Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Selsya Billa

INDIKATOR KEBERHASILAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI NEGARA INDONESIA

Politik | Sunday, 03 Jul 2022, 20:06 WIB

Indikator keberhasilan merupakan suatu alat ukur untuk mengetahui kondisi ataupun perkembangan pencapaian prestasi dalam hidup. Indikator Keberhasilan Pembangunan dikelompokkan menjadi tiga indikator yaitu : Indikator Moneter, Indikator Nonmoneter dan Indikator Campuran.

1. Indikator Moneter

- Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita merupakan indikator yang paling sering digunakan sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk suatu Negara. Pendapatan per kapita itu sendiri merupakan indikator atas kinerja perekonomian secara keseluruhan. Pendapatan per kapita adalah indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi penduduk suatu negara.

- Kelemahan Umum Pendekatan Pendapatan per Kapita

Salah satu kelemahan mendasar dari pendapatan per kapita sebagai sebuah indikator pembangunan terletak pada ketidakmampuannya untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara utuh. Sering kali adanya kenaikan pendapatan per kapita suatu negara tidak disertai oleh perbaikan kualitas hidup masyarakatnya.

- Kelemahan Metodologis Pendekatan Pendapatan perkapita

Secara metodologis, pendapatan perkapita sebagai indeks yang menunjukkan perbandingan tingkat kesejahteraan antar masyarakat ternyata memiliki kelemahan. Kelemahan itu timbul karena pendekatan ini mengabaikan adanya perbedaan karakteristik antar negara, misalnya struktur umur penduduk, distribusi pendapatan masyarakat, kondisi sosial- budaya, dan perbedaan nilai tukar (kurs) satu mata uang terhadap mata uang yang lain.

2. Indikator Non-Moneter

- Indikator Sosial

Beckerman dalam International Comparisons of Real Incomes (1966) Mengelompokkan berbagai studi mengenai metode untuk membandingkan Tingkat kesejahteraan suatu negara ke dalam tiga kelompok:

a. Kelompok yang membandingkan tingkat kesejahteraan di beberapa negara dengan Memperbaiki metode yang digunakan dalam perhitungan pendapatan Konvensional. Usaha ini dipelopori oleh Colin Clark dan selanjutnya Disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis (1956).

b. Kelompok yang membuat Penyesuaian dalam perhitungan pendapatan nasional dengan Mempertimbangkan adanya perbedaan tingkat harga di setiap negara.

c. Kelompok yang membandingkan tingkat kesejahteraan setiap negara Berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter (nonmonetary indicators), Seperti jumlah kendaraan bermotor, tingkat elektrivikasi, konsumsi minyak, Jumlah penduduk yang bersekolah, dan sebagainya. Usaha ini dipelopori oleh Bennet.

- Indeks Kualitas Hidup

Pada tahun 1979, Morris D. Morris memperkenalkan satu indikator alternatif dalam mengukur kinerja pembangunan suatu negara yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH) atau Physical Quality of Life Index. Ada tiga indikator Utama yang dijadikan acuan pada indeks ini yaitu tingkat harapan hidup pada Usia satu tahun, tingkat kematian bayi.

3. Indikator Campuran

- Indikator Susenas Inti

Pada tahun 1992, Biro Pusat Statistik (BPS) mengembangkan suatu indikator kesejahteraan rakyat yang disebut Indikator Susenas Inti (Core Susenas). Indikator Susenas Inti ini merupakan indikator “campuran” karena Terdiri indikator sosial dan ekonomi. Indikator Susenas Inti ini meliputi Aspek-aspek sebagai berikut.

a. Pendidikan, dengan indikator: tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.

b. Kesehatan, dengan indikator: rata-rata hari sakit dan fasilitas kesehatan yang tersedia.

c. Perumahan, dengan indikator: sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan kualitas tempat tinggal.

d. Angkatan Kerja, dengan indikator: partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status pekerjaan.

e. Keluarga Berencana dan Fertilitas, dengan indikator: penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.

f. Ekonomi, dengan indikator: tingkat konsumsi per kapita.

g. Kriminalitas, dengan indikator: angka kriminalitas pertahun.

h. Perjalanan wisata, dengan indikator: frekuensi perjalanan wisata pertahun.

i. Akses ke media massa, dengan indikator: jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televisi.

- Indeks Pembangunan Manusia

Sejak tahun 1990, United Nations for Development Program (UNDP) Mengembangkan sebuah indeks kinerja pembangunan yang kini dikenal Sebagai Indeks Pembangunan Manusia atau IPM (Human Development Index). Nilai IPM ini diukur berdasarkan tiga indikator sebagai acuannya yaitu tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf, dan pendapatan riil per kapita berdasarkan paritas daya beli.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image