Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Herbayu

Puisi

Sastra | Saturday, 06 Aug 2022, 21:23 WIB

Kita

Seketika, ingatan padamu hidup kembali

Menghidupkan momen-momen yang sengaja mati

Begitu juga kisah-kisah tersembunyi

Kisah Dirimu dan Diriku

Yang menjadikannya

"Kita"

Berbahagialah wahai langit utara

Bersyukurlah padamu karena telah melihatnya

Melihat gambaran yang telah lama

kusebut sebagai

“Dirimu ”

Tentang keberadaanmu, bagaikan bulan, menenangkan

Tentang senyumanmu, melahirkan simpati, empati

Tentang tatapanmu, membeku, menghentikan waktu

Tentang rambutmu, sungguh hitam, sekelam malam

Kepribadianmu adalah kemuliaan

Mulia seperti nama cantikmu

Makna nama berdasar keluasan ilmu

Yaitu, hanyalah Dirimu

Entah kenapa tak bisa kuhilangkan engkau dari anganku

Mengenai angan fana seorang bidadari

Bidadari yang sanggup menggapai dimensi mimpi

Yaitu, hanyalah Dirimu

Kehadiranmu selalu membawa aura sayang nan kasih

Hari-hari bersamamu bagai pawai-pawai cinta

Cinta yang mampu mengubah monokrom menjadi penuh warna

Yaitu, hanyalah Dirimu

Berbahagialah wahai langit selatan

Bersyukurlah padamu karena telah menyaksikan

Menjadi saksi pembacaan puisi ini

Yang dibaca oleh

“Diriku ”

Tentang keberadaanku

Sebagai janji masih menunggu darimu

Bersama kesetiaan yang menanti

Demi melengkapi

menyempurnakan puisi ini

Yaitu puisi

“Kita ”

Yogyakarta, 27 Maret 2021

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image