Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image fachryan

Resensi Dunia Sophie

Sejarah | Friday, 26 Nov 2021, 08:31 WIB

DUNIA SOPHIE

Judul : Dunia Sophie

Penulis : Jostein Gaarder

Terbit : Juni 2021 (Cetakan XVI)

Tebal : 800 halaman

Penerbit : Penerbit Mizan

Peresensi : Muhammad Fachryan Mahdavikia/135/Farmasi C

Filsafat memang dianggap sebagai disiplin ilmu yang berat dan sulit untuk dipelajari bagi sebagian orang. Akan tetapi, hal itu berhasil dikemas ke dalam bentuk yang berbeda dalam buku Dunia Sophie karya seorang penulis novel dan literatur anak asal Norwegia bernama Jostein Gaarder. Dunia Sophie memberikan bumbu filsafat nonfiksi berwujud fiksi yang dibalut secara menarik juga unik. Novel 800 halaman ini, menjadi salah satu novel filsafat terlaris di dunia, bahkan sudah menempati best seller Internasional dan diterjemahkan ke dalam 60 bahasa, salah satunya bahasa Indonesia. Novel ini terdiri dari 36 bab yang membahas terkait sejarah filsafat hingga abad ke-20 melalui tokoh Sophie. Novel ini memang terbilang mempunyai halaman yang tebal, tetapi itu bisa dikatakan terlalu singkat untuk menjelaskan sejarah yang cukup panjang. Maka dari itu, dapat dikatakan buku ini tidak sepenuhnya membuat pemahaman akan filsafat lebih mendalam sebab Dunia Sophie hanya condong memberikan dasar-dasar menarik terkait filsafat. Barangkali hal tersebut sengaja dilakukan agar kita selaku pembaca terdorong untuk membaca buku yang lainnya.

Novel Dunia Sophie adalah hasil karya Jostein Gaarder yang lahir pada tahun 1952 di Oslo, Norwegia. Novel Dunia Sophie merupakan novel filsafat yang berisi tentang sekumpulan pemikiran-pemikiran dari berbagai filosofi dunia. Novel Dunia Sophie merupakan suatu bentuk media komunikasi dimana penyampaian pesan-pesan filsafatnya dikemas dengan bahasa yang ringan dan menarik sehingga membantu para penmbaca yang ingin mempelajari filsafat dengan bahasa yang ringan sehingga mempermudah penerimaan pesan yang hendak disampaikan oleh Novel Dunia Sophie kepada pembaca serta dapat dipahami dengan baik. Novel Dunia Sophie untuk dapat memahaminya tidak hanya diperlukan suatu pengertian dan pemahaman yang cukup akan bahasa yang disediakan di dalam teks, tetapi juga pembaca harus mampu mencari makna dibalik teks tersebut sehingga memunculkan persepsi baik persepsi yang sesuai dengan apa yang dikatakan para filosof melalui teks tersebut maupun persepsi yang menolak pemikiran para filosof tersebut.

Awal mula Sophie mempelajari sejarah disiplin Filsafat, yaitu saat dirinya membuka secarik amplop tersebut dan membaca isi dari surat itu yang bertajuk “Apakah Filsafat itu?” Mulai dari kejadian itulah, Sophie semakin mengetahui dan memahami terkait Filsafat. Selain itu, dijelaskan pula bahwa hal pertama kali yang dilakukan untuk menjadi seorang filsuf adalah rasa dengan rasa keingintahuannya. Hal itu karena tidak sedikit teka-teki yang dapat terselesaikan dengan rasa keingintahuan seseorang.Hari berlanjut, Sophie mendapatkan banyak surat yang tak bernama–memberikannya pelajaran mengenai sejarah Filsafat. Dengan rasa keingintahuannya, memicu Sophie untuk membalaskan surat tersebut. Namun, dirinya merasa bingung dan segala pertanyaan di otaknya di mana dirinya harus mengirimkan surat ini kembali. Akhirnya, Sophie hanya meletakkan surat balasan tersebut di kotak pos surat rumahnya dengan harapan ada tuan misterius yang hendak mengambil suratnya. Berbagai kejadian tersebut justru membuat Sophie terlihat sedikit aneh di hadapan sang ibu, terlebih Sophie acap kali menyendiri di kamarnya sambil membaca surat-surat misterius tersebut. Rasa penasaran dan keingintahuan Sophie untuk segera berjumpa dengan tuan filsuf misterius melahirkan ide. Singkatnya, Sophie menaruh surat tersebut di mulut anjing, lalu mengikuti anjing tersebut berjalan dan membawa surat tersebut. Dengan keberaniannya, melewati hutan dan danau yang terbilang besar, sampailah Sophie dan anjing tersebut pada sebuah gubuk tua yang diyakininya sebagai kediaman dari tuan filsuf misterius yang kerap mengirimkan surat berisikan sejarah filsafat. Kemudian, Sophie memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam gubuk tua itu dan memang benar bahwa di dalamnya memuat beberapa amplop surat yang hendak dikirim untuk Sophie. Namun, tak lama setelah itu, ia mendengar bahwa ada suara orang yang menghampiri gubuk tersebut. Sophie segera berlari ke luar dari gubuk dengan membaca beberapa surat yang ia lihat tadi. Sophie saat itu pun merasa bersalah. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh Sophie dan tuan filsuf misterius itu selanjutnya? Ikut kisah selengkapnya dengan membaca novel Dunia Sophie karya Jostein Gaarder dan kalian juga akan mendapati berbagai pelajaran mengenai Filsafat.

Kelebihan buku ini adalah memaparkan setiap pemikiran filsuf dari setiap era, mulai dari klasik hingga kontemporer menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang yang sama sekali belum pernah belajar filsafat. Kekurangan buku ini adalah alurnya yang terlalu berbelit-belit membuat pembaca menjadi bosan. Buku ini kurang daftar istilah atau glosarium dan terjemahan berbagai kata atau istilah asing yang berasal dari para filsuf. Barangkali apabila ditambahkan footnote atau catatan kaki yang menjelaskan beberapa kata atau istilah asing tersebut, akan memudahkan pembacanya dalam memahami dan membaca buku ini.

Dalam novel Dunia Sophie, kita seakan membaca novel sekaligus mengenal dan memperdalam sejarah filsafat, serta kita akan disuguhkan dengan bermacam pertanyaan seorang filsuf yang mana segala pertanyaan itu mengacu pada pemikiran rasional. Dengan kata lain, pembaca akan berpikir secara logis sesuai akal pikiran yang dimilikinya. Menurut pengalaman saya, setelah membaca buku ini pembaca seakan berpikir layaknya seorang detektif yang berupaya untuk menerka atau menduga-duga terkait apa yang akan terjadi pada bab-bab berikutnya, sampai akhirnya pun secara tidak sadar kita telah menyelesaikan novel ini dan mempelajari banyak ilmu filsafat, salah satunya mencari tahu kebenaran akan kehidupan ini.

Muhammad Fachryan Mahdavikia

Mahasiswa Farmasi

Universitas Muhammadiyah Malang

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image