
Depok - Untuk mengatasi perbedaan penyelenggaraan hari raya Islam, dibutuhkan sistem kalender internasional. Tanpa adanya sistem tersebut, umat Islam terbelah pada pelaksanaan hari raya yang berbeda. Masalah krusial selalu pada pelaksanaan Idul Fitri dan Idul Adha, dua hari raya umat Islam di seluruh dunia.
"Muhammadiyah telah mendorong perlunya sistem kalender internasional untuk mengurangi potensi perbedaan kalender hijriah," kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Kota Depok, Dani Eka Putra, saat menerima kunjungan tim rapat kerja (raker) PCM Bojongsari pada 1 Juli 2022 di kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Depok.
Kunjungan itu juga diterima Ketua PDM Kota Depok, KH. Idrus Yahya dan Sekretaris PDM Ali Wartadinata beserta jajaran pimpinan lainnya. Dani Eka Putra menambahkan pelaksanaan ibadah dalam Islam erat kaitannya dimensi ruang dan waktu.
"Salah satunya terkait perintah untuk mengagungkan dan menjalankan sunah-sunah di bulan Dzulhijjah 1443 H," tuturnya.
Sementara, KH Idrus Yahya mengapresiasi kunjungan tim yang pada 17 Juli akan menyelenggarakan raker PCM Bojongsari. Dia berharap para pengurus memberikan pencerahan atas kiprah gerakan Muhammadiyah dan konsisten mendakwahkan Islam.
"Diharapkan raker PCM Bojongsari disusun berkesinambungan dan selaras dengan rencana kerja PDM Kota Depok," katanya.
Ketua PCM Bojongsari, Dr. Zamah Sari melaporkan perkembangan PCM Bojongsari yakni pembentukan ranting antara lain, Duren Seribu, Serua dan Pondok Petir. Selain itu, program lain yang telah dilakukan adalah studi banding ke Pekalongan, Jawa Tengah, pembentukan rumah dakwah Duren Seribu dan website PCM Bojongsari yang bisa diakses di www.pcmmuhammadiyahbojongsari.com.
"Dalam waktu dekat akan dibangun juga rumah dakwah Serua," kata Zamah Sari lebih lanjut.
PCM Bojongsari bekerja sama dengan pihak lain antara lain Yayasan Sekolah Al-Hasra dan Rumah Zakat. Bentuk kerja sama antara lain penyembelihan hewan kurban yang kemudian dikonversi dalam bentuk kornet. Semuanya akan didistribusikan ke daerah rawan ekonomi, antara lain Cibeteng dan Ciseeng, Bogor, Jawa Barat.
"PCM Bojongsari diibaratkan seperti bayi baru lahir, perlu arahan dan pendampingan dari PDM," tutup Zamah Sari sembari tersenyum. (*)
