Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Iswahyudhi Rahman

Hubungan Filosofi Sekolah KARYA, Harapan Bangsa Integrated Christian School dan Kurikulum Merdeka

Eduaksi | Wednesday, 25 May 2022, 13:21 WIB

Disusun oleh: Iswahyudhi Rahman, S.Pd.,Cert.ELS.,C.TM.,C.MIET

Sejak masa pandemi Covid-19, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah memerintahkan sekolah di Indonesia untuk menjalankan layanan Pendidikan secara daring. Selain itu juga telah disiapkan Kurikulum Darurat yang kemudian berkembang menjadi Kurikulum Prototip agar pembelajaran tetap bisa berlangsung selama pembatasan tatap muka yang diberlakukan oleh pemerintah pusat hingga daerah berlangsung. Menanggapi kebiajakan pemerintah, Sekolah Harapan Bangsa Balikpapan selalu menyiapkan layanan Pendidikan terbaiknya bahkan sebelum kebijakan pembatasan dalam mencegah penularan pandemi Covid-19 diberlakukan. Mulai dari Playgroup, TK, SD, SMP, dan SMA Harapan Bangsa Integrated Christian School, melalui departemen Quality Research and Development telah mempersiapkan Learning Management Sistem sejak Tahun 2017 yang disediakan oleh Microsoft dan Google. Oleh karenanya, Ketika kebijakan Pemerintah Pusat maupun Daerah membatasi ruang gerak belajar siswa, Harapan Bangsa Integrated Christian School siap melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang mana memberikan pengalaman yang tentu diupayakan sama seperti belajar dari sekolah.

Berdasarkan pengalaman tersebut,serta perubahan demi perubahan adaptasi pembelajaran yang membuat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melakukan modifikasi atau pembaharuan layanan Pendidikan dengan memberikan program-program unggul yakni Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, dan Organisasi Penggerak. Program-program tersebut berada di bawah satu program besar Bernama Merdeka Belajar.

Merdeka Belajar | BKHM | KEMDIKBUD" />
Merdeka Belajar | BKHM | KEMDIKBUD

Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim yang berakar dari kemerdekaan berpikir, yang artinya adalah kemerdekaan berpikir ini harus didahului oleh para guru sebelum diturunkan atau memberikan proses pengajaran. Itu sebab program-program Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak dilangsungkan sejak dua tahun lalu yang pada akhirnya menghadirkan satu kebijakan arah Pendidikan yang lebih baik, yaitu implementasi kurikulum baru, Kurikulum Merdeka.

Sekolah Karya | Harapan Bangsa, Balikpapan, Kalimantan Timur" />
Sekolah Karya | Harapan Bangsa, Balikpapan, Kalimantan Timur

Sekolah Harapan Bangsa Balikpapan, melalui Quality Research and Development melakukan telaah dan kajian atas Kurikulum Merdeka yang mana diuji dengan filosofi Pendidikan yang dimiliki oleh sekolah, yaitu Sekolah KARYA. Sekolah KARYA adalah pilar filosofi pendidikan Harapan Bangsa Integrated Christian School yang terdiri dari 5 pilar, yaitu: Karakter Mulia, Akal Budi dan Kecerdasan, Relasi Berkualitas, Yesus Sebagai Pusat, dan Aksi Nyata. Pilar-pilar tersebut merupakan bentuk implementasi pendidikan secara holistik untuk memenuhi kebutuhan bertumbuh siswa baik fisik, intelektual, hingga dan yang paling utama adalah karakter. Oleh karenanya, tujuan akhir belajar siswa terletak pada dua hal utama, yaitu karakter dan aksi nyata. Karakter dan aksi nyata tersebut dihadirkan melalui karya-karya yang bisa diketahui, dilihat, dan didemonstrasikan baik secara konkrit atau pun abstrak, sehingga anak-anak mulai dari pendidikan kelompok bermain hingga menengah atas tak dinilai keberhasilan belajarnya berdasarkan angka-angka pada nilai ujiannya melainkan apa yang sudah mereka buat selama bersekolah dan itu bisa diketahui, dipahami, hingga dikritisi oleh siapa saja, bahkan termasuk orang tua siswa. Untuk mengimplementasikan Sekolah KARYA, maka perlu disiapkan sebuah metode pembelajaran yang tepat untuk siswa melalui kapasitas guru. Oleh sebab itu guru melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa sebagai metode mengajar dan belajar di kelas. Hal ini perlu dilakukan agar siswa memiliki tanggungjawab penuh atas proses belajar, terlibat dan berpartisipasi aktif, membangun hubuungan antar teman, berkembang menjadi kerjasama dimana menggunakan kemampuan berpikir dengan mengedepankan kompetensi literasi, baik membaca dan menganalisis, penggunaan teknologi secara efektif dan benar sehingga keterampilan Abad 21 mampu dimiliki oleh siswa yang bersekolah di Sekolah Harapan Bangsa, baik di PG Happy Holy Kids Balikpapan, TK Happy Holy Kids Balikpapan, SD Kristen Harapan Bangsa, SMP Kristen Harapan Bangsa, hingga SMA Kristen Harapan Bangsa. Mulai dari metode pengajaran berbasis proyek, masalah, penugasan, hingga campuran (blended), menjadi strategi mengajar yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan belajar siswa.

