Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Illiza Sa'aduddin Djamal Pompa Semangat Berpolitik Kaum Perempuan

Politik | Tuesday, 02 Aug 2022, 12:25 WIB
Hj. Illiza Sa'aduddin Djamal memberikan motivasi politik bagi sejumlah kader PPP Nagan Raya dan kaum perempuan di Kantor PPP Kabupaten Nagan Raya, Selasa, 26/07/2022. Foto Istimewa.

Nagan Raya - Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, anggota Komisi X Fraksi PPP DPR RI memompa semangat kaum perempuan untuk berpolitik di kantor PPP Nagan Raya beberapa hari lalu, agar dinamika sosial dan politik di Nagan Raya dan Aceh pada umumnya dapat berjalan seimbang, Hal itu ia sampaikan saat berkunjung ke kantor PPP Nagan Raya, Aceh.

Politisi yang menapaki karir politiknya dari kursi DPR Kota Banda Aceh. Dan ia berhasil mengeyam selama dua periode. Tidak saja anggota parlemen, ia juga sukses menjabat wakil walikota bahkan posisi Wali Kota Banda Aceh. Atas karir politiknya itu Illiza kemudian berbagi pengalaman kepada pengurus PPP Nagan Raya terutama kaum perempuan, untuk tidak takut ikut terjun ke dunia politik.

“Stigma yang dimunculkan politik itu jahat, kalau kita takut berpolitik maka orang orang tidak baiklah yang akan menguasai dunia politik. kita perempuan tentunya jangan lupa meminta pendapat suami dalam terjun ke dunia politik,” papar Illiza, mantan Walikota Banda Aceh.

Ia optimis kejayaan PPP di Nagan Raya masa lampau (PPP pernah memimpin DPRK Nagan Raya) akan kembali terulang, dengan semangat para kader dan simpatisan PPP Nagan Raya.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik (partai politik) dan Undang-undang No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Dalam konteks lokal (Aceh) Undang Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) pasal 75.2 menyebutkan bahwa pendirian partai politik lokal harus melibatkan minimal 30 persen keterwakilan kaum perempuan.

Menurut Hj. Illiza Sa'aduddin Djamal, hanya ada dua tempat di mana perempuan tidak boleh memimpin, pertama rumah tangga, kedua imam shalat. Kedua tempat ini bukan tempatnya perempuan untuk memimpin. Tapi dalam sosial masyarakat, laki-laki dan perempuan memiliki tempat yang sama di sisi Allah Swt.

Dahulu Ratu Sri Ratu Safiatuddin juga dikelilingi ulama-ulama, ia juga seorang pemimpin hebat Aceh di masanya. Bahkan Sri Ratu Safiatuddin saat itu tidak hanya memimpin satu wilayah Aceh. Tapi memimpin sampai Asia Tenggara.

Allah tidak pernah melihat apakah dia laki-laki atau perempuan, yang Allah lihat adalah orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang beriman.

Namun demikian keterlibatan dan partisipasi politik perempuan dalam politik formal juga sangat dipengaruhi oleh sistem perpolitikan yang menguasai suatu negara. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image