Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing (Studi Pada Provinsi Jakarta)
Edukasi | 2022-06-18 00:51:38Daya saing menjadi salah satu tujuan pembangunan yang krusial karena berkaitan dengan kemampuan suatu daerah dalam menarik tenaga kerja yang terampil dan investasi baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Bengkulu merupakan salah satu provinsi dengan tingkat daya saing yang rendah bila dibandingkan dengan 32 provinsi lain di Indonesia. Rendahnya daya saing ini juga ditunjukkan oleh tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di provinsi Jakarta. Tulisan ini bertujuan untuk membahas daya saing daerah dengan menganalisis perencanaan pembangunan daerah yang dilaksanakan di provinsi Jakarta terkait dengan usaha peningkatan daya saing dan penentuan prioritas pembangunan yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan daya saing tersebut. Data dan informasi diperoleh melalui survei, wawancara dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan triangulasi data, metode Analytic Network Process (ANP) dan Kendall’s Coefficient of Concordance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbaikan aspek kelembagaan pemerintah daerah menjadi prioritas dalam meningkatkan daya saing di provinsi Jakarta disusul dengan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Masalah yang dihadapi dalam perencanaan khususnya untuk meningkatkan daya saing adalah kualitas perencana, koordinasi antar instansi dan proses evaluasi dan monitoring. Dengan demikian untuk meningkatkan daya saing, kebijakan pemerintah dapat diarahkan pada perbaikan kelembagaan yang salah satunya dengan membangun kapasitas dan menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan tersebut. Kata kunci: Daya Saing Daerah, Perencanaan, Prioritas, Analytic Network Proces(ANP) Abstract
Regional competitiveness becomes one of the crucial development objectives since it relates to the ability of a region to attract both of a skilled workforce and investments from inside and outside of the country. Several previous studies showed that Bengkulu is one of the provinces with low levels of competitiveness compared with other 32 provinces in Indonesia. The low level of competitiveness is also demonstrated by high rates of poverty and unemployment. This paper aims to examine the regional competitiveness by analyzed regional development plans which implemented in province of Jakarta that associated with enhancement of regional competitiveness and determination of development priorities which can be implemented to improve regional competitiveness in province of Jakarta. Data and information were gained through surveys, interviews and documentation analyzed by data triangulation, Analytical Network Process (ANP)and Kendall's Coeffiecient of Concordance. Result of data tabulation showed that the improvement of local government institutions is a priority to improve competitiveness in the provinces of Bengkulu followed by economy, social and environment sector. The problems that encountered in planning in particular to improve competitiveness is the quality and quantity of planners, coordination between institution and process of evaluation and monitoring. Thus, to improve regional competitiveness, government policy can be directed to institutional improvement with capacity building and fixing the problems which related to planning. Keywords: Regional Competitiveness, Planning, Priority, , Analytic Network Process(ANP) PENDAHULUAN Daya saing daerah menjadi salah satu tujuan penting dalam proses pembangunan karena pada kenyataannya sebuah daerah, layaknya sebuah perusahaan, juga bersaing dengan daerah lain. Walaupun setiap daerah memiliki karakteristik, potensi dan permasalahan yang berbeda namun setiap daerah saling bersaing terutama.
PENDAHULUAN Daya saing daerah menjadi salah satu tujuan penting dalam proses pembangunan karena pada kenyataannya sebuah daerah, layaknya sebuah perusahaan, juga bersaing dengan daerah lain. Walaupun setiap daerah memiliki karakteristik, potensi dan permasalahan yang berbeda namun setiap daerah saling bersaing terutama dalam tiga hal yakni pertama menarik tenaga kerja yang terdidik dan terampil. Kedua, menarik investasi baik para investor yang berasal dari dalam maupun luar negeri dan Ketiga menarik para pengusaha (entrepreneur) untuk mengembangkan usaha di daerah tersebut. Ketiga hal tersebut menjadi penting karena tenaga kerja, para pengusaha (entrepreneur) maupun investor adalah aktor penting dalam menggerakkan roda perekonomian suatu daerah. Krugman (2003) menyatakan bahwa daerah yang kondusif dan produktif tidak hanya mampu.
Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing
tingginya tingkat pendapatan daerah dan produktivitas tenaga kerja serta tingkat pengangguran yang rendah seperti yang dikemukakan Lengyel dan Rechnitzer belum dapat dicapai provinsi Bengkulu. Kondisi ini menunjukkan bahwa perencanaan yang ditetapkan melalui rencana pembangunan jangka menengah daerah belum berhasil mencapai tujuannya sehingga perencanaan dapat dijadikan salah satu sudut pandang untuk menganalisis permasalah tersebut. Hasil wawancara menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi dalam proses perencanaan adalah belum adanya standar minimal yang jelas tentang proses penyusunan rencana pembangunan. Standar tersebut terkait dengan kualifikasi pegawai yang ditugaskan untuk membahas, mengevaluasi dan menyusun rencana pembangunan baik yang telah maupun yang akan dilaksanakan. Standar kualifikasi pegawai ini penting karena kemampuan untuk mengkritisi usulan rencana pembangunan serta memberikan arahan yang tepat atas program yang diajukan akan berdampak positif bagi pembangunan daerah bukan hanya pada jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Hal lainnya berkaitan dengan standar yang digunakan dalam memonitoring dan mengevaluasi serta menyusun rencana pembangunan. Evaluasi yang dilakukan atas program pembangunan yangdilaksanakan lebih pada besaran penyerapan anggaran dan output yang berupa data-data kuantitatif serta mengabaikan outcome yang bersifat kualitatif sehingga evaluasi atas efektivitas program tidak optimal. Kondisi ini kemudian berpengaruh terhadap penetapan program pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya yakni terkait dengan program yang harus dilanjutkan atau program yang dihentikan karena tidak diperlukan lagi atau tidak memberikan dampak yang signifikan pada perbaikan kondisi masyarakat. Hal ini mendukung pendapat Faludi tentang teori prosedural dalam perencanaan. Faludi (1973:8) mengatakan bahwa salah satu masalah perencanaan adalah berkaitan dengan memahami perencanaan dan mendesain badan perencanaan serta prosedur yang ada di dalamnya. Untuk mengatasi masalah tersebut menurut Faludi (1973:11) badan perencana harus memiliki kerangka kerja (standar) yang jelas. Selain itu, permasalahan perencanaan lainnya adalah belum memadainya kuantitas dan kualitas para perencana. Kurangnya tenaga perencana mengakibatkan beban kerja terlalu besar dan dengan kapasitas yang terbatas harus mampu mengerjakan berbagai perencanaan diluar bidang keahliannya. Keterbatasan tersebut pada akhirnya berdampak pada kualitas perencanaan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Faludi (1973:5) yang menyatakan bahwa bila perencanaan dipandang sebagai cara terbaik untuk mencapai tujuan, maka dapat dipahami bahwa meningkatkan pengetahuan pada bidang yang digelutinya menjadi perhatian yang paling besar bagi para perencana dengan asumsi bahwa tindakan yang benar hanya akan dihasilkan dari pemahaman yang baik. b. Prioritas Pembangunan untuk Meningkatkan Daya Saing Daerah Hasil pengumpulan dan pengolahan data untuk menentukan prioritas pembangunan dalam meningkatkan daya saing di provinsi Bengkulu terdiri dari dua nilai yakni nilai normalized by cluster yakni nilai yang diperoleh atas perbandingan suatu indikator (elemen) dengan indikator lainnya dalam satu kluster dan nilai limiting yakni nilai yang diperoleh atas perbandingan suatu indikator (elemen) dibandingkan dengan indikator lain dari keseluruhan klaster. Penentuan prioritas pembangunan dalam variabel ekonomi berdasarkan indikatorindikatornya diperoleh hasil bahwa sumber daya manusia
(0,18548) menjadi prioritas utama yang harus dibenahi untuk meningkatkan daya saing daerah provinsi
Bengkulu diikuti dengan investasi (0,17794), teknologi (0,17114), inovasi (0,16285), infrastruktur (0,11136), modal (0,11064) dan kinerja sektoral (0,08059). Tingkat kesepakatan atau persetujuan para respon atas hasil tersebut bernilai cukup baik. Nilai Kesepakatan tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan Kendall’s Coefficient of Concordance(W) dengan nilai W sebesar 0,48 atau sebesar 48 persen
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.