Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image taufik sentana

Bulan Pucat

Sastra | Sunday, 26 Jun 2022, 16:02 WIB
Dok. Pixabay

Tak ada hujan di matamu. Kotamu ditumbuhi asap. Asam menimpa ladang ladang. Sumur sumur lebar penggalian, mencari sumber mulia dan emas cair.

Akar hujan menyimpan dendam. Kesumat yang tak dibayar kontan. Anak anak kecil berjalan pincang. Pergi ke sekolah. Menyiapkan diri sebagai pekerja, modal SDM dan untuk kemakmuran.

Diam diam, ibu menyimpan wajah bulan yang pucat. Suatu kesepian dan kesangsian.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image