Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Masruhin Bagus

Jangan Mengeluh, Hidup Penuh Keajaiban

Curhat | Saturday, 06 Aug 2022, 16:26 WIB

There are two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle. (Albert Einstain)

sad-image source:pixabay

Ada dua cara menjalani kehidupan ini. Satu, menjalani hidup serasa tidak ada keajaiban dalam hidup ini. Yang kedua, adalah menjalani hidup seolah-olah segala sesuatunya adalah keajaiban, mukjizat di mana-mana.

Sepakat!, hidup tergantung bagaimana cara menjalani kehidupan. Saya sepakat dengan kata mutiara di atas. Ini merupakan nasihat baik, yang patut kita renungkan. Ada dua pilihan cara dalam menjalani kehidupan, yang keduanya saling bertentangan. Pertama, menganggap kehidupan yang serba sempit dan rumit, penuh masalah dan tidak ada solusi. Tidak ada keajaiban-keajaiban. Kedua, semua yang terjadi dalam kehidupan kita sudah ada yang mengatur, sudah ada solusinya, hidup menjadi mudah dan luas. Keajaiban-keajaiban dimana-mana.

Dalam menjalani kehidupan seringkali kita dihadapkan pada masalah yang datang silih berganti. Hidup menjadi rumit dan sempit. Ada pula yang menjalani kehidupannya dengan penuh kebahagiaan seolah tidak pernah ada masalah. Mengapa demikian? Jawabanya, tergantung bagaimana kita menjalani dan menyikapi masalah. Memilih menjalani kehidupan yang pertama atau cara yang kedua.

Dari sisi bahasa kata masalah memiliki persamaan kata; kesulitan, kerumitan, kesukaran, kesusahan, kesengsaraan, perkara, dan persoalan. Sedangkan lawan katanya adalah jawaban, kemudahan, kebahagiaan, dan solusi. Hidup kita tidak lepas dari beberapa kosa kata tersebut. Yaitu kesulitan dan kemudahan, kesengsaran dan kebahagian, persoalan dan jawaban. Begitulah hidup, saling berpasangan. Hal ini senada dengan firman Allah, Fainna Maal Usri Yusro, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Sebagai Muslim yang beriman, tentu kita harus yakin, Allah maha mengatur, Allah sudah menjamin, bahwa Allah yang memberikan masalah, Allah yang memberikan kesulitan, maka Allah pula lah yang akan memberikan kemudahan dan membantu menyelesaikannya. Allah sudah memberikan satu paket soal beserta kunci jawabannya.

Ketika kita dihadapkan pada suatu masalah atau kesulitan hidup, seperti terlilit hutang, rumah tangga berantakan, anak tidak terurus, ditimpa sakit, hidup miskin serba kekurangan, keinginan yang belum terwujud, dan lain sebagainya, kita tidak perlu berkeluh kesah berlebihan. Bahkan sampai merasa hidup tidak berguna atau hidup tidak adil padanya. Maka, kembali lagi, Allah sudah memberikan satu paket soal dan jawabannya, bersama kesulitan ada kemudahan. Semua persoalan dan masalah yang kita hadapi, kita kembalikan kepada Allah untuk dimudahkan dan diselesaikan.

Jawaban dan kemudahan seperti apa yang kita inginkan? Terserah Allah berkehendak atas ikhtiar dan doa kita. Dan Allah mewujudkan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Boleh jadi apa yang jalani saat ini adalah sebuah jawaban, boleh jadi kehidupan yang kita jalani saat ini adalah sesuatu yang kita butuhkan dan terbaik untuk kita.

Jika kehidupan yang terjadi saat ini dianggap sebuah kesulitan, maka kita harus yakin bahwa Allah juga menyediakan kemudahan. Kita pasti bisa melewatinya. Akan ada keajaiban dimana-mana. Bukankah Allah tidak akan memberikan ujian atau kesulitan diluar batas kemampuan hambanya? Anggaplah Allah sedang memperhatikan kita, Allah sedang menguji keimanan kita.

Kalau Allah sedang memperhatikan kita, kalau Allah sedang memberikan masalah kepada kita, maka sikap terbaik kita adalah berterima kasih kepada Allah. Ya, berterima kasih dengan bersyukur, bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah anugerah. Pemberian dari Allah SWT.

Lalu, apa yang kita keluhkan, kalau semua masalah sudah ada jawabannya. Apa yang kita sedihkan kalau Allah bersama kita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image