Penulis :
Dr. Aida Azizah, S.pd., M.pd.
Ainun Nafisah
Konstatif adalah tuturan yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji benar atau salah dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia
Contoh :
Pada kutipan : "Eropa dan Asia, serta sekaligus turki berada dikawasan Timur Tengah Islam". Pada kalimat diatas tuturan tersebut dapat ditolak atau diterima.
lokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu.
Contoh : "saya hanya khawatir dia jatuh sakit". Maksud dari kutipan tersebut adalah teman fahmi menyampaikan kepada temannya bahwa ia khawatir ke dia (fahmi) jatuh sakit.
"kamu yakin dia masih dimasjid ? ". Maksud dari kutipan tersebut bahwa penutur memberi tahu kepada mitra tutur.
Ilokusi adalah tindak tutur yang dimaksud untuk melakukan sesuatu.
"sudah kamu pulang saja ke asrama"
Maksud dari kutipan diatas : Bahwa penutur tidak mau diganggu atau ingin menyendiri dan menyuruh teman-temannya untuk pulang ke asrama.
Representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan.
Contoh : "seperti dia tertidur". "Mungkin dia kelelahan. Tidak tahu sekarang sudah khatam Al-Quran yang keberapa?
Pada kutipan diatas : penutur melaporkan ke mitra tutur bahwa temannya kelelehan membaca Alquran.
Direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu.
"innalilahi.mi, fahmi, bangun mi, hidungmu berdarah mi!". Maksud kutipan tersebut penutur menyuruh mitra tutur untuk bangun dan membersihkan darahnya. "Innalilahi! Ali, coba lihat apa dia masih bernafas ?". Maksud kutipan diatas bahwa penutur meminta tolong ke mitra tutur agara dicek hidungnya. "Kita bawa dia kerumah sakit" maksud dari kutipan diatas bawa penutur meminta tolong agar dia dibawa rumah sakit.
Ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebut didalam tuturan itu.
"Dokter Khalid, dokter kampus sedang mengurus. Insyaallah, tidak ada masalah, semuanya ditanggung universitas", maksud kutipan diatas bahwa penutur menyanjung dengan tindakan itu.
"Kau jangan meremehkan para ulama, Li. Xggak usah yang salaf, terlalu jauh, yang agak dekat saja, Kya Munawwir Krapyak pemah tidak ke mana-mana, di Makkah, mungkin beliau iktikaf di Masjidil Haram, dan beliau menyelesaikan empat puluh kali khatam membaca Al-Qur'an tiga puluh juz dengan hafalan, alias bil ghaib tidak bin nadhar" maksud dari kutipan ini bahwa penutur menyatakan bahwa ia sanggup melakukan hal apa saja agar ia khatam.
