Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dhea Anggriani

Peranan Media dalam Memandang Stereotipe Tentang Perempuan

Eduaksi | Tuesday, 14 Jun 2022, 10:57 WIB
Design Canva By Dhea Anggriani : https://www.canva.com/design/DAFCF781KIo/O176UKSILwv7uE-9IND_-g/view?utm_content=DAFCF781KIo&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=homepage_design_menu

Steriotipe adalah hal yang lumrah ditemukan dalam kehidup sehari – hari baik dalam lingkungan masyarakat, sekolah, pergaulan, pertemanan, bahkan media sosial. Steriotipe atau asumsi mengenai seseorang yang hanya berdasarkan presepsi atau pengalaman yang dimiliki di mana orang tersebut dapat dikelompokkan dalam kelompok – kelompok tertentu, misalkan steriotipe gender atau peran yang berbeda antara laki-laki dan perempuan ini sering ditemukan di lingkungan masyarakat kita.

Studi kasus tentang steriotipe sangatlah beragam, dan selalu menjadi perbincangan yang hangat, ketika kita membahas steriotipe tentang perempuan yang dikenal dengan, perempuan harus terlihat cantik, perempuan lemah, cengeng, matrealistis, manja dan masih banyak lagi. Steriotipe seperti ini harus dihilangkan dalam pemikiran setiap manusia, karena apa yang mereka pikirkan tentang citra seorang perempuan belum tentu sesuai dengan fakta yang terjadi pada masing- masing perempun dan pengalaman yang mereka punya.

Steriotipe tentang perempuan saat ini marak diperbincangkan dalam penggunaan media, baik media massa atau media sosial yang berperan dalam menginformasikan segala bentuk atau jenis pesan, baik pesan informal atau formal dengan di tujukan kepada khalayak ramai, untuk eksistensi, edukasi, informasi, hiburan dan masih banyak lagi pemanfaatan media yang perlu kita pergunaan dengan baik, yang sangat disayangkan kebanyakan dalam media sosial bahkan dalam berbagai macam platform, banyak memperbincangkan bahkan saling menjatuhkan sesama perempuan, baik dalam bentuk cacian, ejekan, candaan, dan masih banyak lagi.

Sungguh miris apabila diperhatikan peranan media sosial atau media massa, kali ini hanya dijadikan sebagai ajang pamer, saling menjatuhkan, mengejek, mencari eksistensi dengan cara menjatuhkan orang lain, yang di mana seharusnya media sosial menjadi media yang dapat memberikan segala bentuk informasi yang bermanfaat, menghibur, membuat kreativitas, mengedukasi, menghasilkan karya dan masih banyak lagi apabila kita menggunakannya dengan bijak.

Tidak banyak perempuan - perempuan yang dapat bertahan dan kuat terhadap steriotipe negatif yang muncul dalam media dan lingkungan masyarakat kita, sebagai seorang perempuan pasti ingin diakui , dihargai, dijaga dan dilindungi, seharusnya kita dapat menanamkan kesadaran pada masing – masing individu untuk saling menghargai dan menghormati.

Perempuan pun memiliki peran penting dalam kemajuan masa depan Bangsa, karena perempuanlah yang melahirkan generasi baru bagi masa depan Bangsa, maka dari itu, steriotipe tentang perempuan itu lemah atau pandangan buruk lainnya yang membuat perempuan merasa terbatasi dan sebagainya harus dihilangkan, karena dapat berpengaruh terhadap pola pikir dan gerak, perempuan akan merasa terbatasi, karena anggapan yang belum tentuk faktanya yang menyebar di media sehingga berpengaruh pada segala aspek yang dilakukan oleh seorang perempuan, kami memiliki hak berekspresi, menciptakan suatu karya, memimpin, berteman, belajar, memiliki cita –cita, dan berkarir.

Selain faktor eksternal, faktor internal harus diperkuat, sebagai seorang perempuan meskipun kita diberikan anugrah sebagai makluk yang lembut, penuh kasih sayang dan mementingkan perasaan, namun jangan sampai perasaan membuat kita menjadi seseorang yang baperan bukannya berperan, hal tersebut harus memiliki tombol control sehingga dapat diekspresikan dengan baik.

Perempuan memiliki peran yang besar terhadap generasi selanjutnya, apabila hanya dihabiskan waktunnya untuk memikirkan apa yang orang lain bicarakan tanpa suatu aksi, hanyalah tong kosong nyaring bunyinya, untuk menghapus segala steriotipe maka harus berubah juga mindset kita, sebagai perempuan kita pun harus senantiasa menjaga pemikiran kita, perasaan kita jangan larut dan menjadi boomerang kegagalan.

Nama : Dhea Anggriani (Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan Kader PK.IMM FISIP UMJ)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image