Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Faizal Keliobas

Mahasiswa Meneropong Gerakan di Era Disruptif dalam Menciptakan Generasi Unggul

Politik | Sunday, 07 Aug 2022, 13:17 WIB

Oleh : Faizal Mubarak Keliobas

Mahasiswa Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Univ Muhammadiyah Jakarta

Berbicara Indonesia maka kita bisa melihat bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar, kaya, subur dan makmur. Tujuh puluh empat tahun sudah Indonesia merdeka dan menjadi negara yang berdaulat dan di akui oleh dunia. Tujuh Presiden sudah menahkodai pemerintahan ini dari Pak Soekarno sampai Pak Jokowi dari Otoriter sampai demokrasi dan dari borjuis sampai oligarki.

Melihat potret bangsa kita hari ini sungguh saya kira sangat memilukan mulai dari persoalan kebangsaan sampai dengan kemiskinan yang sampai saat ini belum tertuntaskan oleh pemerintah yang merupakan salah satu pemangku kebijakan untuk kemajuan suatu bangsa, sehingga ini menjadi tugas bersama kita sebagai generasi bangsa dan kaum muda untuk bisa menyelesaikan persoalan bangsa ini.

Saat ini kita hidup di zaman era globalisasi dimana semua kegiatan yang kita lakukan dibawah pengaruh teknologi digital, perubahan yang terjadi saat ini adalah sebuah bukti nyata bahwa memang manusia dan peradabannya terus melakukan sebuah inovasi dan memang kecerdasan dan ke gilaan manusia itu jelas dan kita sepakat bahwa memang dunia ini di ciptakan untuk orang gila, gila yang out the box dan incredible.

Generasi Unggul dan Berdaya Saing

Saat ini kita menyaksikan berbagai peristiwa mengkhawatirkan dalam kehidupan berbangsa, menyebabkan pembangunan karakter bangsa merupakan suatu keharusan untuk dihidupkan kembali. Sering sekali kita menyaksikan kasus korupsi yang begitu masif, budaya kurang santun dalam mengungkapkan

Saat ini tentu kita memerlukan sebuah formulasi yang bakal menjadi dobrakan khusus untuk kita sebagai generasi bangsa, maka memang kita memerlukan upaya-upaya untuk mencapai titik yang kita harapkan dan inginkan maka saya menawarkan apa yang perlu kita siapkan untuk mempersiapkan generasi yang unggul dan berdaya saing di era saat ini.

1. Sumber Daya Manusia Yang Unggul

Sumber daya manusia sebagai generasi unggul merupakan harapan setiap bangsa, termasuk Indonesia. Lahir dari persoalan sumber daya manusia dan tantangan zaman yang terus berkembang, setiap bangsa menyiasati dengan konsep-konsep generasi unggul dalam mengahadapi tantangan internal maupun eksternal.

Generasi yang telah mengalami pembentukan rasio secara matang di dalam dirinya, sehingga mampu menghindari setiap perilaku tak bermoral dan kontra-produktif lainnya. Namun pada kenyataannya belum banyak yang menyadari hal ini. Menciptakan generasi unggul memang sulit dan butuh perjuangan, namun akan lebih sulit jika manusia hidup tanpa sikap unggul yang melekat pada dirinya.

Prasyarat untuk menjadi manusia yang unggul, yaitu memiliki kemampuan mengoreksi sikap mentalnya, lingkungan dan system yang harus kondusif. Kemampuan mengoreksi sikap mental bertujuan supaya bisa lebih ulet dan gigih dalam memacu dan menempa diri dibandingkan dengan orang lain. Sementara lingkungan berperan penting untuk merangsang dan menciptakan sebuah prestasi. Hal ini diyakini oleh penganut aliran behaviorisme, bahwa lingkungan pengaruhnya sangat besar terhadap perkembangan hidup seseorang.

Oleh karena itu, generasi unggul harus diciptakan dan salah satu caranya adalah melalui pendidikan. Untuk menghasilkan generasi unggul, cerdas dan berkarakter maka orientasi pendidikan tidak hanya berfokus pada intelligent life, tetapi juga bagaimana generasi Indonesia bisa memiliki kehendak yang kuat untuk selalu hidup menurut patokan-patokan moral.

Dalam membangun generasi unggul merupakan tugas semua pihak. Namun, dalam membangun generasi unggul ini harus disesuaikan dengan kondisi zaman. Generasi tua mempunyai tugas untuk mengantarkan anak-anak jadi generasi yang unggul. Kita diminta mendidik anak-anak kita sesuai dengan kebutuhan zamannya, karena anak-anak kita hidup di zaman yang berbeda dengan kita.

2. Membangun Generasi Unggul

Dalam membangun generasi unggul tentu kita perlu upaya untuk mencapainya. Pertama: yakni generasi unggul itu harus unggul dalam moral dan spiritualnya. Dalam hal ini akhlak menjadi suatu hal yang harus diperlukan. Kita harus mengantarkan anak itu unggul dalam moral dan spiritual. Akhlak mulia cerminan dari spiritual yang hebat. Generasi unggul harus didirikan dengan generasi yang akhlaknya yang baik. Kedua: generasi unggul harus menguasai ilmu pengetahuan. Orang yang berilmu di dalam Al-Quran surat Al Mujadalah ayat 11 sudah di jelaskan bahwa orang yang berilmu akan diangkat derajatnya yakni orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan. Karena itu, kita harus mempersiapkan diri kita untuk menguasai ilmu yang dibutuhkan untuk kehidupan. Kalau kita tertarik di bidang IT, kuasai dan buat ilmu itu bermanfaat untuk orang banyak sehingga kita bisa fokus dengan bidang dan masing-masing keahlian yang kita miliki dan bisa maksimal di bidang itu, jangan sampai kita hanya menjadi generasi yang medioker bodoh memang tidak tetapi tidak bisa di andalkan

3. Mahasiswa dan Literasi Digital

Saat ini kita berada pada zaman industri 4.0 dimana semua aktivitas kita lakukan dengan perkembangan teknologi yang sangat canggih dan juga memberikan kemudahan dalam mendapatkan informasi. Media Massa mengekspos berita serta tayangan hiburan dengan skala yang masif akibat dari kemajuan teknologi digital saat ini. Abad ke 21 akan menjadi momentum yang penting dalam kemajuan teknologi digital karena mahasiswa akan memiliki kemampuan yang luar biasa untuk berpikir, belajar, berkomunikasi, bekerjasama, serta berkarya.

