Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aviful Habibi

Masa Pandemi: Guru harus Belajar Lagi.

Guru Menulis | Monday, 27 Sep 2021, 12:09 WIB

Pandemi Covid-19 telah melanda hampir di semua negara. Pandemi yang memporak-porandakan hampir seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali aspek pendidikan. Dunia pendidikan menjadi satu dari beberapa aspek kehidupan yang sangat terdampak dengan adanya pandemi ini. Sejak tanggal 11 Maret 2020 dimana WHO menetapkan status Corona Virus Disease-19 (Covid-19) sebagai pandemi, pada saat itu juga pemerintah di setiap negara melakukan tindakan pencegahan agar virus tersebut tidak semakin menyebar. Tepatnya pada tanggal 16 Maret 2020, pemerintah Indonesia meminta seluruh sekolah mulai tingkat PAUD sampai dengan Pendidikan Tinggi ditutup dan pembelajaran “terpaksa” dilakukan secara daring (Dalam Jaringan) meskipun pada kenyataannya kesiapan setiap sekolah untuk melakukan pembelajaran secara daring nyaris belum ada, baik dari segi sarana (jaringan internet yang kurang memadai) dan juga dari segi SDM (ketidaksiapan guru untuk melakukan pembelajaran secara daring).

Adanya wabah ini juga menghambat kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan secara langsung (tatap muka) beralih ke pembelajaran secara daring (online). Namun demikian, masa pandemi ini juga mampu mengakselerasi pendidikan di era Revolusi Industri 4.0 (perkembangan industri teknologi). Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan perkembangan teknologi sehingga antara guru dan murid dapat melangsungkan pembelajaran tanpa melakukan tatap muka secara langsung. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Covid-19. Dalam sistem pembelajaran daring, guru dituntut untuk menguasai berbagai macam aplikasi/program yang digunakan untuk menunjang pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran daring, guru dituntut untuk dapat menyajikan materi pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami agar siswa tertarik pada materi yang disampaikan oleh guru sehingga dapat dengan mudah menangkap materi yang disampaikan. Untuk memenuhi hal tersebut, dibutuhkan kreasi dan inovasi dari guru dalam membuat materi pembela

Pendidikan masa pandemi: seorang siswa sedang mengikuti ujian secara daring.

Meskipun pembelajaran secara daring merupakan solusi terbaik dalam kegiatan pembelajaran selama masa pandemi Covid-19, akan tetapi pada pelaksanaannya banyak menuai penolakan dan kendala yang dihadapi tidak hanya oleh para guru namun juga dari orang tua beserta peserta didik. Penolakan dari orang tua lebih dikarenakan faktor ekonomi. Karena dalam pembelajaran daring tidak hanya membutuhkan kuota internet, tetapi juga membutuhkan fasilitas yang lainnya yaitu Smartphone. Smartphone yang digunakan juga tidak sembarang smartphone, namun smartphone tersebut harus bisa memuat aplikasi penunjang pembelajaran seperti, Google Classroom, Zoom, Youtube, dan WhatsApp. Untuk menggunakan aplikasi tersebut diperlukan smartphone dengan spesifikasi yang cukup tinggi, baik jenis androidnya, jumlah ram, dan memori internalnya. Tidak heran jika di masa pandemi ini banyak orang tua yang “terpaksa” membeli smartphone baru agar anaknya tetap bisa mengikuti pembelajaran daring.

Tidak hanya orang tua, penolakan juga datang dari peserta didik yang merasa pembelajaran secara daring dirasa kurang membantu mereka dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Guru hanya menerangkan kemudian memberikan tugas dan materi yang disampaikan belum tentu dipahami oleh peserta didik. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa faktor yang menjadi penghambat yaitu keterbatasan peserta didik untuk melakukan tanya jawab dan tidak semua peserta didik berasal dari keluarga yang mampu membeli smartphone dan mengisi kuota internetnya.

Penolakan dari pihak guru terhadap pembelajaran secara daring ini karena menganggap pembelajaran secara daring tidak seefektif kegiatan pembelajaran secara konvensional (tatap muka langsung). Alasannya adalah ada beberapa materi yang hanya bisa dijelaskan secara langsung agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, kegiatan pembelajaran ini hanya efektif untuk memberi penugasan. Para guru juga mempunyai keterbatasan waktu (durasi) dalam menyampaikan materi. Guru harus mempertimbangkan efektivitas dalam menyampaikan materi. Materi yang disampaikan tidak harus panjang dan tidak terlalu pendek, namun siswa dapat memahami materi tersebut dengan baik.

Untuk itu, kesiapan guru dalam menggunakan teknologi selama pembelajaran daring adalah sebuah keniscayaan. Siap atau tidak, mau atau tidak mau, dan mampu atau tidak mampu guru harus melakukannya. Guru harus siap menerima perkembangan teknologi dalam pembelajaran. Guru harus mau belajar menggunakan aplikasi untuk pembelajaran daring, serta guru harus mampu mengajar dan membuat strategi pembelajaran yang efektif, mudah diakses, dan sesuai dengan karakter siswa di sekolahnya agar pembelajaran yang efektif dapat dilaksanakan meskipun dilakukan secara daring.

#GuruHebatBangsaKuat

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image