Melihat Kurikulum Merdeka yang merupakan sistem pendidikan yang mengedepankan kemerdekaan berpikir baik siswa dan guru dengan memberikan ruang sumber kebenaran dan kolaborasi bergerak untuk mencari kebenaran bersama-sama, menguatkan karakter siswa dalam perwujudan Profil Pancasila. Profil Pelajar Pancasila yang disusun oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menjadi tujuan utama Kurikulum Merdeka, yaitu: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, yang mengedepankan akhlak beragama, pribadi, kepada manusia, kepada alam, dan bernegara. Berkebinekaan global, yang memberikan pengalaman dan pembelajaran dalam mengenal dan menghargai budaya, ruang komunikasi intercultural dalam berinteraksi dengan seksama, refleksi dan tanggungjawab terhadap pengalaman kebhinekaan. Gotong royong, yang memberikan kesempatan siswa untuk berkolaborasi, peduli, dan berbagi. Mandiri, secara pribadi mampu bertanggung jawabterhadap kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi hingga memiliki regulasi diri. Bernalar kritis, yang terletak pada pengalaman dalam memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, hingga dalam mengambil keputusan. Kreatif, yang terletak pada ruang modifikasi dan menghasilkan yang orisinil, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

Dari Sekolah KARYA dan Kurikulum Merdeka memiliki satu keluaran yang sama atau selaras pada Profil Pelajar Pancasila. Jika Sekolah KARYA memiliki lima pilar dan Kurikulum Merdeka dengan Profil pelajar Pancasila, maka kedua tujuan pendidikan pada filosofi ini saling melengkapi setiap kekurangan yang ada. Seperti pada Sekolah KARYA memiliki 3 fase belajar, yakni fase bertumbuh, fase bergerak, dan fase berdampak. Pada Kurikulum Merdeka memiliki Fase A hingga Fase F (6 Fase Belajar). Pada keluarannya, tentu siswa tidak lagi diukur berdasarkan kognisi, melainkan juga dari hasil belajar yang konkrit.

Kesamaan lain antara Sekolah KARYA dan Kurikulum Merdeka terletak pada penentuan hasil belajar siswa yang terletak pada orisinalitas, kebermaknaan, kebermanfaatan, dan dampak apa yang dimiliki atau dibuat oleh siswa. Kurikulum Merdeka menghadirkan asesmen diagnosis dan laporan proyek Profil Pancasila, maka di Harapan Bangsa Integrated Christian School memiliki studX yang merupakan kumpulan proyek-proyek yang telah dibuat siswa hingga diseminarkan di depan dewan gurunya yang kemudian dipamerkan. Kedua capaian ini selaras dan melengkapi satu sama lain sehingga, perlu bagi Harapan Bangsa Integrated Christian School, sebagai Sekolah Terbaik di Balikpapan bergerak merumuskan dan melakukan pembaharuan terhadap Kurikulum Sekolah yang digunakan, baik di PG Happy Holy Kids Balikpapan, TK Happy Holy Kids Balikpapan, SD Kristen Harapan Bangsa, SMP Kristen Harapan Bangsa, hingga SMA Kristen Harapan Bangsa.

Untuk menjadi Sekolah Unggul, melalui Quality Research and Development, Yayasan Tunas Cahaya Bangsa, telah mempersiapkan PG Happy Holy Kids Balikpapan, TK Happy Holy Kids Balikpapan, SD Kristen Harapan Bangsa, SMP Kristen Harapan Bangsa, hingga SMA Kristen Harapan Bangsa dengan Kurikulum Merdeka yang lebih komprehensif dan holistik untuk pertumbuhan siswa baik secara fisik, intelektual, dan karakter.

Referensi:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Boss, S. and Krauss, J (2007). Reinventing Project-Based Learning

Alberta Learning (2004). Focus on Inquiry

Brandes, D. and P. Ginnis (1986). A Guide to Student Centred Learning. Oxford: Blackwell.

Harden, R. M. and J. Crosby (2000). AMEE Guide No 20: The good teacher is more than a lecturer-the twelve roles of the teacher

https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/merdeka-belajar

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image