Timpang Jumlah Lulusan dan Lapangan Kerja, Perguruan Tinggi Harus Cetak Lulusan Mandiri

Info Kampus  
Kunjungan Prof Nizam mendapat sambutan hangat dari rektor dan pimpinan UGM. (foto : Istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Saat ini, ketimpangan lapangan pekerjaan dengan jumlah lulusan perguruan tinggi semakin menganga. Lapangan pekerjaan yang tersedia setiap tahunnya hanya 300-400 ribu, sedangkan jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia sekitar 1,2 juta.

Saat ini dunia mengalami transformasi besar, termasuk dunia pendidikan tinggi. Transformasi berdampak pada serapan lulusan ke dunia kerja, usaha dan industri. Jumlah lulusan yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan ketersediaan lapangan pekerjaan.

BACA JUGA : Prodi DHI UII Dapat Visiting Doctor dari IAIN Batusangkar

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Karena itu, perguruan tinggi dituntut tidak hanya bisa menghasilkan lulusan yang bergantung pada lapangan kerja. Namun perguruan tinggi wajib mencetak lulusan yang bisa mandiri dan membuka lapangan-lapangan kerja baru.

Prof Ir Nizam, MSc, PhD, IPU, ASEAN Eng, Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengatakan hal tersebut saat melakukan kunjungan kerja di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (8/6/2022). Kunjungan diterima rektor, pimpinan universitas, dan para dekan di lingkungan UGM.

Lebih lanjut Nizam mengatakan ada beragam faktor yang menyebabkan berkurang atau terbatasnya lapangan kerja. Salah satunya, disrupsi teknologi. Disrupsi teknologi telah membuat banyak lapangan kerja yang hilang, tetapi di sisi lain, juga membuka peluang lapangan kerja yang baru di masa depan.

BACA JUGA : Perguruan Tinggi tak Boleh Gadaikan Idealisme

"Kondisi tersebut menjadi tantangan dalam transformasi pendidikan. Kedepan pendidikan tinggi diharapkan tidak hanya menghasilkan angkatan kerja yang bergantung pada lapangan kerja. Namun, lulusan yang dihasilkan bisa lebih mandiri dan membuka lapangan-lapangan kerja baru," harap Nizam.

Ini merupakan fakta yang harus dihadapi perguruan tinggi di Indonesia. Karena itu, Nizam mengajak seluruh perguruan tinggi untuk mewujudkan lulusan yang mandiri melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

"Kami harapkan UGM juga bisa ikut mengawal proses dan implementasinya agar transformasi berjalan sukses, menghasilkan lulusan yang adaptif, kreatif, dan bermetamorfosa dengan cepat terhadap perubahan dunia,” kata Nizam.

Sementara Rektor UGM, Prof dr Ova Emilia, MMed, Ed SpOG(K), PhD, mengatakan melalui forum diskusi dapat diurai dan dicari solusi bersama atas persoalan-persoalan yang dihadapi UGM yaitu menjaga kualitas pendidikannya. "Misalnya, terkait kebijakan yang berkaitan dengan MBKM, sumber daya manusia (SDM), baik dosen maupun tenaga kependidikan non Pegawai Negeri Sipil (PNS), jenjang karir dosen, dan lainnya," kata Ova. (*)

BACA JUGA : UGM - DKI Kerjasama Revitalisasi Kemayoran dan Terapkan MBKM

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image