Logika Alu
Sastra | 2022-06-29 19:54:45(catatan bagi: Dr. Away Enawar dan Dr. Sunu Wasono)
pengalaman mistik
mewujud puitik
menjelma nuitik
maka: aku lirik
melirik
terik
***
Nongkrong dan makanlah di warteg, karena di situ segala kesabaran diuji, segala pemahaman dipampang, segala "arogan" orang lapar dipertontonkan, segala topik aktual dibahas tanpa moderator, tanpa menghadirkan para pakar.
Semua orang lapar yang berada di warteg adalah ahli yang membicarakan topik aktual itu tanpa arah tapi berhenti kecuali sendok terakhir telah menyuap mulutnya. Sementara si empunya warteg dengan keahlian matematika yang luar biasa, lebih hebat dari Quick Account, langsung menentukan harga yang mesti dibayar.
"Di warteg, tak pernah kulihat dan kudengar debat naiknya minyak goreng, cabai, harga jengkol sampai pakai acara sirammenyiram ke peserta bicara diskusi, lemparmelempar jengkol, apalagi lemparmelempar piring" cerita Mas Nakurat suatu ketika.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.