Melalui literasi digital ini kita selaku mahasiswa tentu akan dapat dengan cepat mendapatkan beragam pengetahuan dengan di fasilitasi internet sebagai akses kita untuk mendapatkan semua pengetahuan yang kita butuhkan. Artinya saat ini kita sedang ada pada zaman dimana kita bisa dan harus mampu membuat produk-produk yang bisa membuat sejarah sebagai agen perubahan dengan kemajuan literasi digital saat ini.

Arah masa depan literasi digital harus mampu kita manfaatkan dengan sebaik mungkin apalagi kita sebagai mahasiswa yang di tuntut untuk membawa perubahan nyata untuk negeri ini. Dengan literasi digital kita harus mampu memiliki kemampuan dan wawasan dalam memanfaatkan teknologi digital, alat komunikasi, untuk mendapatkan informasi dengan sehat dan cermat serta patuh kepada hukum dalam kehidupan.

Globalisasi Sebagai Momentum Memantapkan Gerakan Mahasiswa

Seiring berkembannya era globalisasi yang kian meningkat, seakan mengharus setiap individu untuk memilki pendidikan yang tinggi dalam menghadapi era globalisasi. Dimasa kini, zaman mengharuskan setiap individu untuk belajar lebih dan menempuh pendidikan yang tinggi untuk belajar dimasa yang akan datang.

Berkaitan dengan perkembangan era globalisasi ini banyak tantangan dan persoalan yang harus bisa kita selesaikan, jangan sampai era globalisasi ini menjadi ancaman bagi kita sebagai mahasiswa yang malah nantinya tergerus oleh zaman, dengan budaya hedonis dan konsumtif yang nantinya bisa menjadi penyakit bagi kita sebagai mahasiswa yang mengakibatkan kita abai terhadap persoalan kebangsaan. Kita hadir dengan tetap pada prinsip dan tujuan kita sebagai mahasiswa yaitu untuk menjadi agen perubahan prinsip dan tujuan itu harus terus kita masifkan serta gelorakan dan memang bahwa tujuan kita hadir hari ini adalah untuk menjadi garda terdepa untuk sebuah kemenangan yang nyata.

Perlu kita catat juga bahwa jika hari ini kita hanya menerjemahkan gerakan mahasiswa hanya sekedar demonstrasi dan rutinitas agenda yang berlangsung secara bertahun-tahun, tanpa adanya perbaikan dan kreativitas sama sekali. Padahal pada hakikatnya dunia mahasiswa, pengetahuan, informasi, wacana dunia dan sebagainya senantiasa berubah serta berkembang dan memang kita sudah merasakan tentang bagaimana sebuah perubahan itu.

Jika gerakan mahasiswa tidak mampu melakukan ijtihad gerakan maka, patut menjadi catatan bersama apa yang hari ini sedang terjadi di dunia mahasiswa adalah sebuah fenomena yang sangat menyedihkan, apakah memang betul hari ini dunia mahasiswa sedang mengalami dekadensi, tentu saja kita tidak terima dengan kata kemuduran pada masa kita hari ini, maka dari itu kita perlu melakukan sebuah gebrakan dan terobosan baru untuk bagaimana kita mampu membuat perubahan ke arah yang lebih baik.

Ada sebuah catatan yang perlu kita perhatikan untuk gerakan mahasiswa yang pertama sebuah gerakan tidak akan pernah besar dan energinya akan terkuras untuk suatu yang sia-sia jika memang tidak ada perubahan inovasi yang dilakukan, sekalipun dilakukan atas nama tuhan, bukankah sudah jelas dalam ayat suci Al-quran di surat Ar-Rad Allah tidak akan merubah suatu kaum jika kaum itu tidak mau mengubah keadaan diri mereka sendiri, maka sudah jelas ikhtiar perubahan gerakan itu perlu kita lakukan sebagai formulasi baru kita untuk mencapai perubahan yang lebih baik, kedua jika gerakan hanya lahir untuk gagal, bertahan hanya untuk seumuran jagung kemudian menghilang dengan meninggalakan banyak trauma dan korban sejarah itu akibat dari niat gerakan yang tidak mengatasnamakan kemanusiaan sehingga itu tidak akan ada perubahan yang lebih baik.

Mari kita lihat kebelakang bukankah era reformasi menutut adanya sebuah organisasi lebih transparan dan kredibel dalam pengelolaanya, bukan hanya untuk kalangan internal melainkan eksternal. Maka pada tahap inilah yang patut kita ambil sebagai mahasiswa yang hari ini hadir kita harus mampu memperbanyak ruang kreatif dan menejerial yang lebih tertata. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, harus ditangkap sebagai bentuk upaya perwujudan teknologi yang tepat guna atau berbasis jangka panjang sehingga nantinya kita mampu memberikan inovasi sebuah program yang bersifat jangka panjang untuk sebuah pencapaian lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image