Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fadil Ahmad Nahrowi

KKN UPI 2022 : Melestarikan Borondong di Wilayah Ibun-Majalaya-Panyadap sebagai Tempat Pemroduksian

Edukasi | Tuesday, 09 Aug 2022, 17:01 WIB
Foto bersama kelompok 104 & 105 KKN di Desa Panyadap (sumber foto : fadilahmad_n)

Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan salah satu kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2022. Dalam rangka mewujudkan generasi unggul serta dapat membangun bangsa. Kegiatan KKN ini dilaksanakan secara daring dengan meminimalisasi kegiatan luring. Pada pelaksanaan KKN kali ini seluruh mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan menjalankan kegiatan dengan berbagai tema yang telah disediakan. Tema tersebut merujuk pada program Sustainable Development Goals (SDGs). Pada hari Senin, 11 bulan Juli tahun 2022, mulai dilaksanakannya kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang merupakan upaya untuk mewujudkan desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, desa tumbuh ekonomi merata, desa peduli kesehatan, desa peduli lingkungan, desa peduli pendidikan, desa ramah perempuan, desa berjejaring, dan desa tanggap budaya.

Pada kesempatan kali ini, kelompok 105 yang beranggotakan 31 orang dibagi menjadi 6 kelompok kecil yakni 5 orang sesuai kampung halamannya masing-masing, dengan tema Desa Ekonomi Tumbuh Merata: Konsumsi dan Produksi Desa, salah satu kelompok kecil yang berkedudukan di Desa Panyadap ini beranggotakan :

1. Raihan Rizky (Mahasiswa Pendidikan Seni Musik)

2. Tina Noviya (Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sunda)

3. Fadil Ahmad Nahrowi (Mahasiswa Pendidikan Tari)

4. Liana (Mahasiswa Pendidikan Akuntansi)

5. Adilan Azhar (Mahasiswa Pendidikan Tari)

(sumber foto : fadilahmad_n)

Salah satu program kerja yang dilakukan yakni melestarikan produk makanan borondong di wilayah Ibun-Majalaya-Panyadap sebagai tempat pemroduksian. Borondong adalah makanan khas tradisional sunda yang berasal dari Kampung Ibun Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pengrajin yang membuat borondong ini tidak hanya warga sekitar Ibun, akan tetapi melibatkan warga di daerah terdekat salah satunya Majalaya sebagai pusat pemasarannya dan Panyadap sebagai tempat pemroduksian sekaligus pemasaran.

Pada tahun 1960-an Mak Erah merupakan salah satu pengrajin pertama yang membuat borondong di Ibun. Saat ini, proses pembuatan makanan borondong dilanjutkan oleh Ibu Yeti Rohaeti istri dari Bapak Andri Lesmana yang merupakan keturunan Mak Erah. Sebagai pekerja pendamping dana desa Kecamatan Solokan Jeruk Desa Panyadap, beliau ingin sekali warga Panyadap dan sekitarnya ikut serta melestarikan makanan borondong ini dengan diadakannya cabang pemroduksian borondong sebagai makanan tradisional yang perlu dilestarikan.

Borondong ini terbuat dari beras ketan atau jagung yang disangan dijadikan pop corn terlebih dahulu. Setelah menjadi pop corn dibersihkan cangkangnya, kemudian dicampurkan dengan kinca (gula merah atau gula pasir) dibentuk bulat-bulat atau persegi. Ada dua jenis borondong yaitu borondong garing (borondong kering) dan borondong enten. Borondong garing dibuat dengan mencampur kinca dengan sangan jagung/ beras ketan dan dibentuk. Borondong enten dibuat dengan cara membuat enten terlebih dahulu dari beras ketan. Enten adalah sejenis wajik, beras ketan yang diolah dengan gula sehingga padu. Enten ketan dibentuk bulat-bulat lalu diselubungi dengan sangan jagung.

(sumber foto : fadilahmad_n)

Rumah Produksi Borondong Ibu Yeti ini sudah berdiri sejak tahun 1960 turun temurun pergenerasi keluarga Mak Erah. Dirumah produksi ini awalnya hanya menjual borondong saja, namun seiring berjalannya waktu menjual berbagai keripik/krupuk seperti, keripik singkong, keripik pisang, sale pisang, kerupuk ranginang, kerupuk rangining, kerupuk rangunung, dan kerupuk sorodot/parered. Produk tersebut dijual didepan halaman rumah dan borongan orderan pesanan, dalam sehari pemroduksian borondong ini tergantung orderan yang masuk. Setiap harinya 1 orang bisa membuat 1000 biji borondong yang berbentuk seperti mangkok, borondong dengan cetakan bulat 1300 biji, dan cetakan paling kecil 2000 biji oleh 6 pekerja. Selain itu juga tempat pemroduksian mempunyai nama brannya masing-masing, untuk nama borondong ibu yeti tersendiri ini adalah BORONDONG MADU RASA PUTRA

Yuukk kita intip cara pembuatan Borondong versi Ibu Yeti :

1. Ngabeledug gabah ketan dimasukkan ke dalam alat pariuk, sampai menjadi borondong

(sumber foto : fadilahmad_n)

2. Lelehkan gula merah yang diracik kedalam panci

(sumber foto : fadilahmad_n)

3. Gabah ketan yang sudah menjadi borondong diayak dan disortir dari gabah yg masih tercampur

(sumber foto : fadilahmad_n)

4. Lalu digarang, diatas tumpuan api

(sumber foto : fadilahmad_n)

5. Setelah digarang borondong diaduk bersama gula, dicetak sesuai ukuran yang diinginkan

(sumber foto : fadilahmad_n)

6. Hasil menyetak, dioven selama 2 setengah jam

(sumber foto : fadilahmad_n)

7. Tahap terakhir yaitu dipacking siap untuk dipasarkan

(sumber foto : google image borondong khas majalaya)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image