Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vita Alfiani Putri, M.Pd

Rumah Sebagai Sekolah Karakter Bagi Anak

Guru Menulis | Thursday, 07 Oct 2021, 09:14 WIB

Anak-anak yang menjadi manusia luar biasa ketika memasuki usia dewasa tidak dilahirkan dengan sendirinya. Mereka lahir, dibesarkan, dan dididik oleh Orangtua yang hebat.

Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Setiap anak yang lahir di atas fitrah hingga ia fasih (berbicara), kedua Orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (Hadis riwayat al-Baihaqi dan at-Thabarani).

Hadis ini memiliki makna bahwa setiap Orangtua bertanggungjawab penuh dalam mewarnai dan mencorakkan anak-anak untuk menjadi yang terbaik atau sebaliknya.

Ilustrasi: Orangtua bersama anak-anak di rumah.

Sejak dilahirkan, anak-anak diberikan perlindungan dari segala bahaya, dididik, dan dibekali berbagai pelajaran kehidupan dari rumah. Anak-anak dilatih untuk merapikan tempat tidur sendiri, membuang sampah, mencuci piring, merapikan baju, melipat serta menyeterika baju, dan lain-lain.

Berbagai pelajaran seperti ini mungkin terlihat biasa dan terkesan sepele, tetapi siapa sangka pelajaran ini sangat berguna demi kelangsungan hidup anak-anak, terlebih saat usia mereka semakin bertambah dan menginjak masa usia dewasa.

Selain itu, rumah juga menjadi sekolah dalam upaya membina karakter anak-anak. Terbentuknya karakter anak-anak bermula dari rumah hasil didikan setiap Orangtua. Rumah kerap kali disebutkan sebagai sumber pendidikan pertama bagi anak-anak. Anak-anak belajar berbagai ilmu pengetahuan pertama dari rumah, sebelum mereka melangkahkan kaki ke dunia pendidikan di luar rumah, yaitu sekolah.

Di rumah, anak-anak belajar untuk menghormati orang lain, mengikuti aturan rumah yang ditetapkan, mentaati dan membantu Orangtua. Didikan ini akan membentuk karakter dan kepribadian anak-anak yang akan diamalkan sepanjang hidup mereka.

Ilustrasi: Keluarga di rumah.

Dalam membesarkan anak-anak, selain menyediakan keperluan sehari-hari seperti makanan, minuman, pakaian dan lain-lain, Orangtua bertanggungjawab sepenuhnya untuk memainkan perannya sebagai pendidik dalam membentuk akhlak dan kepribadian anak-anak.

Dalam usaha memanusiakan seorang anak, seluruh ajaran agama sangat menitikberatkan pendidikan nilai moral yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Sesungguhnya, kasih sayang yang dicurahkan oleh Orangtua kepada anak-anaknya memang tiada tandingannya.

Oleh karena itu, dalam memberikan pendidikan kepada mereka, sudah semestinya Orangtua menyediakan pendidikan yang terbaik. Orangtua mengasuh dan mendidik anak-anak dengan ilmu parenting dan ilmu agama yang berguna sepanjang masa.

Terlebih, semakin banyak Orangtua masa kini yang memiliki pencapaian yang tinggi dalam bidang akademik. Ini menjadi bonus bagi anak-anak untuk mendapatkan pengajaran yg lebih layak dari Orangtua mereka. Namun, Orangtua yang kurang memiliki capaian akademik pun sangat besar pengorbanannya dalam memenuhi pendidikan bagi anak-anak mereka.

Ilustrasi: Sekolah dari rumah.

Seperti yang kita ketahui, sejak seluruh dunia dilanda pandemi Covid-19, anak-anak tidak dapat datang ke sekolah seperti biasanya. Sesi pengajaran dan pembelajaran dilaksanakan dari rumah melalui berbagai media perantara, maka untuk memastikan anak-anak tidak ketinggalan dalam pelajaran, Orangtua harus terus memainkan perannya sebagai pendidik di rumah.

Dalam hal ini, mereka berperan memberikan dukungan moral yang tinggi, guna membantu anak-anak dalam belajar, menyediakan pertolongan dan ruang belajar bagi anak, membantu mengurus waktu belajar serta memberi tanggungjawab sewajarnya.

Justru, dalam menghadapi situasi seperti saat ini, Orangtua merupakan pemeran utama dalam memastikan anak-anak yang dipinjamkan sementara di dunia ini untuk dilindungi sebaik mungkin, dicurahkan kasih sayang sepenuhnya, dan dididik dengan sebaik-baiknya.

Semoga corak yang para Orangtua warnakan dalam lembaran putih kehidupan anak-anak menjadi corak terindah untuk mereka. Apa yang kita tanam pada hari ini, itulah yang kita tuai dikemudian hari.

Oleh: Vita Alfiani Putri, M.Pd (Psikolog Pendidikan dan Pegiat Literasi)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image