Setitik Harap untuk Kemajuan Literasi di Banjarbaru, TBM Angkasa Peramuan
Eduaksi | 2022-08-14 07:38:45“Harum aroma khas buku menyambut kedatanganku. Rak buku yang menjadi rumah bagi jendela dunia ini tertata rapi. Nyaris tanpa debu. Di sini semangat literasi berkobar”
Tinggal di Banjarbaru membuat aku paham bahwa masyarakat di wilayah dengan kondisi tanah jenis gambut ini mempunyai keinginan tinggi untuk maju. Hal tersebut berdasarkan semangat gemar membaca dari masyarakatnya. Meskipun sebelumnya perlu menyadarkan, namun saat ini mereka sangat welcome dengan berbagai jenis bacaan dan informasi.
Tidak sedikit anak-anak, bahkan orang dewasa yang membutuhkan buku bacaan berkualitas namun belum bisa menyediakannya secara mandiri. Ya. Kebutuhan hidup yang lain memang perlu dipenuhi lebih dulu. Beruntung saat ini sudah ada pihak yang menjembatani dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut dengan mendirikan taman bacaan.
Taman Baca Masyarakat atau TBM merupakan tempat bagi siapa saja untuk bisa mendapatkan akses buku untuk dibaca secara gratis dan meningkatkan rasa gemar membaca. Pengelolanya bisa berasal dari pemerintah maupun swasta. Tidak jarang dari rintisan yang sebelumya dibentuk oleh satu atau dua orang, kemudian mendapat fasilitas dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau PKBM.
TBM menyediakan banyak bacaan yang berasal dari pengelola, donasi, maupun bantuan pemerintah. Karena keterbatasan dana, sumbangan dari seluruh masyarakat sangat diperlukan. Saat ini dengan perkembangan dunia digital, semakin banyak jenis buku yang tersedia.
Selain bentuk fisik yang bisa dibaca dan dipinjam untuk dibawa pulang, tersedia buku digital. Untuk mengaksesnya tentu membutuhkan internet cepat. Beruntung, saat ini internet terbaik di Indonesia sudah melayani dari Sabang sampai Merauke, pulau terluar, terdalam dan terjauh maupun tertinggal.
Dengan demikian pengunjung TBM bisa mengakses buku digital secara mudah. Selain itu, berkat internet, pengelola juga mudah untuk berkomunikasi dengan pihak luar, baik pemerintah maupun swasta.
Mengenal TBM Peramuan
Sebagai orang yang tinggal di Banjarbaru, aku senang sekali mendapat informasi bahwa di sini juga ada TBM. Tepatnya di Peramuan. Informasi tersebut aku dapat ketika browsing.
Membaca profilnya, membuat aku tertarik untuk berkunjung. Syukur bisa berkontribusi pada lembaga yang concern dengan perkembangan masyarakat di Banjarbaru ini. Menurutku, Taman Baca Masyarakat yang bernama TBM Angkasa ini merupakan setitik harapan untuk literasi di Banjarbaru sekaligus meningkatkan semangat gemar membaca untuk masyarakat sekitar.
Pada awal Agustus, melalui Mbak Utari (salah satu teman blogger di Banjarbaru yang juga pegiat wisata aku berhasil mendapatkan kontak salah satu pengelolanya. Yaitu, mas Abdunor M.Pd yang saat ini menjabat ketua. Beliau sangat welcome dan menyambut baik kedatangan ku yang ingin mendapatkan banyak informasi.
Berdasarkan informasi beliau, TBM Angkasa sudah berdiri sejak tanggal 1 Januari 2008. Wah..lumayan lama juga, 14 tahun. Koleksi bukunya pun cukup lengkap, namun mereka tetap membuka pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat yang ingin berkontribusi dengan donasi buku.
Buku yang terdapat TBM Angkasa Paramuan ini tak hanya berasal dana pemerintah dan rintisan, tapi juga donasi masyarakat. Wah pas banget nih, kebetulan aku punya banyak buku yang bisa disumbangkan ke sini. Aku yakin akan banyak masyarakat Peramuan yang dapat manfaat dari membacanya.
Taman Baca Masyarakat ini adalah wadah yang tepat untuk belajar, baik anak-anak atau orang dewasa sekalipun. Selain menyediakan buku bacaan, di sini juga ada kegiatan belajar berhitung yang diadakan oleh TBM Angkasa secara gratis.
Jika informasi dari buku bacaan di TBM Angkasa Paramuan dirasa masih kurang, kita bisa menggunakan fasilitas WiFi IndiHome dari Telkom Group yang mempunyai layanan internet cepat.
Melihat semangat literasi yang ditebar oleh TBM Angkasa Paramuan membuat semangatku untuk turut berkontribusi semakin besar. Aku jadi ingin mengajak teman-teman untuk donasi buku demi kemajuan literasi.
Semua orang pasti tahu bahwa buku merupakan “jendela ilmu”. Aku jadi ingat tentang negara Swedia. Negara tersebut maju karena masyarakat sangat gemar membaca. Pemerintah pun sangat mendukung. Salah satu kebiasaan masyarakat di sana adalah meninggalkan buku yang sudah dibaca di taman atau tempat umum lain. Tujuannya agar orang lain bisa membacanya.
Jika kita mempunyai sikap sama, maka akan semakin banyak orang yang mendapatkan manfaat. Kesadaran akan literasi semakin besar. Saat kesadaran literasi meningkat, maka masyarakat akan semakin cerdas dalam memilah informasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.