Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image musyafa ahmad

Tradisi Haul Massal Sebagai Kearifan Lokal

Agama | Monday, 23 May 2022, 11:03 WIB

Haul Massal yang diselenggarakan setiap tahun di dukuh Jakatamu merupakan tradisi dalam rangka menghormati dan berkirim doa kepada para leluhur. Tradisi yang secara turun temurun dilaksanakan di makam umum Jakatamu dengan berkirim doa, tahlil, membaca Qur'an 30 juz dan di akhiri dengan pengajian umum. Tradisi ini harus kita pertahankan sampai kapanpun. Haul atau mendak yang dilaksanakan secara pribadi keluarga biasanya minimal 3 tahun setelah kematian. Bagi keluarga yang mampu bisa lebih dari 3 kali tergantung kemampuan keluarga. Oleh karena itu melalui kegiatan Haul Massal yang diselenggarakan secara bersama Haul untuk keluarga leluhur yang sudah kembali ke alam barzah bisa dilaksanakan setiap tahun. Demikian disampaikan Akhmad Sururi sesaat sebelum KH Mansur Tarsudi menyampaikan mauidzah hasanah.

Lebih lanjut Sekretaris MWC NU Wanasari menegaskan, bahwa tradisi Haul tidak bisa kita temukan di Arab atau negara Timur Tengah lainnya. Oleh karena itu kegiatan Haul Massal sebagai bagian dari local wisdom ( kearifan lokal ) yang harus kita pelihara dan kita rawat dengan sebaik baiknya.

Hal ini sangat penting, karena Islam mengajarkan sebagaimana dalam hadis yang artinya " sebutkanlah kebaikan kebaikan orang yang telah meninggal " . Dengan Haul Massal kita bisa mengingat sejarah orang tua leluhur. Tentu dengan filosofi " mikul duwur mendem jero ". Mengungkap kebaikan dan mengubur kejelekan. Sebagai manusia biasa tidak lepas dari kesalahan dan dosa. Karena itu kita harus mengingat prilaku kebaikan dan kesantunan para leluhur dan orang tua .

Salah satu prilaku yang harus kita teladani, orang orang alim dulu sering silaturahmi. Termasuk tokoh yang memberikan nama dukuh Jakatamu. Beliau adalah Sayid Abdurrahman yang saat ini makamnya di Jatirokeh. Menurut penuturan KH Mansur Tarsudi bahwa nama Jakatamu asalnya Jagatamu. Saat Sayid Abdurrahman silaturahmi di kediaman Mbah Taslim yang saat sekarang makamnya sudah ada bangunannya, disekelilingnya di jaga oleh para pemuda. Saat Beliau keluar dari kediaman Mbah Taslim melihat para pemuda yang menjaga akhirnya Beliau memberi nama dukuh ini diberi nama Jakatamu dari kata Jagatamu, karena untuk meringankan ucapan.

Akhmad Sururi juga mencontohkan, silaturahmi Al Maghfurlah KH Sihabdin Tahmdi dengan Kyai Said dalam rangka membicarakan keagamaan. Itu dilakukan pada malam hari, pungkasnya dihadapan pengunjung Haul Massal Jakatamu.

Pengajian Haul Massal dan Halal bi Halal yang diselenggarakan di area makam umum Jakatamun pada hari Minggu 22 Mei 2022 dihadiri oleh tokoh masyarakat dan warga masyarakat Jakatamu.

Sebagai Penceramah dalam acara tersebut pertama Kyai Umar Abd Jabar dari Jatibarang dan kedua KH Mansur Tarsudi dari Jatirokeh.

Dalam tausyiahnya KH Mansur menekankan pentingnya bekal untuk menuju alam barzah. Dengan melakukan dzikir yang bersanad dan berguru merupakan bekal ketika menghadap Alloh SWT.

Dihadapan seluruh pengunjung yang hadir Beliau mengijazahkan Surat Al Mulk untuk dibaca setiap hari. Sebagaimana dikutip dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir, barang siapa yang membaca Surat Al Mulk setiap malam, maka ketika kembali ke alam barzah akan dijaga dan diselamatkan dari kesusahan dan azab kubur.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image