Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jonathan Deven

Ancaman Virus Cacar Monyet Berpotensi Menjadi Pandemi Baru

Eduaksi | Tuesday, 14 Jun 2022, 00:16 WIB

Cacar monyet merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus Human monkeypox orthopoxvirus dari famili Poxviridaw yang bersifat highly pathogenic. Virus tersebut pertama kali ditemukan pada hewan monyet sekitar tahun 1958, ketika ada dua kasus yang mirip seperti cacat yang muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian. Akan tetapi penularan kasus pertama pada manusia terjadi pada tahun 1970 di Kongo. Penularan ini bisa terjadi melalui kontak erat dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi dan terkontaminasi langsung oleh virus. Seperti pada darah, cairan tubuh, lesi kulit, bahkan pada droplet pernapasan. Gejala interval dari infeksi pada Virus Cacar Monyet ini biasanya terjadi pada 6-16 hari. Gejala awal yang ditimbulkan seperti demam, sakit kepala, sampai pembengkakan kelenjar getah bening. Dalam 1-3 hari pasca gejala awal timbul, akan memasuki fase erupsi diantaranya munculnya ruam pada kulit dari wajah hingga menyebar ke bagian tubuh yang lainnya secara bertahap. Ruam yang terjadi pada kulit berproses mulai dari bintik mera, lepuh yang berisi cairan bening, kemudian berubah jadi cairan nanah sampai mengeras lalu rontok. Proses tersebut diperlukan waktu 3 minggu sampai fase ruam tersebut menghilang. Kasus yang sering lebih terjadi pada anak-anak terkait tingkatan paparan virus status kesehatan serta tingkatan keparahan komplikasi. Kasus kematian bervariasi akan tetapi kurang dari 10% kasus Yang dilaporkan sebagian besar di antaranya merupakan anak-anak. Secara umum kelompok sosial yang lebih muda tampaknya lebih rentan terinfeksi penyakit monkeypox.

https://images.app.goo.gl/77dSLah7SbPGVPPa6

Negara Yang Sudah Melaporkan Kasus Cacar Monyet

Pada awalnya terus cacar monyet hanya terjadi pada satu negara saja akan tetapi wilayah negara yang sudah dinyatakan terinfeksi secara global adalah republik demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, dan kebanyakan merupakan negara yang ada di benua Afrika. Meskipun demikian negara di luar Afrika yang tercatat pernah muncul kejadian virus serupa atau yang biasa disebut cocor monyet adalah Amerika serikat pada tahun 2003 Inggris pada tahun 2018 dan yang terbaru adalah Singapura pada tahun 2019. Selain itu pemerintah Inggris melaporkan kepada WHO mengenai kasus cacar monyet terbaru pada 7 Mei 2022, kasus pada warga Inggris yang memiliki riwayat perjalanan ke Nigeria. Kemudian pada 29 April masuk ke tahap gejala dan tiba di Inggris pada 4 Mei. Setelah itu dilakukan isolasi dan karantina selama 21 hari. Hal ini pun tidak menutup kemungkinan untuk menyebar ke berbagai negara. WHO menghimbau kepada negara untu waspada terhadap wabah cacar monyet ini.

Ancaman Pandemi Baru

Penyakit yang mewabah ini bisa menjadi pandemi baru setelah Covid-19. Seiring bertambahnya kasus demi kasus yang terjadi. Virus yang disebabkan oleh hewan ini membantu para ilmuwan kembali meninjau mengenai siklus penyebaran antara hewan dan manusia. Meskipun tidak ada reservoir hewan di luar Afrika, akan tetapi kejadian pada bulan Mei kemarin menjadi salah satu peringatan bahwa virus ini bisa menjangkit negara yang ada di luar Afrika. Hal tersebut serupa dengan Virus Covid-19, orang mengenal bahwa Covid-19 hanya disebabkan oleh kelelawar ke manusia, akan tetapi bisa juga menyebar dari manusia ke manusia lain. Virus Cacar Monyet pun demikian banyak peluang untuk bisa terjangkit pada negara di luar Afrika. Penyebaran ke manusia di luar Afrika dapat membuka jalur baru untuk bisa berevolusi. Hal ini menjadi faktor banyaknya riwayat perjalanan dari Afrika ke negara lain khususnya di Amerika dan Eropa. Ancaman wabah ini sudah didepan mata, virus ini bisa menyebar bukan hanya di negara benua Afrika saja, akan tetapi ada kemungkinan bisa menyebar di seluruh penjuru negara, bahkan bisa berpotensi menjadi pandemi baru

Risiko Nyata Virus Cacar Monyet

Organisasi kesehatan dunia atau WHO telah menghimbau soal virus cacar monyet. WHO menyebut risiko cacar monyet menjadi berkembang di negara-negara di luar Afrika. Hal tersebut seiring terkonfirmasinya 1000 kasus cacar monyet yang telah menyebar di 29 negara di luar wilayah Afrika. Meskipun sejauh ini tidak ada kematian yang dilaporkan akibat virus cacar monyet, akan tetapi penyakit virus ini dilaporkan muncul ketika kelompok pria yang berhubungan seks dengan pria (homoseks) ini mengalami penyebaran ke wilayah lain. Hal tersebut bisa menjadi pintu peluang usaha menjadi sebuah pandemi baru pasca virus Covid-19, kemungkinan cacar monyet berpotensi menjadi pandemi relatif kecil. Risiko kesehatan global cacar monyet saat ini berada di kategori risiko sedang. Akan tetapi risikonya menjadi tinggi jika sifat virus cacar monyet mengalami perubahan signifikan. Kendati demikian meskipun belum ditemukannya kasus kematian akibat wabah ini, alangkah baiknya tetap waspada, menjaga pola hidup sehat, agar mengantisipasi proses penularan yang begitu cepat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image