptakan produk yang berdaya saing global.

Aktif, suatu tindakan partisipasi dalam menciptakan, atau kata lain ikut menjadi bagian dalam suatu proses. Sebagai kelompok yang memiliki stamina, pola pikir serta semangat yang tinggi, pemuda diharapkan selalu andil dan menjadi sosok penting dalam sebuah perubahan, pemuda harus menjadi aktor bukan sebagai penonton. Keterlibatan pemuda dalam perubahan bisa kita ingat dari peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Indonesia memiliki catatan peristiwa tentang peranan pemuda dalam menyatukan bangsa.

Cerdas, pemikiran diluar nalar manusia. Pemuda selalu memunculkan ide-ide jitu yang berbeda dari orang lain. Modal tersebut harus dimaksimalkan sebagai bagian dari proses penguatan pembangunan Sumber daya manusia. Dewasa ini, lulusan perguruan tinggi baik yang bergelar Ahlimadya, Sarjana bahkan Magister, banyak yang masih berusia kategori pemuda. Ini adalah aset besar bangsa, yang harus diberikan ruang untuk melakukan terobosan dengan tanggung jawab.

Unggul, suatu pandangan yang dianggap lebih dari orang lain. Unggul disini yaitu, pemuda harus memegang dan melaksanakan 3 prinsip berubah yaitu Be a Fisrt, Be better, and be a different (jadilah yang pertama, jadilah yang terbaik, dan jadilah yang berbeda).

Dari konsep tersebut, pola yang dikembangkan yaitu Mandiri-Siaga-Tanggungjawab. Artinya pemuda harus berada dalam kemandirian yang selalu siaga menyesuaikan perkembangan zaman dengan ide-ide yang bertanggungjawab. Yang paling penting, Pemuda wajib menjaga sejarahnya, wajib mengingat sejarahnya, karena mengenali sejarah adalah mengenali jati dirinya, Jika pemuda sudah amnesia dengan sejarahnya, maka akan luntur jati dirinya. JASMERAH.......

*Guru Sejarah SMA AT-Tajdid Boarding School dan MA Al-Muniroh

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image