
Sebuah dokumenter yang bikin nyali bergetar karena beberapa alasan :
1. Ini kisah nyata, jadi terasa nonton film spionase tanpa sensor.
2. Kejadiannya belum lama, tahun 2017.
3. Salah satu âkorbannyaâ adalah warga Indonesia.
4. Kisahnya yang terlalu sederhana malah menambah bobot kengeriannya.
Ini kisah tokoh dunia paling banyak mitos kengeriannya, Kim Jong Un. Nah dokumenter ini menyajikan kesadisannya yang nyata. Kakak tirinya, Kim Jong Nam, dibunuh di bandara Kuala Lumpur lewat sebuah skenario yang terkesan bercandaan : Video Prank!
Di sinilah wanita muda Indonesia masuk, Siti Aisyah. Dia dan satu wanita asal Vietnam, Doan, diiming-imingi ratusan dolar âhanyaâ untuk membuat video prank, menutup mata korban prank dari belakang. Padahal yang terjadi adalah, pembunuhan dengan zat mematikan yang dilumurkan ke dua tangan wanita muda tersebut. Kontak mata korban adalah fatal, hanya hitungan jam Kim Jong Nam tewas.
Hebatnya dua wanita muda ini tidak serta merta dilibatkan dalam skenario pembunuhan ini. Mereka dibuat terlena dengan beberapa video prank pendahulu, hingga di tugas malapetaka itu mereka tak menaruh curiga.
Proses penangkapan, dan pengadilan bikin aku gemas sebagai penonton. Tekanan dari Korea Utara malah membuat Malaysia âmembebaskanâ tersangka potensial pulang kembali ke Korut. Tinggallah dua wanita malang ini sebagai kambing hitam, padahal dalam sebuah pembunuhan motif adalah hal yang paling utama, dua wanita muda bisa dikatakan sama sekali tidak punya motif.
Aku tidak mau membocorkan jalan cerita. Intinya ini adalah film spionase tingkat tinggi, yang melibatkan politik luar negeri. Hingga akhir cerita aku masih bertanya-tanya, apakah dua wanita ini seorang spion atau memang sekedar pion?
