Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yuni Oktaviana

ANALISIS JENIS TINDAK TUTUR PADA ARTIKEL TIPS MENGGIATKAN BUDAYA LITERASI BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Sastra | Friday, 17 Jun 2022, 11:22 WIB
https://dispar.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/44-pengertian-literasi

Penulis:

Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd (Dosen FKIP Unissula)

Yuni Oktaviana (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unissula)

Indonesia krisis literasi”. Ungkapan tersebut terbukti benar adanya bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis literasi yang didasarkan pada riset Central State University 2016, mengatakan bahwa literasi Indonesia berada di tingkat kedua terbawah dari 61 negara, hanya satu tingkat di atas Bostwana. Riset UNESCO juga mengungkapkan fakta yang sangat memprihatinkan yaitu hanya 1 dari 1000 orang di Indonesia yang membaca buku, sehingga mengakibatkan kemampuan membaca masyarakat Indonesia sangat rendah.

Penyebab dari krisis literasi itu sendiri terdapat beberapa faktor yaitu, yang pertama kurangnya kebiasaan membaca sejak dini. Faktor yang pertama ini erat kaitannya dengan lingkungan keluarga karena orang tua terutama ibu merupakan madrasah pertama bagi anaknya. Yang kedua yaitu derasnya arus dari media elektronik yang mengakibatkan anak cenderung lebih suka menatap layar komputer daripada membaca buku. Ketiga yaitu sistem pendidikan yang kurang memadai siswanya mengarah ke minat membaca.

Dari beberapa faktor penyebab krisis literasi tersebut, tentunya butuh kebijakan yang bisa menggerakkan budaya literasi dalam diri anak. Seperti pada artikel dengan judul Tips Menggiatkan Budaya Literasi Bagi Siswa Sekolah Dasar ini merupakan salah satu langkah dalam menggerakkan literasi sejak dini terhadap siswa sekolah dasar. Tips menggiatkan literasi yang terkandung dalam artikel tersebut adalah:

1. Memberi ruang waktu untuk membaca

2. Menggali kreativitas

3. Mengapresiasi karya

Pada artikel tersebut juga terdapat jenis tindak tutur yang tidak kita sadari jika tidak kita amati dengan cermat. Menurut Arifiany (2016:2) tindak tutur merupakan perilaku berbahasa seseorang yang berupa ujaran dalam sebuah peristiwa tutur. Sedangkan jenis-jenis tindak tutur tersebut meliputi konstatif, perfomatif, lokusi, ilokusi, perlokusi, representatif, direktif, ekspresif, komisif, deklarasi atau isbati, langsung, tidak langsung, harfiah, dan tidak harfiah.

Berikut analisis jenis tindak tutur pada artikel Tips Menggiatkan Budaya Literasi Bagi Siswa Sekolah Dasar:

1. Konstatif, adalah tuturan yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji-benar atau salah- dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia (Gunarwan 1994:43)

- Pada kalimat: “Buku adalah jendela dunia”

Penjelasan: kalimat Buku adalah jendela dunia masuk ke dalam jenis tindak tutur konstatif karena kalimat tersebut berupa ungkapan yang dapat dibuktikan kebenarannya yaitu bahwa buku memiliki beragam pengetahuan untuk kita pelajari.

- Pada kalimat: “Cukup dengan mendownload aplikasi e-library (perpustakaan digital),

melakukan pencarian di google, dan sejenisnya kita bisa mendapatkan materi bacaan

yang diinginkan”

Penjelasan: kalimat tersebut dikatakan jenis tindak tutur konstatif karena dapat diuji kebenarannya yaitu, kita dapat memperoleh materi bacaan yang kita inginkan hanya dengan mendownload e-library atau melalukan pencarian di google.

2. Lokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu.

-Pada kalimat: “Mengapresiasi karya”

Penjelasan: pada kalimat tersebut, dikatakan jenis tindak tutur lokusi karena kalimat mengapresiasi karya merupakan suatu tuturan yang menyatakan sesuatu yaitu penutur menyatakan sedang mengapresiasi karya.

3. Ilokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk melakukan sesuatu.

-Pada kalimat: “Menggali kreativitas”

Penjelasan: kalimat tersebut dinyatakan ilokusi karena mengandung maksud meminta mitra tutur untuk menggali kreativitas.

4. Perlokusi adalah tuturan yang diucapkan seorang penutur sering memiliki efek atau daya pengaruh, yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur.

-Pada kalimat: “Bagaimana guru yang kurang suka membaca akan bisa menyuruh para siswanya agar gemar membaca?”

Penjelasan: kalimat di atas termasuk jenis tuturan perlokusi karena tuturannya yang dapat mempengaruhi mitra tutur (dalam hal ini seorang guru) agar lebih gemar membaca sebagai contoh untuk siswanya.

5. Representatif adalah tindak tututr yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan

· Jenis tuturan menyatakan

-Pada kalimat: “Sayangnya, fasilitas yang semakin canggih ini kurang dibarengi dengan minat baca yang berimbang dari masyarakat”

Penjelasan: kalimat tersebut memiliki maksud menyatakan bahwa fasilitas yang canggih kurang dibarengi dengan minat baca yang berimbang dari masyarakat.

-Pada kalimat: “Di lain sisi, kecenderungan para siswa yang kurang menyukai bacaan panjang juga bisa menjadi dampak lain akibat perkembangan dunia media sosial”

Penjelasan: pada kalimat tersebut memiliki maksud yang menyatakan bahwa siswa yang kurang menyukai bacaan yang panjang akan memiliki dampak pada perkembangan dunia media social.

-Pada kalimat: “Menggiatkan minat literasi di sekolah merupakan tugas dari semua guru sebagai tenaga pengajar dan sekaligus pendidik.”

Penjelasan; maksud dari kalimat diatas adalah bahwa menggiatkan minat literasi di sekolah tugas semua guru.

· Jenis tindak tutur menyebutkan

-Pada kalimat: “Mengapa harus menuliskan perkataan yang terlalu panjang apabila semua bisa diwakili dengan aplikasi WhatsApp, Telegram, Line, Skype dan sebagainya ?”

Penjelasan: kalimat di atas termasuk ke dalam jenis tindak tutur menyebutkan karena pada kalimat tersebut menyebutkan beberapa aplikasi yaitu whatsapp, telegram, line, skype dan lainnya.

-Pada kalimat: “Pengorbanan waktu, tenaga, material, dan pikiran sangat dibutuhkan di luar tugas pengajaran yang regular”

Penjelasan: kalimat tersebut dikategorikan sebagai jenis tindak tutur menyebutkan karena pada kalimat tersebut disebutkan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran.

· Jenis tindak tutur mengakui

-Pada kalimat: “Memang tidaklah mudah untuk mengemban tanggungjawab ini”

Penjelasan: pada kalimat di atas termasuk jenis tindak tutur mengakui karena penutur menjelaskan tidak mudah untuk mengemban tanggung jawab ini di awali kata “memanglah” yang menjadi tanda mengakui hal tersebut.

6. Direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu.

· Jenis tuturan menyarankan

-Pada kalimat: “Hal ini tentu akan berbeda jika guru tadi juga menunjukkan buku antologi puisi buatannya kepada para siswa”

Penjelasan: termasuk kedalam jenis tuturan menyarankan karena dalam kalimat tersebut penutur menyarankan mitra tutur agar menunjukkan buku antologi puisi buatannya kepada siswa sebagai pembelajaran yang baik.

7. Ekspresif atau evaluatif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu

· Jenis tuturan mengkritik

-Pada kalimat: “. Bagaimana guru yang kurang suka membaca akan bisa menyuruh para siswanya agar gemar membaca?”

Penjelasan: termasuk ke dalam jenis kategori mengkritik karena pada kalimat di atas, penutur menyatakan kritikan kepada mitra tutur bahwa bagaimana bisa guru yang kurang suka membaca menyuruh siswanya gemar membaca. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi oleh mitra tutur.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image