Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Namira Aisha

Kepergian yang ditunggu tunggu

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 23:41 WIB

Andai pandemi pergi, Pandemi Covid-19 adalah sesuatu yang sangat berat bagi kebanyakan dari kita, bagaimana tidak? pandemi ini telah mengambil banyak sekali dari kita.

Bagi para pelajar, mereka terpaksa pulang dan sekolah daring, pandemi telah mengambil kebahagiaan zaman zaman sekolah dan menggantinya dengan kekhawatiran berlanjut tentang kestabilan wifi atau sisa kuota gawai mereka. Dalam kasus terburuk mereka tidak bisa menjalankan sekolah daring dan akhirnya putus sekolah. Hal tersebut menjadi salah satu faktor total siswa yang putus sekolah pada tahun ajaran 2019-2020 mencapai angka 157.000 siswa dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK.

Bagi Para pekerja, mereka banyak yang terganggu dengan pembatasan skala besar dalam berinteraksi, dan banyak yang akhirnya kehilangan pekerjaan. Hal tersebut juga menjadikan jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2020 mencapai angka 7,07 atau 9,77 juta jiwa. Dalam kondisi krisis kestabilan ekonomi sangatlah penting untuk terus menjaga protokol, namun 9,77 juta dari kita telah kehilangan atau tidak memiliki sumber pendapatan yang pasti.

bagi para pejuang garda depan, mereka mati matian berjuang melawan virus ini dan mempertaruhkan nyawa sendiri demi membantu ribuan sampai jutaan yang lain. Sudah banyak sekali dokter, perawat dan para pejuang medis lainya yang tewas dalam perang virus ini. Dan dalam kesedihan dan keletihan mereka, mereka bahkan tidak bisa pulang ke rumah dan bertemu keluarga tercinta karena kekhawatiran besar mereka akan menjadi pengantar penyakit Covid-19 ini.

Bagi mereka yang kehilangan orang orang tercinta pandemi ini pasti terasa sangat berat dan sakit. Diwaktu waktu terberat, mereka bahkan tak bisa menelpon orang orang tercintanya.

Pandemi yang telah mengancam kebahagiaan, ekonomi dan nyawa miliaran orang. Betapa indahnya jika semua ini pergi begitu saja. Para pelajar bisa kembali bersekolah tanpa memikirkan sisa kuota hp keluarga, para pekerja bisa membebaskan diri dari tekanan ekonomi rumah tangga, Para pejuang garda depan bisa kembali kepelukan orang orang tercintanya. Bebas tanpa PSBB atau PPKM dan pembatasan sosialisasi lain dengan singkatan singkatan kompleksnya. Semua yang telah berubah bisa kembali ke dulu lagi. Mimpi buruk ini telah berakhir di sambut mentari pagi. Semuanya telah selesai.

Namun jika pandemi pergi tanpa kita ambil hikmahnya. 2 tahun deri, keringat dan air mata kami hanya akan tercatat sebagai tragedi di sejarah dunia. Semua itu hanya akan menjadi mimpi buruk. Tidak ada manfaat atau hasil semuanya hanya menjadi kenangan pedih bagi kita.

Dibalik semua kerusakan pandemi ini, pandemi ini telah memberikan banyak hikmah contohnya, virus mematikan ini telah mendorong industri teknologi yang membukakan berbagai macam inovasi baru untuk kita. Pandemi ini juga telah menjadi waktu istirahat untuk bumi kita, pada tahun 2019 karbon yang ada di atmosphere kita sudah dalam batas tidak normal. Es di kutub utara maupun selatan mulai mencair. Polusi sudah tidak terkontrol dan berbagai fenomena alam lainnya dikarenakan pemanasan global. Rumah kita dalam kondisi kritis dan pandemi datang untuk memberikan waktu untuk bernafas dan peringatan untuk penghuninya.

Kita tidak mungkin memutar balik waktu, yang kita bisa lakukan hanya memperbaiki masa depan. Pandemi ini memiliki banyak hikmah dan pesan. Namun cara kita menginterpretasikan, memanfaatkan dan bereaksi terhadap hikmah dan pesan itu semua tergantung ke kita. Apa kita hanya akan diam dalam kegelapan air mata sendiri sambil berandai andai kapan pandemi selesai? atau kita akan bangkit dan memperbaiki masa depan dengan peringatan hari ini?

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image