Resensi Buku: Pengorbanan dan Perjuangan
Sejarah | 2021-11-25 22:17:46Identitas Buku
Judul Buku : Untung Surapati
Penulis : Sri Wintala Achmad
Penerbit : Araska Publisher
Tahun terbit : 2019
Kota terbit : Bantul, D.I Yogyakarta
Jumlah halaman : 264 halaman
ISBN : 978-623-7145-09-7
Harga buku : Rp. 59.000;00
Buku yang berjudul Untung Surapati ini berjenis non fiksi. Buku Untung Surapati merupakan karya dari seorang penulis cerpen, puisi, novel, filsafat, budaya Jawa, dan sejarah yang bernama Sri Wintala Achmad. Buku ini menyajikan tentang biografi, perjuangan, keturunan, dan asal usul seorang pahlawan nasional bernama. Dengan 264 halaman, buku ini menjadi favorit bagi pecinta sejarah yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Untung Surapati yang tergolong masih minim kisah perjuangannya dan memuat tentang ilmu pengetahuan sosial.
Di awal buku Untung Surapati ini menjelaskan tentang Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan, lebih tepatnya tahun 1254-1292 dikuasai oleh tiga kerajaan terbesar di wilayah Nusantara yakni Sriwijaya, Singhasari, dan Majapahit. Namun dalam pelajaran sejarah, hanya Sriwijaya dan Majapahit yang berhasil menguasai wilayah Nusantara. Dari 3 kerajaan terbesar inilah yang dapat menyebabkan beberapa pertempuran yang melibatkan banyak pahlawan nasional termasuk Untung Surapati.
Pada halaman selanjutnya mengisahkan pada tahun 1613-1645, tanah Jawa dikuasai oleh Sultan Agung. Sultan Agung adalah seorang raja dari Mataram Islam. Pada masa pemerintahannya, Sultan Agung tergolong raja yang berjaya dengan menguasai sebagian besar wilayah Jawa. Dibandingkan dengan raja-raja lainnya seperti Raja Kertanegara, Sultan Agung lebih memiliki spirit dalam menguasai Bumi Nusantara. Namun rintangan dari VOC (Vereenigde Oostindhische Compagnie) yang bertempat di Batavia sejak 13 Mei 1619 membuat Sultan Agung gagal menguasai Kesultanan Banten.
Nama asli dari Untung Surapati adalah Surawijaya. Sejarah perubahan nama menjadi Untung Surapati yakni pada saat menjadi budak sering membuat tuannya memberikan keuntungan. Hingga akhirnya diberikan nama Untung. Nama Surapati didapatkan saat adanya pertempuran dengan pasukan di sebuah hutan. Pasukan ini mempunyai panglima yang bernama Surapati. Pertempuran ini menyebabkan kematian Surapati dengan seluruh pasukannya. Maka dari itu nama Surapati diberikan kepada Untung. Akhirnya nama Surawijaya berganti menjadi Untung Surapati.
Di dalam buku ini juga membahas perseteruan VOC yang berlanjut hingga ke pemerintahan Kasunanan Kartasura. Mulai dari hubungan yang renggang antara Sunan Amangkurat II selaku raja Kasunanan Kartasura hingga melibatkan Untung Surapati selaku panglima perang kerajaan untuk mensiasati VOC. Untuk menyelamatkan Untung Surapati dari tangan VOC, Sunan Amangkurat II membuat siasat. Mengangkat Untung Surapati sebagai panglima perang Kartasura untuk menundukkan Pasuruhan yang dikuasai oleh Anggajaya. Sesudah berhasil menundukkan Anggajaya, Untung Surapati menjadi penguasa Pasuruhan bergelar Tumenggung Wiranagara (Hal. 13).
Lahirnya Untung Surapati juga dijelaskan di dalam buku ini. Untung Surapati lahir di Bali pada 1660. Saat masih berusia 7 tahun, Untung Surapati sudah dijual menjadi budak kepada keluarga Edele Heer Moor setelah dijual Kapten van Berber dari Makassar. Saat Untung Surapati sudah menjadi remaja, ia menjalin hubungan dengan Suzanne. Suzanne adalah anak dari Edele Heer Moor, tuan dari Untung Surapati.
Pada saat menjalin kasih inilah Untung Surapati melakukan pemberontakan untuk VOC dengan memperalat Suzanne. Untung meminta barang-barang berharga kepada kekasihnya dan Suzanne pun mau untuk memberikannya. Tetapi barang-barang dari Suzanne tidak untuk Untung Surapati melainkan untuk orang pribumi. Akibat dari menjalin hubungan dengan Suzanne, Untung Surapati dijebloskan dalam penjara oleh Edele Heer Moor. Saat di dalam penjara, Untung bertemu dengan budak-budak kolonial. Dalam penjara tersebut, Untung menawarkan untuk melakukan perlawanan terhadap VOC dan melarikan diri.
Awal mulanya penawaran tersebut tidak disetujui oleh budak-budak mengingat kebanyakan dari mereka sudah banyak yang berumur dan lemah. Namun, Untung terus membakar semangat dalam perlawanan VOC hingga akhirnya hampir semua budak menyetujui usulan tersebut kecuali seseorang yang tidak bisa ikut karena sudah lemah.
Setelah itu berbagai pemberontakan dimulai dari dalam hingga luar penjara, tetapi cara tersebut tidak membuahkan hasil. Kemudian berlanjut pada Perang Suksesi I dan II yang membuat jatuhnya banyak korban. Berlanjut pada peperangan melawan Kapten Tack yang membunuh para kompeni dari Belanda. Bahkan Kapten Tack yang ditunjuk menjadi ketua dalam peperangan melawan Untung Surapati tewas dalam peperangan ini. Hingga pada peperangan Bangil pada 1 Oktober 1706 menewaskan seorang Untung Surapati
Kelebihan dari buku ini adalah menyajikan sebuah biografi, asal-usul, perjuangan, dan pengorbanan seorang Untung Surapati. Selain itu buku ini mengisahkan kejadian yang dialami Untung Surapati dengan runtut dan rinci dari mulai awal menjadi budak, panglima perang hingga menjadi raja di kerajaan. Kelemahan dari buku ini yakni sering terdapat kesalahan dalam pengetikan yang ada di beberapa pembahasan. Selain itu masih banyak penggunaan kata kias yang masih belum bisa dipahami tetapi tidak diberikan penjelasan terkait hal tersebut.
Kesimpulan yang dapat diambil dari cerita pahlawan nasional Untung Surapati ini adalah sebuah kegigihan perjuangan yang tidak takut mati dan pengorbanan yang sudah dilakukan sampai nyawanya dikorbankan untuk melawan pasukan kolonial dalam masa penjajahan.
Buku ini juga mengajarkan kepada generasi muda untuk selalu menanamkan rasa nasionalisme dan mentauladani sikap yang tidak takut mati untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Buku ini sangat direkomendasikan untuk seorang penyuka sejarah karena cerita dari tokoh Untung Surapati yang sangat detail.
Peresensi :
Nama : Aditya Tegar Kusuma Ariyuda
Mahasiswa : Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Program Studi : Farmasi
Dosen Pembimbing : Dr. Daroe Iswatiningsih, M.Si.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.