Hikmah Belajar dari Kisah Ibnu Hajar Al-Asqalani
Agama | Wednesday, 15 Jun 2022, 22:44 WIBSyihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar atau yang biasa kita kenal Ibnu Hajar Al-Asqalani. Ia adalah seorang ahli hadist dari madzhab Syafi'i. Karya-karya beliau pun sangat banyak dan yang cukup terkenal ialah Fathul Bari. Kemudian karya beliau yang lain ialah Bulughul Maram, buku yang sering dipakai dikalangan anak pesantren.
Ibnu Hajar Al-Asqalani awalnya ialah anak yang susah dalam belajar. Ketika beliau belajar tak satupun yang ia pelajari dapat dipahami dengan mudah, bahkan ada yang mengatakan beliau ini ketika menghafal hadist sampai berkali-kali pun tidak ada yang ia hafal. Sampai suatu ketika Ibnu Hajar Al-Asqalani pun tak sanggup melanjutkan belajarnya. Beliau pun pamit kepada gurunya untuk pulang ke rumah dengan alasan sudah berusaha sekuat tenaga untuk belajar tetapi tidak membuahkan hasil apa-apa.
Di tengah perjalanan beliau merasa letih, setelah itu beliau memutuskan untuk beristirahat di sebuah gua. Ketika itu beliau melihat air yang menetes di atas batu. Dengan seksama beliau memperhatikan air tersebut, lambat laun batu yang di tetesi air itupun bolong dan membekas disebabkan oleh tetesan air.
Sejenak beliau pun terdiam kemudian berfikir "Batu yang sekeras itupun dapat luntur akibat tetesan kecil. Mengapa saya yang sulit belajar tidak mencoba untuk belajar lebih tekun lagi ?". Setelah itu beliau tidak melanjutkan perjalanan pulang, justru beliau kembali lagi dan belajar dengan giat sampai menjadi seorang yang cerdas dan di beri julukan Al-Hafiz.
Hikmah yang dapat dipetik dari kisah Ibnu Hajar Al-Asqalani ialah meskipun kita susah dalam belajar dan tidak dapat menggapai apa yang kita inginkan. Tetaplah berusaha sekuat mungkin dan tetap konsisten dengan tujuan kita. Terdapat mahfuzhot yang menyatakan :
مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ
"Barang siapa yang bersabar, maka beruntunglah ia".
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.