Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zainab Al-Muhdar

Hati-Hati!! : Tipuan Dunia

Agama | Saturday, 20 Aug 2022, 00:50 WIB
Dokumen Pribadi - Kehidupan Dunia

Pada saat ini, anda bertanya apa hubungan antara gambar ini dengan topik penulisan ini?. Jika dilihat, jelas tidak memiliki korelasi yang tepat namun gambar diatas merepresentasikan dunia di mana kita saat ini berada.

Dunia merupakan sebuah ruang kehidupan seluruh makhluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan. Semua makhluk hidup dan apa yang ada di dunia ini memiliki keterkaitan satu sama lain seperti tumbuhan merupakan sumber makanan bagi hewan dan manusia serta fungsi keindahan dan lain sebagainya bagi muka bumi ini.

Selain berfungsi sebagai ruang kehidupan makhluk hidup, dunia merupakan perjalanan atas seluruh peristiwa yang dialami oleh seluruh makhluk hidup termasuk kita sebagai manusia. Dunia menawarkan keindahan yang tak tertandingi akan tetapi keindahan tersebut hanya bersifat sementara dan kehidupan kekal berada diakhirat kelak.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Muhammad ayat 36 sebagai berikut :

اِنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَاِنْ تُؤْمِنُوْا وَتَتَّقُوْا يُؤْتِكُمْ اُجُوْرَكُمْ وَلَا يَسْـَٔلْكُمْ اَمْوَالَكُمْ

"Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta hartamu."

Dibalik kemegahan dan keindahan dunia, sesungguhnya dunia adalah permainan. Mengapa bisa demikian? Hal ini berarti bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara dan sebagai manusia kita dianjurkan untuk banyak dalam berbuat kebaikan agar kelak kita tidak menyesal di hari akhir nanti.

Dunia memang penuh dengan tipuan, hal ini bermakna bahwa kita semua bisa tergiur oleh apa yang sifatnya sementara di dunia ini seperti harta dan tahta. Pada hari ini Fulan menjabat sebagai Presiden dan kelak ia tidak akan lagi memegang jabatan itu dan hanya akan tersisa kenangan serta pertanggungjawaban di alam selanjutnya.

Kita semua dianjurkan untuk berhati-hati atas tipuan di dunia ini karena sejatinya apa yang kita lihat belum tentu semua baik terutama dalam aspek syariat. Salah satu contoh ketika Fulan bermain sosial media, Fulan tergiur dalam menghabiskan waktu fulan dengan sosial media yang tanpa sadar menjerumuskan fulan kepada zina mata yaitu memandang lawan jenis dengan disertai hawa nafsu.

Tipuan dunia selanjutnya, ketika kita berinteraksi dengan orang lain banyak sekali batasan yang mengharuskan kita untuk melakukan hal tersebut untuk suatu hal tertentu di mana tidak seluruh manusia jujur terhadap satu sama lain ketika teman kita mengatakan pernikahan itu nikmat namun apa yang ia katakan sebenarnya untuk menutupi permasalahan pernikahan yang ada pada dirinya.

Selanjutnya, banyak sekali orang-orang di dunia ini bertebaran dengan balutan pakaian yang alim (terlihat baik) namun pada kenyataannya memiliki akhlak yang buruk dan tidak mencerminkan kesalehannya dalam berpakaian.

Beragam contoh tipuan dunia tersebut merupakan hal yang patut menjadi pembelajaran kita agar tidak terjerumus dalam tipuan tersebut sehingga kita dapat mengedepankan logika dan akal sehat kita untuk senantiasa belajar dan berpikir kritis. Hal ini tidaklah mudah mengingat tipuan dunia bersifat manis namun berbahaya di dalamnya.

Bahaya yang berbalut manis ini sebisa mungkin harus diwaspadai, jika tidak diwaspadai akan mencelakakan diri kita, keimanan kita dan dampak buruk lainnya bila tidak dapat diatasi dengan baik. Semoga kita semua menjadi pribadi yang jauh lebih baik dalam berpikir kritis, memaksimalkan fungsi logika kita dalam menghadapi dunia ini karena sejatinya berhati-hatilah karena dunia adalah tipuan belaka!!.

Wallahu a'lam bisshowab

-ZM-

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image