Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

3 Kesalahan yang Wajib Dihindari dalam Investasi Reksa Dana

Eduaksi | Wednesday, 10 Aug 2022, 16:10 WIB

Investasi reksa dana menjadi pilihan banyak investor untuk memulai investasinya karena jenis investasi yang satu ini paling mudah dilakukan. Investor tak perlu repot. Setelah membeli reksa dananya, investor tinggal menunggu hasil kinerja Manajer Investasi yang mengelolanya.

Selanjutnya reksa dana juga menawarkan return yang beragam sesuai jenis reksa dana yang dipilih mulai dari reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran dan reksa dana saham.

Menariknya dari sisi permodalan, dana yang dibutuhkan cukup terjangkau karena dengan Rp100.000 saja siapa pun sudah bisa memulai untuk investasi reksa dana, seperti di platform IPOTFund milik Indo Premier Sekuritas yang sudah terintegrasi dalam aplikasi IPOT.

Pilihan reksa dana tinggal didasarkan pada tujuan yang konkret, profil risiko dan jangka waktu pencapaiannya. Jika semua ini dirumuskan dengan tepat maka investasi reksa dana pun bisa menghasilkan return yang maksimal.

Kendati demikian, dalam praktiknya ada saja investor yang melakukan kesalahan sehingga hasilnya tidak maksimal:

1. Hanya Ikut-ikutan

Tak hanya di dunia saham, orang dekat, influencer atau publik figur yang minim pengetahuan tentang reksa dana tiba-tiba muncul dan merekomendasikan reksa dana tertentu juga ada. Mereka tidak memiliki pendasaran yang tepat untuk rekomendasinya. Namun karena followernya banyak maka tak sedikit yang terbawa arus alias ikut-ikutan tanpa mengenal baik reksa dananya. Nah, sebagai investor pemula sebaiknya menghindari untuk investasi hanya karena ikut-ikutan. Sudah ikut-ikutan, eh ternyata menggunakan uang panas pula. Ini yang tidak benar. Investasi apa pun sebaiknya menggunakan uang dingin. Memang investasi sebaiknya dilakukan sejak dini, tetapi jika dana tidak ada nggak usah dipaksakan apalagi pakai duit utang atau gadai segala. Ini keputusan yang salah. Kalau investasinya tidak menghasilkan cuan maka bisa menderita banyak kerugian. Selain kerugian karena tak menghasilkan return bagus, duit utang biasanya juga ada bunganya. Karena nggak balik modal dalam investasinya maka jumlah utangnya lah yang justru bertambah.

2. Terlalu Fokus pada Return Jangka Pendek

Tidak sedikit investor reksa dana yang nggak sabar dan justru fokus pada imbal hasil jangka pendek. Padahal yang namanya investasi reksa dana itu sudah ada time framenya sesuai pilihan reksa dananya. Time frame yang paling pendek 1-6 bulan. Nah, karena tidak sabaran dan ingin mendapatkan hasil dalam waktu dekat, kecenderungan ada yang mencoba mentradingkan reksa dana kayak dalam saham. Ini keputusan yang merugikan.

3. Tidak Membaca Prospektus

Tak kenal maka tak sayang. Penting bagi investor untuk membaca prospektus atau fund fact sheet dari reksa dana. Istilahnya, jangan pernah membeli kucing dalam karung. Ada poin-poin krusial yang wajib dipahami, sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut, mulai dari jenis reksa dana, rekan jejak MI, underlying asset, laporan keuangan hingga biaya yang muncul saat pembelian atau penjualan. Pemahaman produk yang tepat penting dalam membuat keputusan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image