Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dessi Surya, S.Pd.

Pandemi Pergi, Manusia Jadi Manusia

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 21:55 WIB
Bertemu Sahabat Karya Dessi Surya

Covid-19 menggemparkan dunia, termasuk Indonesia. Pertama kali terdeteksi Covid -19 masuk ke Indonesia pada dua orang pribumi yang tinggal di Depok. Salah satunya berkontak erat dengan WNA yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pemerintah pun membuat SATGAS sebagai langkah menangani kasus Covid-19. Diawali dari dua orang yang terkena, semakin hari semakin banyak masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kejadian ini membuat panik semua masyarakat Indonesia, tetapi beberapa di antaranya masih belum mempercayai adanya covid-19 ini.

Dalam rangka memutus rantai penularan Covid-19 ini, pemerintah memberikan penyuluhan dalam bentuk iklan, poster, dan lain-lain agar masyarakat dapat mematuhinya. Seperti memakai masker dan menjaga jarak. Namun, masih banyak masyarakat yang tak memedulikannya. Masih banyak masyarakat yang tidak memakai masker dan berjaga jarak. Hal ini membuat banyak orang yang terkena Covid-19. Hari ke hari pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah dan membuat rumah sakit kewalahan menanganinya.

Kepanikan mulai terjadi dan akhirnya pemerintah mengadakan lockdown di berbagai daerah khususnya Jabodetabek. Beberapa tempat kerja, supermarket, mall, dan lain-lain diharuskan tutup sementara. Masyarakat berbondong-bondong membeli masker, vitamin C, vitamin D dan lain-lain untuk meningkatkan imunitas agar tidak terkena virus corona. Stock masker dan vitamin semakin sulit dicari dan harga meningkat. Saat pemerintah me-lockdown beberapa daerah di Indonesia, tetapi anehnya warga negara asing masih dengan mudahnya masuk ke Indonesia. Hal ini memunculkan berbagai kritikan dari sebagian besar masyarakat Indonesia.

Covid-19 semakin menyebar dan membuat beberapa sektor terkena dampaknya. Banyak pegawai yang terkena PHK dan usaha-usaha yang gulung tikar. Pengangguran, kemiskinan, dan kejahatan pun melajarela. Pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat sebagai langkah membantu perekonomian yang disebut dengan bansos. Selain itu, masyarakat mulai membatasi aktivitasnya di luar rumah dan harus melakukan semua kegiatan dari rumah. Dampak ini tidak hanya dirasakan orang dewasa saja, bahkan anak-anak pun merasakannya. Dimana bermain dan belajar pun harus dilakukan dari rumah.

Adanya Covid-19 ini membuat masyarakat tidak merasakan sebagai makhluk seutuhnya, manusia. Seperti yang kita ketahui manusia adalah makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama. Dimana manusia membutuhkan peran orang lain dan tidak dapat hidup sendiri. Namun, dengan adanya virus ini membatasi interaksi langsung manusia dengan manusia lainnya. Tidak ada tegur sapa, senyum, dan perkumpulan. Bahkan, masyarakat sekarang cenderung menjauh dan menyendiri dikarenakan takut tertular virus corona.

Ketakutan, kepanikan, dan kecurigaan menghantui setiap individu. Jika ada seseorang batuk, pilek, dan bersin pasti dicurigai terkena virus corona. Orang tersebut langsung dijauhi. Tidak hanya itu saja, di rumah sakit pun orang yang sakit dan berobat akan selalu dicurigai terkena corona. Hal ini terbukti dengan langsung dites swab antigen/PCR terlebih dahulu.

Bagi mereka yang terkena virus corona langsung dikarantina dan tidak dapat bertemu siap pun. Tak ada lagi jam besuk, yang bisa dilakukan hanya berkomunikasi secara online melalui gadget. Jauh dari keluarga, sahabat, dan kerabat. Bahkan, dokter serta suster yang merawat pun memakai baju seperti astronot. Tak jarang orang yang terkena virus corona menjadi stres dan memilih untuk isoman di rumah.

Semua kejadian yang dialami para pasien Covid-19 ini dikarenakan penularannya yang sangat cepat membuat penyakit ini ditakuti semua manusia di Indonesia hingga dunia. Jutaan ribu masyarakat yang terkonfimasi positif corona, ribuan masyarakat yang meninggal, dan ratusan ribu masyarakat yang sembuh.

Virus corona juga merenggut kepedulian masyarakat. Masyarakat saat ini cenderung mementingkan diri dan keluarganya. Hal ini dapat terlihat dari kebanyakan masyarakat yang berlomba-lomba memborong vitamin, susu beruang, masker, hand sanitizer, disinfektan, dan lain-akibatnya barang-barang tersebut menjadi langka dan mahal.

Semua kejadian, perasaan, dan peristiwa yang terjadi karena virus corona ini akan hilang jika corona virus dapat diatasi dan ditangani dengan baik. Hal ini dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Kerja sama yang baik akan menghasilkan sesuatu yang berkualitas. Dengan kerja sama yang terjalin, maka virus corona pun akan pergi. Virus corona yang pergi akan mengembalikan manusia yang seutuhnya manusia. Manusia yang membutuhkan manusia lainnya. Saling peduli satu sama lain, berkomunikasi, berinteraksi, senyum, melakukan aktivitas seperti bekerja, bermain, berlibur, dan lain-lain antar sesama tanpa dibatasi dengan jarak serta tempat. Tak ada lagi merasakan perasaan takut, curiga, panik di antara sesama. memandang orang lain sebagai manusia bukan hantu yang patut ditakuti serta dijauhi. Dengan demikian, pandemi pergi kita semua dapat memanusiakan manusia, karena kita adalah manusia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image