Hafal Al-Qur’an Sambil Kuliah, Siapa Takut?
Eduaksi | 2021-10-05 16:14:31Menghafal Al-Qurâan itu sulit ga sih? Dipikir-pikir sih berat banget ya menghafal ratusan lembar, ribuan ayat suci, pasti susah. Ngafal Qur'annya dikit-dikit dulu deh, nunggu ada mood, mana masih kuliah lagi. Kalo kuliah bisa sambil ngafal qurâan nggak ya?
Ditambah berbagai pertanyaan beserta alasan lainnya yang sering diucapkan para pejuang penghafal qurâan. Apakah benar kenyataannya begitu? Yuk bareng-bareng kita simak pernyataan mahasiswa Idaqu yang sedang atau sudah menghafal Al-Qurâan.
âJangan pernah menyerah untuk meraih Al-Qurâan, ketika kita mementingkan Al-Qurâan dalam kehidupan, maka hidup akan terasa lebih mudah dan efektif,â ucap Alya.
âKuncinya terus semangat, tidak ada yang tidak bisa di dunia ini selagi kita berusaha. Dan terus tabah dalam menghadapi rintangan-rintangan apapun itu, karena Allah tidak menguji hambanya kecuali sesuai dengan kemampuan hambanya masing-masing,â ujar Juaini.
âTetap istiqomah dan semangat dan yang paling utama adalah selalu memperbaiki niat, karena dari niatlah nilai ibadah-ibadah kita diterima. Ditambah tekad untuk membahagiakan keluarga di dunia maupun di akhirat, InsyaAllah Al-Qurâan akan memudahkan jalan kehidupan orang yang menghafal Al-Qurâan,â ucap Maulida.
Nah sudah liat beberapa pernyataan dari mahasiswa dan mahasiswi Idaqu, pasti jadi tambah semangatkan. Untuk sekedar informasi kampus Idaqu juga sangat mendukung mahasiswa dan mahasiswinya untuk belajar, menghafal dan mengamalkan Al-Qurâan loh, hingga banyak dari mahasiswa dan mahasiswi yang sudah menghafal 30 juz.
Yuk mari niatkan dalam hati untuk menghafal Al-Qurâan, Istiqomah dalam murojaah Al-Qurâan ditambah doa agar dimudahkan dalam kehidupan kelak.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.