Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bayu Safutra

Lika Liku 8 Tahun Puasa Gelar Persib Bandung

Olahraga | Wednesday, 22 Jun 2022, 01:04 WIB

7 November 2014, malam yang indah bagi semua elemen pendukung Persib Bandung setelah berhasil menjadi juara Indonesia Super League atau yang pada saat itu lebih dikenal sebagai ISL. Di partai penentuan Persib Bandung harus menghadapi perlawanan yang cukup sengit dari pemegang trophy terbanyak Liga Indonesia, Persipura Jayapura. Pertandingan yang berkesudahan 2-2 di waktu normal dan extra time ini harus dilanjutkan dengan babak adu penalti sebagai penentu siapa yang akan menjadi jawara Indonesia Super league pada saat itu. Kepiawaan dari punggawa Persib Bandung dalam mengeksekusi tendangan penalti dan penampilan gemilang dari kiper Persib Bandung, I Made Wirawan menjadi penentu kemenangan Persib Bandung dan berhasil keluar sebagai juara Indonesia Super League edisi 2014. Tangis haru tak terbendung setelah pertandingan itu usai, semua elemen pendukung Persib Bandung bahkan seorang Ridwan Kamil yang pada saat itu masih menjabat sebagai Walikota Bandung pun ikut antusisas dalam merayakan gelar tersebut. Bagaimana tidak, penantian setelah 19 tahun demi sebuah gelar akhirnya dapat terwujud malam itu, di bawah langit Stadion Jakabaring Palembang.

Tak larut lama dalam euphoria juara, Persib Bandung langsung menatap musim selanjutnya dengan menambal beberapa sektor yang dirasa kurang untuk mengarungi musim 2015. Musim 2015 ini diawali oleh turnamen pramusim Piala Presiden sebagai ajang untuk pemanasan sebelum liga dimulai. Hasil positif pun diterima oleh Persib Bandung yang mana dapat menjuarai edisi pertama Piala Presiden. Hal ini semakin memantapkan skema dan mental para punggawa Persib Bandung guna mengarungi kompetisi liga yang sebentar lagi dimulai. 3 pertandingan awal Persib Bandung di Indonesia Super League musim 2015 berjalan mulus dengan menyapu semua pertandingan dengan kemenangan dan memuncaki klasemen sementara Indonesia Super League pada saat itu. Apa hendak dikata liga yang semula berjalan dengan baik harus terhenti di matchday ke-4 setelah terjadi konflik di kubu PSSI dimana pada saat itu sepakbola Indonesia terbagi menjadi 2 kubu sehingga memaksa federasi sepakbola dunia atau FIFA, membekukan sementara PSSI yang berdampak langsung kepada seluruh elemen sepakbola Indonesia.

Setahun lebih dibekukan oleh FIFA, PSSI mulai membangun sepakbola Indonesia yang telah cukup lama mati akibat konflik yang terjadi kala itu. Liga pun kembali dimulai di tahun 2017 dengan format baru dan nama yang kini berubah menjadi Liga 1. Musim tersebut dikadang-kadang akan menjadi musim yang gemilang dengan mengusut tema “Golden Era”. Dengan mendatangkan pemain-pemain bintang sekelas Raphael Maitimo bahkan tak tanggung-tanggung. Persib Bandung berani mendatangkan 2 pemain kelas dunia yang telah lama melintang di eropa, yaitu Michael Essien dan Carton Cole. Dengan datangnya 2 pemain tersebut diharap dapat meningkatkan peforma Persib Bandung dan menstabilkan keuangan Persib Bandung dengan nama besar kedua pemain tersebut. Apa hendak dikata, justru musim tersebut maenjadi musim yang buruk bagi Persib Bandung. Dengan finish di posisi 14 klasemen yang membuat Persib Bandung hampir saja terdegradasi ke Liga 2.

Tak ingin gagal seperti musim 2017, di musim 2018 manajemen Persib Bandung merombak besar-besaran skuad musim 2017 dan mendatangkan Mario Gomez sebagai pelatih yang telah terbukti sukses menjuarai AFC Cup 2015 bersama tim asal Malaysia, Johor Darul Ta’zim. Mario Gomez diberikan kebebasan dalam memilih dan mengontrak pemain sesuai dengan keingingannya. Separuh kompetisi liga berjalan Persib Bandung perlahan bangkit dengan sukses menjadi pemimpin klasemen sementara dan dari segi permainan sudah jauh membaik ketimbang musim sebelumnya. Akan tetapi, di pertengahan paruh kedua musim 2018 ini Persib Bandung banyak menuai sanksi dari operator liga yang mana menggangu kestabilan performa tim seperti memberikan sanksi bermain untuk beberapa punggawa Persib Bandung dan tidak membolehkan Persib Bandung untuk bermain di Pulau Jawa. Hal ini membuat Persib Bandung harus puas finish di posisi ke-4 dan gagal mempertahankan posisi puncak yang didapat pada paruh musim.

