Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image KKN TEMATIK 107 MBKM

Selenggarakan Sosialilasi PMK, Pemdes Kutogirang Bersama Mahasiswa KKN Sukses Edukasi Warga

Eduaksi | Sunday, 29 May 2022, 10:05 WIB

Mojokerto 23/05/2022 - Belakangan ini telah ditemukan banyak kasus wabah yang menyerang hewan ternak warga sehingga menyebabkan keresahan dilingkungan masyarakat. Banyak warga yang berspekulasi bahwa wabah ini adalah semacam COVID-19 yang menyerang hewan. Wabah ini disebut juga dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). PMK ini biasa dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) dan Apthtae Epizooticae adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae. Wabah ini menyebabkan penyakit viral yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, unta, dan termasuk hewan liar seperti gajah, antelope, bison, menjangan, dan jerapah. Yang mana masa inkubasi dari penyakit ini adalah 1-14 hari yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu. Angka kesakitan ini bisa mencapai hingga 100% dan angka kematian tinggi ada pada hewan muda. Tingkat penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini cukup tinggi, tetapi tingkat kematiannya hanya 1-5%.

Oleh karena itu, pada hari Senin 23 Mei 2022 Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto mengadakan sosialisasi mengenai pencegahan dan juga cara untuk mengatasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini di Desa Kutogirang. Antusiasme warga yang begitu tinggi dikarenakan keresahan warga yang panik karena ternaknya banyak yang terserang wabah tersebut. Sehingga pada hari itu puluhan warga beramai-ramai memenuhi Balai Desa Kutogirang untuk mengikuti sosialisasi tersebut.

Lalu berdasarkan dari data Posko Terpadu Penanganan PMK Hewan Ternak Pemprov Jatim per tanggal 24 Mei 2022, wilayah Mojokerto tercatat telah memiliki jumlah kasus PMK Hewan Ternak aktif yakni dengan 1.175 kasus. Dengan jumlah kasus tersebut telah menjadikan wilayah Mojokerto ini menjadi wilayah dengan kasus wabah PMK tertinggi ketiga setelah Lumajang dan Gresik yang masing-masing berjumlah 1.595 dan 1.531 kasus.

Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto mengimbau agar warga lebih hati-hati dan waspada dalam menjaga hewan ternak mereka dan juga lebih gesit dalam bertindak ketika menemukan hewan ternak mereka yang mempunyai ciri-ciri gejala wabah PMK tersebut untuk segera melapor ke Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto agar kasus bisa segera ditangani dan wabah tidak semakin menyebar ke hewan ternak warga yang lain.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image