Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Febiani Tsalsabila.R

Inflasi di Indonesia Saat Ini dan Cara Menekan Laju Inflasi

Bisnis | Tuesday, 02 Aug 2022, 00:51 WIB

Saat ini kata Inflasi sedang hangat menjadi bahan pembicaraan di Indonesia setelah adanya kabar peningkatan tingkat inflasi yang dikemukakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani belum lama ini. Dikutip dari cnbc Indonesia, Sri Mulyani mengatakan bahwa "Laju inflasi menunjukkan tren meningkat," pada Senin (1/8/2022).

“Sri Mulyani menyebut peningkatan tren inflasi ini tidak lepas dari kenaikan harga komoditas dunia serta gangguan pasokan pangan. Pada Juli, laju inflasi tercatat 4,94% year on year (yoy) meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.”

"Bahkan posisi inflasi akhir triwulan pertama masih pada tingkat 2,64%," jelasnya. Walaupun begitu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan kalau inflasi inti nasional masih tetap terjaga pada level 2,86% yoy selaran dengan upaya Bank Indonesia (BI) memastikan ekspektasi inflasi.

Peningkatan level inflasi belakangan ini tentu membuat banyak masyarakat menjadi was-was dan khawatir akan nasib nilai mata uang yang ditakutkan akan semakin melemah dan membuat berbagai harga kebutuhan pokok jadi mengalami kenaikan. Jika dilihat kebelakang, memang nilai inflasi cenderung ada kenaikan beberapa persen.

Berdasarkan data dari katadata.com, diketahui kalau tingkat inflasi tahunan Indonesia di bulan Juni 2022 lalu juga menginjak angka 4,35% (year-on-year/yoy). Tingkat inflasi itu juga turut menjadi yang tertinggi sejak Juni 2017 lalu berdasarkan dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Masih menurut BPS, inflasi Indonesia di bulan Juni 2022 terjadi disebabkan oleh kenaikan harga pada sebagian besar kelompok pengeluaran. Tingkat inflasi tertinggi darang dari bagian makanan, minuman serta tembakau dengan tingkat 8,26% (yoy).

Masih berdasarkan data dari katadata.com, “Untuk jenis komoditas yang terkena kenaikan harga pada Juni 2022 lalu, diantaranya bawang merah, cabai merah, rokok kretek filter, cabai rawit, telur ayam ras, tomat, kangkung, kol putih/kubis, cabai hijau, sawi putih/pecay/pitsai, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, sabun detergen bubuk/cair, dan tarif angkutan udara. Sedangkan untuk komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain daging ayam ras, ikan segar, minyak goreng, daging sapi, bawang putih, ayam hidup, dan perhiasan seperti emas”.

Walaupun Sri Mulyani mengatakan kalau tingkat inflasi di Indonesia masih dalam batas aman, namun apabila ini terus berlanjut tentu akan berdampak negative untuk berbagai sector dan berimbas pada kenaikan harga bahan pokok. Walaupun begitu tetap terdapat berbagai Langkah untuk mengurangi tingkat inflasi di Indonesia.

Seperti yang dikemukakan oleh Atmadja dalam jurnalnya yang berjudul “Inflasi di Indonesia: Sumber-sumber Penyebab dan Pengendaliannya”, terdapat beberapa cara mengendalikan tingkat inflasi di Indonesia, diantaranya:

1. Meningkatkan Supply Bahan Pangan

Meningkatkan supply bahan pangan bisa dilakukan dengan lebih mempusatkan perhatian pada perkembangan di sektor pertanian, terutama pada sub sektor pertanian pangan. Modernisasi teknologi serta metode pengolahan lahan, dan juga peluasan lahan pertanian juga harus dilakukan untuk menaikan tingkat produksi bahan pangan demi tercipta swasembada pangan.

2. Mengurangi Defisit APBN

Mungkin dalam masa krisis ekonomi mengurangi defisit APBN tidak dapat dilaksanakan, tetapi dalam jangka panjang (setelah krisis berlalu) harus dilakukan. Untuk mengurangi defisit anggaran belanja, pemerintah harus bbisa menaikan penerimaan rutinnya, apalagi pada sektor pajak dengan benar dan tepat karena hal tersebut juga bisa menekan tingkat excess demand.

3. Menambah Cadangan Devisa

Pertama, harus memperbaiki posisi neraca perdagangan luar negeri (current account), apalagi untuk perdagangan jasa, agar tidak harus selalu defisit. Dengan begitu nantinya cadangan devisa nasional juga bisa mengalami peningkatan. Selain itu, diharuskan untuk menaikan kinerja ekspor, sehingga net export agar tetap meningkat.

Kedua, diperlukan usaha untuk mengurangi ketergantungan industri domestic pada barang-barang luar negeri, misalnya dengan berfokus pembangunan pada industri hulu yang mengolah sumber daya alam yang tersedia di dalam negeri untuk dipakai sebagai bahan baku bagi industri hilir. Selain itu juga perlu dikembangkan industri yang dapat memproduksi barang-barang modal untuk industri di dalam negeri.

Ketiga, merubah sifat industri dari yang tadinya substitusi impor untuk yang lebih bersifat promosi ekspor, agar terjadi efisiensi pada sektor harga dan meningkatkan net export.

Keempat, membuat industri yang dapat memberikan nilai tambah yang tinggi serta mempunyai kandungan komponen lokal yang juga relatif tinggi.

4. Memperbaiki dan Meningkatkan Kemampuan Sisi Penawaran Agregat

Pertama, mengurangi kesenjangan output (output gap) dengan cara menaikan kualitas sumberdaya pekerja, modernisasi teknologi produksi, dan juga membangun industri manufaktur nasional agar nantinya ada peningkatan kinerjanya.

Kedua, memperlancar jalur distribusi barang nasional, agar mencegah adanya kesenjangan penawaran dan permintaan di tingkat regional (daerah). Ketiga, menstabilkan tingkat suku bunga dan menstabilkan perbankan nasional, hal itu dilakukan demi mendukung laju proses industrialisasi nasional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image