Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aldha Rahmani

Bahasa sebagai Alat Komunikasi

Sastra | Wednesday, 01 Jun 2022, 12:11 WIB
Gambar: Grid.Kids.ID

Devitt & Hanley (2006:1); Noermanzah (2017:2) menjelaskan bahwa bahasa merupakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ekspresi sebagai alat komunikasi pada situasi tertentu dalam berbagai aktivitas. Dalam hal ini ekspresi berkaitan unsur segmental dan suprasegmental baik itu lisan atau kinesik sehingga sebuah kalimat akan bisa berfungsi sebagai alat komunikasi dengan pesan yang berbeda apabila disampaikan dengan ekspresi yang berbeda. Kemampuan berbahasa ini diimplementasikan dengan kemampuan dalam beretorika, baik beretorika dalam menulis maupun berbicara. Retorika dalam hal ini sebagai kemampuan dalam mengolah bahasa secara efektif dan efisien berupa ethos (karakter atau niat baik). Pathos (membawa emosional pendengar atau pembaca), dan logos (bukti logis) sehingga mempengaruhi pembaca atau pendengar dengan pesan yang disampaikan melalui media tulis atau lisan (Noermanzah dkk.. 2017-222-223: Noermanzah dkk., 2018:119). Ronal Wardhaugh mengungkapkan bahasa sebagai 'a system of arbitrary vocal symbol used for human communication. Dari pengertian tersebut mengandung makna bahwa bahasa merupakan suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang digunakan untuk komunikasi manusia (dalam Pateda, 2011:6). Hal yang senada Juga dikemukan Bloch dan Trager bahwa bahasa sebagal 'Language is a system of arbitray vocal symbol by means of which a social group cooperates' yang artinya bahasa sebagai sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi. Bahasa menurut Pateca (2011:7) merupakan deretan bunyi yang bersistem sebagai alat (instrumentalis) yang menggantikan individual dalam menyatakan sesuatu kepada lawan tutur dan akhirnya melahirkan kooperatif di antara penutur dan lawan tutur. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa bahasa dalam wujud bunyi yang bersistem tersebut memiliki peran pengganti bagi penutur untuk menyatakan gagasannya yang kemudian direspons oleh lawan tutur sehingga terjalin komunikasi yang baik. Kemudian, bahasa juga dijelaskan secara rinci oleh Chaer (2012:33) berupa sistem, berbentuk lambang, berbentuk bunyi, bersifat arbitrer, bermakna, konfensional, unik, universal, produktif, bervariasi, dinamis, manusiawi, digunakan sebagi alat interaksi sosial, dan berfungsi sebagal identitas penuturnya. Chaer lebih menjelaskan bahasa sebagai alat komunikasi yang memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan bahasa yang dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yang lain atau bisa dikatakan bahasa merupakan hak milik manusia sebagai insan yang mampu berkomunikasi dan kamanya manusia bisa berkembang dan bertahan hidup. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud dan tujuan kepada orang lain. Selain sebagai alat komunikasi bahasa juga merupakan saluran perumusan maksud, gagasan, pendapat, melahirkan perasaan dan memungkinkan untuk menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Lewat bahasa, antarmanusia bisa berbicara dan menjalin hubungan. Peran bahasa dalam kehidupan manusia sangatlah besar. Tanpa bahasa, manusia tidak akan bisa memahami pesan atau informasi, mengetahui dan memanggil nama orang atau benda, hingga menceritakan pengalamannya. Oleh sebab itu, bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Setelah melewati berbagai peradaban, akhirnya manusia dapat berkomunikasi satu sama lain berkat adanya bahasa. Bahasa memiliki berbagai macam bentuk, seperti bahasa lisan, bahasa tulisan, bahasa isyarat, bahasa pemrogaman, dll. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan bahasa merupakan hal yang penting dan kompleks untuk dipelajari dalam berbagai aspek kehidupan. Manusia mulai mempelajari dan memperoleh bahasa sejak masih bayi dengan mendengarkan atau meniru orang tuanya. Kemampuan ini disebut Language Acqusition Device yang dikemukakan oleh Noam Chomsky. Berdasarkan teori ini, Chomsky berpendapat bahwa anak-anak lebih mudah untuk mempelajari bahasa baru dibandingkan dengan orang dewasa. Sebelum melangkah lebih lanjut, pasti kalian pernah mendengar kata “bilingual”. Lantas, apa yang dimaksud dengan bilingual? Bilingual merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan dua bahasa. Bahasa pertama berasal dari ibunya, sedangkan bahasa kedua merupakan bahasa lain yang dipelajari setelah bahasa pertama. Sebelum dikenal sebagai kemampuan yang intuitif, menjadi seorang bilingual ketika anak-anak sebelum tahun 1960 pernah dianggap sebagai kekurangan karena dinilai memperlambat pertumbuhan anak dengan memaksa mereka menggunakan energi untuk membedakan beberapa bahasa. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, menjadi seorang bilingual ternyata memiliki banyak manfaat dan dinilai sebagai kemampuan yang tidak semua orang dapat lakukan sehingga membuktikan bahwa studi tersebut salah. Bilingual sendiri dibagi menjadi 3 tipe yang terdiri dari Compound bilingual, Coordinate bilingual, Subordinate bilingual. Compound bilingual mempelajari kedua bahasa ketika mulai mengenal dunia sekitarnya. Coordinate bilingual mengembangkan kedua bahasa secara tidak bersamaan dengan menggunakan 2 konsep seperti, belajar bahasa Inggris ketika di sekolah lalu menggunakan bahasa Spanyol ketika di rumah. Subordinate bilingual mempelajari bahasa kedua dengan menyaring bahasa pertama mereka. Ketiga tipe ini memiliki kemampuan yang hampir sama tergantung tingkat fleksibelitas mereka dalam belajar. Lalu bagaimana proses berbahasa itu sendiri? Proses berbahasa memiliki beberapa tahapan yang terdiri dari proses induksi ujaran, proses membaca keras, dan proses pemahaman ujaran. Proses produksi ujaran terjadi dalam area Wernicke kemudian dikirim ke area Broca untuk mengubah pesan menjadi pasangan simbol bermakna. Selanjutnya pada tahap membaca keras, korteks visual menerima dalam bentuk tulisan lalu ditrasmisikan melalui girusan gularis ke area Wernicke dan diasosiasikan dengan gambaran auditoris. Pada proses pemahaman ujaran, ditandai dengan diterimanya sinyal di korteks auditoris dari telinga lalu ditransmisikan melintasi area Wernicke yang akan diterjemahkan. Penelitian neuroimaging terbaru juga menyatakan bahwa informasi mengenai bahasa terbagi menjadi dua bagian disebut dengan dual stream model. Model ini menjelaskan bahwa informasi yang kita dapatkan dikirim ke dorsal pathway pada kedua bagian hemisfer. Selanjutnya, aliran ventral meneruskan informasi di sepanjang belahan hemisfer lalu mengidentifikasi dan memahami maksud dari isi pembicaraan. Secara ringkas, pada aliran ventral terjadi proses mendengar-mengidentifikasi-memvisualisasi dalam pikiran.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image