Skuad musim 2018 yang sebenarnya telah klop dan tinggal hanya menambal keurangan di beberapa sektor harus terpaksa untuk dibongkar karena banyak pemain yang tidak diperpanjang kontraknya. Pelatih utama, Mario Gomez pun juga keluar dari jajaran kepelatihan Persib Bandung karena terdapat masalah dengan manajemen. Persib Bandung pun harus memulai musim dengan menata ulang skuad yang banyak ditinggal oleh beberapa pemain intinya. Kali ini manajemen mengikat Robert Rene Albert, mantan pelatih PSM Makasar untuk menahkodai skuad Persib Bandung dengan membawa beberapa pemain pilihannya seperti Nick Kuipers, Omid Nazari dan Kevin van Kippersluis. Perlahan performa Persib Bandung mulai membaik meski di awal sedikit keteteran karena harus adaptasi dengan gaya bermain Coach Robert. Di akhir musim, Persib Bandung finish diposisi 6 klasemen Liga 1 2019 dengan meraih 13 kemenangan, 12 seri, dan 9 kekalahan. Jika dibandingkan dengan musim sebelumnya, hasilnya tidak sebagus ketika masih dilatih oleh Mario Gomez, tetapi manajemen yakin bahwa Coach Robert dapat membawa prestasi untuk Persib Bandung di musim selanjutnya.

Tidak banyak merubah komposisi pemain dan hanya menambal sedikit kekurangan yang ada di skuad, Coach Robert optimis menjalani musim 2020 dengan baik. Mengandalkan duet Wander Luis dan Geoffrey Castillion di lini depan ditopang Omid Nazari dan Kim Kurniawan di tengah serta Nick Kuipers sebagai pintu terkahir di lini pertahanan Persib Bandung membuat ekspektasi Bobotoh sangat tinggi di musim tersebut. 3 pertandingan pertama dilalui dengan mulus oleh skuad Maung Bandung ini. Meraih 3 kemenangan yang membuat posisi Persib Bandung berada di puncak klasemen. Akan tetapi, seperti de javu musim 2015 dimana Liga Indonesia terpaksa dihentikan karena terkena dampak dari pandemic Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Harapan yang besar dari manajemen dan juga Bobotoh di musim 2020 dengan kedalaman skuad yang sangat bagus harus sirna karena berhentinya kompetisi sepak bola di Indonesia.

Melihat situasi pandemic yang mulai menurun, PSSI kembali menghidupkan kompetisi sepak bola di Indonesia dengan menerapkan kebiasaan new normal dan menggunakan system bubble dimana kompetisi hanya berlangsung di Pulau Jawa saja. Hal ini disambut baik oleh Persib Bandung dengan mulai menggelar latihan dan membeli pemain sesuai kebutuhan. Pemain sekelas Marc Klok yang sebelumnya membela Persija Jakarta pun didatangkan oleh manajemen guna menambah kedalaman skuad Persib Bandung dalam mengarungi musim 2021 ini. Menjadi penghuni papan atas bahkan sempat memuncaki klasemen membuat harapan Bobotoh kembali berkobar untuk dapat meraih gelar juara pada musim tersebut. Musim pertama setelah pandemic Covid-19 ini pun usai di tahun 2022 dan kembali, Persib Bandung gagal meraih gelar juara setelah hanya finish di posisi kedua di bawah Bali United. Ini membuat Persib Bandung gagal meraih juara selama 8 tahun. Waktu yang cukup lama untuk tim besar seperti Persib Bandung dengan materi pemain yang selalu bagus di tiap musimnya. Hal tersebut sempat menimbulkan desakan dari Bobotoh dengan menyerukan tagar #robertout yang sempat trending di media masa. Akan tetapi, manajemen berusaha meyakinkan bahwa Coach Robert dapat memberikan prestasi bagi Persib Bandung di musim selanjutnya.

Tak tunggu lama, Coach Robert menyodorkan beberapa pemain pilihanya kepada manajemen. Nama Ciro Alves, mantan pemain Persikabo 1973 yang musim lalu bermain cukup apik dengan mencetak 20 gol serta 6 assist kini telah menjadi skuad Persib Bandung. 2 punggawa Timnas Indonesia yang juga mantan pemain Persebaya Surabaya, Ricky Kambuaya dan Rachmat Irianto juga telah berseragam Persib Bandung untuk musim 2022. Dengan skuad yang tidak banyak berubah dan ditambah dengan datangnya pemain-pemain berkualitas menjadi tugas besar untuk Coach Robert. Apakah gelar juara liga yang telah 8 tahun dinantikan dapat kembali ke tanah pasundan atau cerita lama dari musim sebelumnya akan terulang. Patut untuk ditunggu!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image