Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adeummunasywah Adeummunasywah

Ketika Sistem Sekuler Menjadi Primadona, Perselingkuhan Merajalela

Gaya Hidup | Friday, 10 Jun 2022, 08:25 WIB

Ketika Sistem Sekuler Menjadi Primadona Perselingkuhan Merajalela

Oleh : Ismawati ( Ibu Peduli Generasi )

Fenomena jatah mantan saat ini tengah menjadi hal yang menghebohkan dan viral di kalangan warga net pengguna sosial media. Bahkan jatah mantan saat ini menjadi bahan pencarian warga net yang penasaran dengan video viral di sosial media. Adapun jatah mantan menjadi viral beberapa waktu yang lalu karena beredarnya sebuah video, video yang menceritakan tentang persiapan momen pernikahan. Kata jatah mantan mempunyai arti memberikan jumlah barang tertentu, sedangkan maksud dari jatah mantan yang ini adalah hubungan percintaan dengan sang mantan. Itulah unggahan Twitter atau pun video yang tersebar di tik tok isi arti jatah mantan yang sesungguhnya. Reportase. Com

Tujuan dari seseorang membina rumah tangga adalah dalam rangka ketaatan kita kepada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya sehingga ketika hal ini dilakukan sesuai koridor nya makan akan membawa ketentraman dan kebahagiaan pelakunya karena dua hal tersebut anugerah dari Allah SWT. Oleh karena itu sangat penting bagi seseorang untuk senantiasa taat kepada Allah SWT dan menjauhi larangan Nya. Salah satu bentuk kebahagiaan dalam rumah tangga adalah ketika istri dan anak- anak tumbuh dalam ketaatan kepada Allah SWT. Istri yang menyenangkan saat di pandang, taat saat di perintah dan menjaga diri saat di tinggal pergi. Namun kesucian pernikahan belakangan ini dikotori dengan fenomena jatah mantan atau dengan istilah lain perselingkuhan. Hal ini yang kemudian menghebohkan dan viral dikalangan warga net. Konotasi dari kata jatah mantan bisa diartikan memberikan suatu barang atau cendra mata kepada mantan pacar ketika salah satu pasangan akan melangsungkan pernikahan. Namun hari ini konotasi kata jatah mantan itu diartikan lain yaitu memberikan kepuasan kepada mantan pacar melalui hubungan layaknya suami istri. Sungguh memprihatinkan keagungan mahligai rumah tangga yang seharusnya dijaga dirusak dengan prilaku maksiat yang dilandasi cinta karena syahwat. Sehingga menjadikannya semuanya terasa nikmat, setiap warna terasa mempesona, semua pengorbanan terasa menawan. Hal itu sering kali menumpulkan akal sehingga menjadi pijakan semua tindakan seolah semua benar jika cinta sebagai latar. Padahal itu semua adalah zina yang terselubung yang dampaknya sungguh luar biasa jika dari peristiwa itu ada kehamilan maka sudah dipastikan rusaklah nasab didalamnya bagaimana nasib anak yg terlahir nantinya karena tidak adanya ikatan pernikahan. Sungguh miris itulah kampanye Barat dalam rangka merusak kehidupan rumah tangga khususnya rumah tangga muslim. Kejahiliyahan dimasa sebelum Islam sengaja di bangkitkan atas nama kebebasan berekspresi dan hak asasi mereka terus mengaburkan syari'at yang suci. Sehingga masyarakat tidak memahami tujuan hidup berumah tangga yang sesungguhnya. Itulah sistem sekuler saat ini yang telah berperan besar dalam membelokkan orientasi syari'at yang sesungguhnya. Tanpa memperhitungkan baik buruknya ditambah lagi negara seolah lepas tangan dari persoalan - persoalan semacam ini undang - undang yang ada tidak menjamin terjaganya kehormatan rumah tangga. Disinilah di butuhkan aturan yang paripurna yang bisa membentengi diri dan keluarga dari kemaksiatan yang tercipta akibat rusaknya sistem yang ada.

Tidak lain hanya Islam sebagai aturan dari zat yang maha pencipta solusi berbagai persoalan manusia dikehidupan dunia. Islam selalu menjaga ketaatan pemeluknya secara totalitas di setiap tempat dan keadaan juga sebagai pilar ketaqwaan setiap individu. Sehingga membuat masyarakat sadar bahwa untuk selalu mentaati perintah Allah SWT dan larangan Nya dalam rangka menjalankan aturan Allah SWT secara kaffah. Namun akibat penerapan sistem yang rusak runtuhlah jati diri rumah tangga muslim tak ada lagi kesadaran akan hubungannya dengan Allah SWT. Oleh karena itu untuk mewujudkan kemuliaan dan kehormatan rumah tangga muslim harus dilalui dengan cara yang haq. Yakni dengan meneladani Rasulullah SAW, caranya adalah melalui pembinaan sehingga melahirkan individu yang bertaqwa yang akan menjadikan rumah tangga mereka kuat dan kokoh melawan gempuran maksiat yang datang bertubi-tubi. Disini lah peran lelaki tidak hanya sebagai suami bagi istrinya maupun ayah bagi anak-anak nya , mereka adalah pemimpin sekaligus pengembala yang memikul tanggung jawab besar terhadap gembalaannya. Tanggung jawab akan kebaikan, keselamatan dan rasa nyaman anggotanya dihadapan masyarakat dan juga yang lebih berat tanggung jawab di hadapan Allah SWT kelak. Dengan demikian baik buruknya, selamat dan celakanya sebuah keluarga sedikit banyak tergantung kepada kualitas pemimpinnya, para suami dan ayah. Selain itu mereka juga berkewajiban menjaga keluarga dari penyimpangan dan kesesatan dari semua bentuk dan prilaku negatif yang akan menimbulkan aib bagi keluarga secara umum. Betapa banyak para suami sekarang tidak peduli isterinya yang ber ikhtilat dan bertabarujj dengan bebasnya. Bukan hanya telah kehilangan rasa cemburu, para suami itu malah bangga melihat isteri - isteri mereka berbaur dengan banyak lelaki asing dengan dandanan yang melenakan mata dan memancing syahwat. Tanpa tahu bahaya besar yang tengah menghadang. Selain adanya pembinaan diperlukan juga kontrol masyarakat, jika hal ini berfungsi maka akan cepat diketahui penyimpangan atau kemaksiatan yang dilakukan dilingkungan sekitar kita sehingga akan terbangun kesadaran masyarakat untuk berdakwah dan melakukan pencegahan dengan amar ma'ruf nahi munkar. Selanjutnya fungsi negara melakukan penjagaan dan menjalankan aturan Allah SWT secara kaffah. Karena itu ketika ada pelanggaran terhadap hukum Allah SWT akan ada sanksi yang bersifat pencegahan ( zawajir ) dan penebus dosa ( jawabir ) itulah metode Rasulullah SAW yang sudah diterapkan ribuan tahun yang lampau dan terbukti berhasil sehingga kehidupan masyarakat terjamin ketentraman dan kebahagiaan nya. Wallahu A'lam Bishwwab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image