Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Thresia Antiq

Bagaimana Climate Change Mempengaruhi Mental Health?

Gaya Hidup | Tuesday, 19 Jul 2022, 14:39 WIB

Perubahan iklim (Climate Change) mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca yang bertindak seperti selimut yang melilit bumi, menjebak panas matahari dan menaikkan suhu. Contoh emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim termasuk karbon dioksida dan metana misalnga berasal dari penggunaan bensin untuk mengendarai mobil atau batu bara untuk memanaskan gedung. Pembukaan lahan dan hutan juga dapat melepaskan karbon dioksida. Tempat pembuangan sampah merupakan sumber utama emisi metana.

Gangguan kesehatan mental (mental health) adalah penyakit yang dapat didiagnosis seperti depresi dan gangguan kecemasan. Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kesehatan mental mencakup lebih dari tidak adanya gangguan mental. Berada dalam kesehatan mental yang baik berarti mampu menyadari kemampuannya, mengatasi tekanan hidup yang normal, mengalami keadaan sejahtera di mana individu menyadari kemampuannya sendiri, untuk bekerja secara produktif dan mampu membuat kontribusi bagi komunitas mereka. Baik pemicu maupun konsekuensi dari perubahan iklim dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental dan mengancam kesejahteraan emosional.

Beberapa bukti bisa menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Beberapa bukti terkuat ada pada hubungan antara suhu tinggi dan efek kesehatan mental yang negatif. Suhu panas telah berulang kali dikaitkan dengan peningkatan kejahatan kekerasan yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Temperatur yang tinggi juga dapat menyebabkan kualitas tidur yang lebih buruk dan berkurangnya kemampuan untuk bekerja, yang menyebabkan kerugian ekonomi, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Pengalaman peristiwa cuaca ekstrim seperti banjir atau badai telah dikaitkan dengan peningkatan prevalensi depresi, gangguan stres pasca trauma dan gangguan kecemasan lainnya. Peristiwa cuaca ekstrem juga dapat berdampak negatif terhadap ekonomi, misalnya jika bisnis seseorang hancur, yang pada gilirannya mengancam kesehatan mental.

Konsekuensi lain dari perubahan iklim seperti perpindahan dan migrasi dan akses yang tidak memadai ke makanan dan air dapat secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kesehatan mental. Mereka juga mengancam kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pada prinsipnya, setiap konsekuensi perubahan iklim yang dapat membawa penyakit fisik juga dapat memiliki implikasi kesehatan mental, mengingat keduanya terkait erat, melalui berbagai mekanisme, seperti kehilangan pekerjaan, ketidakmampuan untuk membayar perawatan kesehatan, atau perasaan kehilangan kontrol.

Juga, beberapa penyebab perubahan iklim memiliki efek lain yang telah dikaitkan dengan kesehatan mental. Kualitas udara yang buruk akibat pembakaran bahan bakar fosil dapat memiliki hasil kesehatan mental yang negatif. Kebisingan lalu lintas juga dapat menjadi stresor kesehatan mental dan kendaraan bertenaga bahan bakar fosil lebih berisik daripada kendaraan listrik dan transportasi aktif seperti berjalan kaki atau bersepeda.

Mengatasi perubahan iklim, yaitu menghilangkan akar penyebab dampak negatif kesehatan mental, perlu menjadi solusi pamungkas. Meskipun sebagian besar pemerintah memiliki kebijakan untuk membantu mengatasi perubahan iklim, kebijakan ini tidak akan menghasilkan tingkat pengurangan gas rumah kaca yang diperlukan. Hal ini membutuhkan pelacakan dampak perubahan iklim terhadap kesehatan mental, mengumpulkan data yang sesuai, menggunakan metrik untuk menghitung biaya kesehatan mental yang terkait dengan perubahan iklim dan membuat jaringan untuk memperjuangkan topik ini. Pada akhirnya, solusi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim perlu dipilih yang memaksimalkan manfaat lain dan menghindari konsekuensi negatif bagi kesehatan mental. Juga, pendanaan dan sumber daya yang tepat perlu disediakan untuk mencegah dan menangani masalah kesehatan mental yang terkait dengan perubahan iklim. Bahkan dengan kebijakan yang paling ambisius, perubahan iklim lebih lanjut sekarang tidak dapat dihindari, tetapi dapat diminimalkan mengingat umur panjang gas rumah kaca di atmosfer.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image