Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

Simak 3 Kesalahan Investor Pemula Saat Investasi ETF

Bisnis | Tuesday, 28 Sep 2021, 11:32 WIB

Reksa Dana Bursa atau Exchange Traded Fund (ETF) menjadi salah satu pilihan alternatif sebelum seseorang terjun dalam investasi saham. ETF yang terdiversifikasi secara maksimal menawarkan potensi kerugian yang tak seekstrem saham.

Dengan potensi kerugian yang di bawah saham, ETF menjadi jembatan untuk masuk ke pasar saham. Dengan mengenali diversifikasi dalam ETF maka investor pelan namun pasti bisa mengetahui saham-saham terbaik yang bisa dipilih.

Sementara itu dari mekanisme yang sama persis seperti halnya transaksi saham, khususnya untuk transaksi dalam pasar sekunder, investor tentu akan dimudahkan ke depannya dalam investasi saham.

Meski banyak dikata mudah karena jenis reksa dana yang dipasarkan di bursa merupakan komposisi terbaik dan transaksinya sudah serba online berbasis aplikasi, semisal dengan aplikasi IPOT besutan Indo Premier Sekuritas karya anak bangsa yang sudah mengintegrasikan platform ETF, tetapi ada 3 hal yang perlu diperhatikan agar investasi ETF benar-benar mendatangkan cuan.

Ada 3 kesalahan yang biasanya dilakukan investor dalam investasi ETF. Oleh sebab itu, ketiga kesalahan ini wajib diperhatikan para investor pemula:

1. Pilih ETF Sembarangan Tanpa Riset

Jika investor pemula percaya begitu saja pada jenis ETF yang ada tanpa riset komprehensif maka ini sebuah kesalahan besar. Dari ETF-ETF yang tersedia, pemula wajib memahami produknya baik itu yang ETF aktif maupun pasif. Kalau ETF pasif maka perlu diketahui apa indeks acuannya, siapa yang meramu indeks hingga biaya dan popularitas indeks serta likuisitasnya. Adapun biaya-biaya yang perlu dicermati mulai biaya atau fee Manajer Investasi dan Bank Kustodian.Lalu kalau ada yang bilang memilih ETF relatif lebih mudah dibandingkan saat memilih saham, itu salah kaprah. Dalam emilih ETF, selian menganalisis pergerakan histrorikal indeksnya), investor wajib melakukan analisis sektoral yang bobotnya paling gede karena mau tidak mau porsi terbesar inilah yang menentukan pergerakannya.

2. Ogah Review Portofolio Secara Berkala

Portofolio yang baik adalah portofolio yang terdiversifikasi dalam beragam instrumen investasi. ETF adalah salah satu instrumen yang sangat baik karena telah terdiversifikasi secara optimal. Kendati telah terdiversifikasi dengan baik, review secara berkala untuk aset-aset yang dimiliki juga sangat penting, misalnya dilakukan setiap 6 bulan sekali. Selain itu, pemodal yang baik perlu melakukan rebalancing secara berkala, sehingga aset tidak hanya terkumpul di satu instrumen. Rebalancing merupakan langkah terpenting dalam mengelola portofolio investasi yang ideal. Rebalancing meliputi menjual investasi-investasi yang telah bertumbuh pesat dan mengoleksi investasi baru yang valuasinya sedang murah atau melakukan strategi averaging untuk instrumen investasi yang sedang turun. Review dan rebalancing penting karena kinerja ETF tentu tidak selalu positif dengan hasil tinggi.

3. Asal Masuk Saat Pembukaan dan Penutupan Pasar

Jam pembukaan pasar atau penutupan pasar banyak dijejali investor yang riuh melakukan jual beli. Namun harus dipahami bahwa pada saat seperti ini selisih harga bid dan offer cenderung melebar dan pergerakannya tidak stabil. Tak mengherankan, harga ETF pada jam pembukaan pasar atau penutupan pasar juga cenderung menjauh daripada NAB indeks yang menjadi acuan ETF. So, jika ingin bertransaksi, ada baiknya membiarkan terlebih dahulu harga-harga ETF menjadi stabil dulu. Dengan begitu selisih harga bid dan offer menjadi lebih stabil alias dekat pada nilai aktiva bersih indeks yang menjadi acuan. Kecuali sudah tahu persis kondisinya dan memang ingin menjual di harga tinggi atau membeli di harga terendah maka masuk pada saat seperti ini tidak menjadi masalah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image