Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Fadhli

Hari Kesehatan Mental Sedunia : Menjaga Kualitas Mental Anak di Masa Pandemi

Eduaksi | Monday, 11 Oct 2021, 16:55 WIB

Setiap tanggal 10 Oktober, seluruh negara di dunia sepakat untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day. Hari Kesehatan mental ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan menyebarkan edukasi tentang masalah Kesehatan mental di seluruh dunia. Untuk tahun ini, WHO ( World Health Organizaton) mengangkatkan tema mengenai “ Perawatan Kesehatan mental untuk semua: mari kita wujudkan” atau “Mental health care for all: let’s make it a reality”. Hari Kesehatan ini masih dibarengi dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang mempengaruhi ke berbagai aspek terutama masalah Kesehatan mental di berbagai sector termasuk anak-anak. Kondisi ini dibarengi dengan penerapan belajar Jarak Jauh yang masih belum terbiasa pada anak dalam mendapatkan akses Pendidikan.

Menurut data dari Save The Children, selama pandemi anak-anak kehilangan kesempatan bermain di sekolah Bersama teman-temannya. Sekitar 640.000 sekolah tutup dan ada 60 juta siswa yang belajar di rumah sehingga ada perubahan pola perilaku karena mereka dipaksa untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Semenjak diterapkan Pembelajaran Jarak Jauh, anak-anak scara terpaksa harus mengikuti pembelajaran dengan jarak jauh sehingga terputus dengan lingkungan sosial nya sehingga kekurangan beradaptasi dengan teman sebaya nya. Walaupun pembelajaran tatap muka sudah mulai diterapkan, namun dengan kondisi yang sangat berbeda dengan kondisi sekolah pada masa normal sehingga anak cenderung sangat terbatas dalam melakukan komunikasi dengan teman sebayanya dimuali dari kekhawatiran akibat pandemic dan mendominasi pembatasan-pembatasan dalam melakukan aktivitas sosial nya.

Menurut hasil Penelitian di Amerika yang dilakukan pada 19 Maret-22 April 2021 menemukan bahwa ada enam hal yang berpengaruh pada Kesehatan mental anak di masa pandemi; yaitu isolasi sosial, pembelajaran jarak jauh, terlalu lama menatap gawai, ketakutan akan tertular, kurang aktivitas fisik, dan paparan berita yang mengkhawatirkan. Lebih jauh lagi, pola hidup yang tiba-tiba berubah dapat mengakibatkan anak-anak kesulitan tidur, idealnya anak-anak tidur antara 9-12 jam. Dari hasil penelitian Departemen Ilmu Komputer Universitas Warwick , Inggris dan universitas Fudan, China terhadap 11.000 anak usia 9-11 tahun, ditemukan sebanyak 53 persen dari anak yang tidur kurang dari 7 jam akan mempengaruhi pada masa perilaku.

Melihat dari kondisi tersebut, bagaimana supaya kita tetap menjaga Kesehatan mental anak agar tetap sehat dan produktif ?

Sebagai orang tua yang menjadi tonggak utama dalam perkembangan anak, maka harus memberikan berbagai upaya dalam memperhatikan kondisi mental anak supaya tetap sehat dan produktif. Sebagai salah satu alternatif dalam melakukan masa kegiatan dalam mengisi waktu di rumah baik pada masa masa pandemic atau setelah masa pandemic Covid 19 ini berakhir. Salah satu caranya adalah sebagai berikut :

1. Membiasakan anak untuk beraktifitas fisik di rumah. Seperti yang dilansir pada buku Joe Wicks bahwa beliau memberikan tips untuk anak-anak bisa beraktifitas fisik yang nyaman dan asik. Dalam tema Latihan yang berjudul 5 Minute Move Kids Workout bahwa aktivitas fisik yang dilakukan harus disertakan dengan apa yang disukai oleh anak seperti karakter film batman, superman, katak atau karakter favorit lainnya. Sehingga anak akan terus bereksplorasi dalam melakukan kegiatan di rumah

2. Orang tua selalu reminder kepada anak atau membuat sticky notes baik di kamar anak atau di spot anak yang disukai dengan dilakukan diskusi kepada anak terlebih dahulu sehingga anak akan lebih betah di rumah dan lebih menyenangkan

3. Selalu memberikan pelajaran-pelajaran positif dan motivasi yang menguatkan kepada anak sehingga di dalam pikiran anak bisa bertumbuh orientasi dalam setiap aktifitas yang dilakukan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image