Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Supadilah

Silaturahim Lewat Main Futsal

Gaya Hidup | Wednesday, 25 May 2022, 06:12 WIB
Sumber foto: dokumen pribadi

Ada banyak cara menjalin silaturahim. Salah satunya adalah lewat olahraga. Kebetulan, olahraganya adalah futsal.

Tadi malam saya bareng teman-teman yang mayoritas sudah bapak-bapak maen futsal. Nggak tanggung-tanggung, kami sewa lapangan 2 jam.

"Paling setengah jam doang maennya. Lima belas menit juga sudah ngos-ngosan," celetuk seseorang.

Nyatanya sampai 2 jam full maennya. Sekitar 18 orang yang hadir. Ada yang masih bujangan ada juga yang sudah bapak-bapak.

"Maennya paling sebentar saja. Soalnya perut udah off side," ada lagi yang bilang begitu.

Saya pun melihat perubahan ini pada teman -teman dan saya. Sekarang ini pada berisi. Terutama bagian perut. Kata ibu-ibu di lahan sawit sewaktu manen kemarin, "bawa Magicom di perutnya." Hehe... Istilah keren nih. Soalnya Magicom ya agak bulet gitu.

Dengan iuran Rp. 15 ribu, sebanding-lah dengan dapat keringat lagi sehat. Eh, olahraga malam sehat nggak ya. Hehe... Futsal menjadi olahraga alternatif bagi masyarakat di daerah yang langka lapangan sepakbola. Ada tapi jauh. Lagi pula waktunya yang susah ketemu. Saat sore biasanya masih di kantor atau kerja.

Beberapa wajah masih wajah yang sama dengan 9 tahun silam, saat saya masih jadi warga baru di sini. Dulu kami sering futsal. Istri saya pun mengakuinya. Dulu saya sering futsal sampai ke mana-mana. Sering pula di GOR Rangkasbitung. Terutama saat belum punya momongan, kerjaan belum banyak, atau jarang lomba. Sekarang... Saya sering memilih salah satu antara hobi dengan kerja.

Saat pandemi malah 2 tahunan tidak futsal. Sekarang saat suasana sudah memungkinkan, bisa futsal dua pekan sekali sudah lumayan. Badan butuh gerak. Selain itu, futsal juga jadi sarana silaturahmi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image