Mencari Jalan Sunyi
Sastra | Saturday, 06 Aug 2022, 09:59 WIBDengan kesibukannya sendiri-sendiri orang-orang itu lupa dengan sekitarnya. Menyapa tak akan lagi menyenangkan bagi mereka, fikirnya kepentingan adalah yang paling utama. Aku pernah bertemu dengan seseorang yang sangat tenang. Tidak pernah terganggu dengan apapun, bahkan suara burung yang berkicau. Orang-orang itu lupa bahwa ada yang lebih menyenangkan selain kesibukan, yaitu kesenangan. Mungkin kesenangan menurut mereka adalah mengejar sesuatu yang tidak pasti. Aku lupa dengan semua kejadian yang ku alami selama ini. Bagiku semuanya sama saja tidak ada yang menyenangkan dan menyedihkan. Liar, fikirku ketika aku mencari kesungguhan dalam batinku. Ku ajak kaki ini berjalan menemui orang-orang itu, tapi otak ku menghentikannya lalu berkata, untuk apa mengikuti arus yang membosankan. Aku pun terdiam di seberang jalan sambil melihat penjual balon yang tak sedih walau semua balonnya terbang tertiup angin. Mungkin baginya melihat balon-balon terbang lebih mengasyikkan daripada harus pulang kerumah tanpa membawa uang sepeserpun. Bukan hanya ia yang senang melihat balon terbang, mungkin anak-anak kecil disekitarnya pun ikut merasa senang walau tahu tidak mungkin ada manusia bodoh yang membiarkan saja balon itu terbang dengan sendirinya. Aku terbangun dari duduk ku lalu mulai berjalan menjauhi kerumunan, berusaha berlari tapi oatak ku kembali mengingatkan, buat apa berlari mungkin nanti kaki ini bisa tersandung. Mencari ketenangan dan jalan damai tidak harus terburu-buru. Kau bisa berjalan kemana saja. Melawati jalan apapun yag kau suka agar mendapatkannya. Jalan terjal, berkerikil, dan berlubang lebih menyenangkan bukan. Coba kembali lagi kebelakang. Dimana tempatmu berasal, mungkin kau terlahir di dunia yang sepi tanpa hingar bingar yang membosankan. Kembalilah hidup seperti itu, seperti yang kau mau, liar dan bebas, tanpa hukuman.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.