Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nancy syafa

Dinasti Politik

Politik | 2021-10-28 01:39:18

Dinasti politik bukanlah suatu hal yang baru di Indonesia. Data dari

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebelum Pemilihan Kepada

Daerah (Pilkada) serentak tahun 2015 menunjukkan terdapat politik dinasti

di 61 wilayah di Indonesia atau 11 persen dari total wilayah Indonesia

(Nugroho 2016). Angka ini terus bertambah hingga tahun 2020 ini. Nagara

Institute dalam publikasi risetnya memaparkan data terbaru mengenai

dinasti politik hingga tahun 2020 ini, yaitu presentase dinasti politik

di Indonesia sebesar 14,78 persen atau 80 wilayah dari 541 wilayah di

Indonesia (Taher 2020). Data ini menunjukkan terjadi peningkatan jumlah

dinasti politik di wilayah Indonesia setiap selesai pilkada serentak. Data

tersebut memperlihatkan fenomena dinasti politik bukanlah sesuatu hal

yang baru, tetapi merupakan fenomena lama yang terus tumbuh dari tahun

ke tahun.

Di Banten, dinasti politik dibentuk oleh ayah Ratu Atut Chosiyah,

yaitu Chasan Sochib (P2D 2011). Dinasti yang dibangun oleh Chasan

Sochib kemudian menggurita dengan naiknya Atut menjadi gubernur

Banten pada 2007-2017 dan keluarga besar menduduki berbagai jabatan

publik: Hikmat Tomet (suami), menjadi anggota DPR (2009-2014),

Andika Hazrumy (anak) menjadi anggota DPD (2009-2014) dan DPR

(2014-2019), Ade Rossi Khaerunisa (menantu) menjadi anggota DPRD

Kota Serang (2009-2014), Ratu Tatu Chasanah (adik) menjadi anggota

DPRD Banten (2010-2015), Th. Khaerul Jaman (adik tiri) menjadi Wakil

Wali Kota Serang (2008-2013), Ratna Komalasari (ibu tiri) menjadi

anggota DPRD Kota Serang (2009-2014), Heryani (ibu tiri) menjadi

Wakil Bupati Pandeglang (2010-2015), dan Airin Rachmi Diany (adik

ipar) menjadi Wali Kota Tangerang Selatan (2011-2016) (Harjanto 2011).

Dengan diberlakukannya aturan tentang pilkada serentak, Airin Rachmi

Diany yang merupakan wali kota Tangerang Selatan periode 2011-2016

harus mengakhiri masa jabatannya lebih cepat pada 2015.

Pada pilkada serentak 2015, terdapat empat wilayah kabupaten/kota di

Provinsi Banten yang ikut serta, yaitu Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang.

Pada 2013, Ratu Atut dan adiknya Tubagus Chairil Wardana alias

Wawan ditangkap oleh KPK atas kasus suap kepada hakim Mahkamah

Konstitusi, Akil Mokhtar, tentang perkara sengketa Pemilihan Kepala

Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dan korupsi

pengadaan sarana-prasarana alat-alat kesehatan dan pengadaan barang

lainnya di Provinsi Banten dari tahun 2011 sampai 2013. Dengan

ditangkapnya Ratu Atut dan Wawan, para pengamat politik meramalkan

dinasti politik di Banten akan menuju kehancuran. Burhanudin Muhtadi,

misalnya, mengatakan tertangkapnya Atut sebagai ‘Ratu’ dan Wawan

sebagai ‘Raja’ dalam dinasti politik membuat dinasti politik keluarga Atut

di Banten tinggal menunggu kehancuran. Hal yang sama juga disampaikan

oleh Uday Suhada, Koordinator Masyarakat Pembaruan Banten, yang

meyakini dinasti politik ini akan hancur (Ihsanuddin 2013). Politikus

PDIP asal Banten, Tb Dedi Gumelar, juga menyatakan keyakinan yang

sama terkait dengan akan hancurnya dinasti politik di Banten setelah

ditangkapnya Atut dan Wawan oleh KPK (“PDIP: Dinasti Ratu Atut di

Banten Mulai Runtuh”).

Namun, pada kenyataannya, dipenjaranya Atut dan adiknya atas kasus

korupsi tersebut tidak berpengaruh terhadap kemenangan keluarganya

pada pilkada serentak Banten 2015. Keluarga Atut menang pada pilkada

Banten 2015, pilgub 2017 dan hanya kalah di pilkada 2018. Keluarga Atut

yang menang pada pilkada Banten 2015 adalah Airin Rachmi Diany (adik

ipar Atut) yang berpasangan dengan Benyamin Davnie di Kota Tangerang

Selatan, Tanto Warsono (menantu Atut) yang menjadi wakil bagi Irna

Narulita di Kabupaten Pandeglang, dan Ratu Tatu Chasanah (adik

Atut) yang berpasangan dengan Pandji Tirtayasa di Kabupaten Serang.

Dari empat wilayah yang ikut dalam pilkada serentak di Banten, tiga di

antaranya dimenangkan oleh keluarga Ratu Atut. Keluarga Atut kembali

menang dalam pilgub 2017 dengan naiknya anak Atut, yaitu Andika

Hazrumy sebagai Wakil Gubernur Banten berpasangan dengan Wahidin

Halim. Hanya pada pilkada 2018 di Kota Serang keluarga Atut mengalami

kekalahan; Vera Nurlaela Jaman yang merupakan istri dari adik tiri Atut

gagal menjadi walikota. Kemenangan-kemenangan yang diperoleh oleh

keluarga Atut tersebut memperlihatkan bahwa ramalan bahwa dinasti

politik keluarga Atutu akan hancur setelah ditangkapnya Ratu Atut oleh

KPK tidak terbukti.

  • #
  • Disclaimer

    Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

    Berita Terkait

    Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

    × Image