Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Afdal Fauzen

Kembali Tatap Muka setelah Tatap Layar

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 20:52 WIB

Apakah ada kemungkinan pembelajaran tatap muka pak ?, kami rindu belajar di sekolah pak. Begitulah bunyi pertanyaan yang dilontarkan oleh salah seorang siswi SMA 1 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau kepada bapak Jokowi ketika melakukan peninjauan vaksinasi secara daring beberapa waktu lalu. Pertanyaan tersebut tidak hanya dimiliki dan dirasakan oleh siswi dari Riau saja, akan tetap seluruh siswa yang ada di Indonesia juga mempertanyaan hal yang serupa. Mereka sudah rindu dengan pembelajaran tatap muka di sekolah. Bertemu dengan guru-gurunya, teman-temannya, ruang kelasnya, perpusatakaanya serta tempat-tempat mereka jajan dan lain sebagainya.

Sudah hampir dua tahun pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring dilaksanakan. Sejak dikeluarkannya surat edaran oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) yang sekarang sudah berubah namanya menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dalam surat edaran yang bernomor 36962/MPK.A/HK/2020 perihal Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran corona virus disease (covid-19). Merupakan awal dari pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh dimulai. Sejak dikeluarkannya surat ederan itu dibulan Maret 2020 lalu sampai saat ini pembelajaran tatap muka di sekolah belum bisa dilaksanakan secara normal seperti sebelum pandemi. Siswa dan guru belum bebas melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Pembelajaran tatap muka harus dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Jumlah siswa yang datang ke sekolah pun juga dibatasi. tidak semua siswa yang bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka disekolah.

Kerinduan untuk kembali ke sekolah belajar tatap muka sangat dirasakan oleh siswa, guru, bahkan orang tua. Sebab banyaknya kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa, guru dan orang tua dalam pembelajaran jarak jauh atau daring tersebut. Misalnya dengan pembelajaran jarak jauh atau secara daring membuat semakin terjadinya kesenjangan dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa yang dapat mengakses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring. Sebab pembelajaran yang dilaksanakan secara daring membutuhkan media seperti gadget serta jaringan internet. Ketika siswa tidak mempunyai gadget atau tidak memiliki paket internet tentu mereka tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga mereka akan ketinggalan dari siswa-siswa yang memiliki media dan jaringan internet yang lancar.

Hal yang serupa juga dirasakan oleh orang tua. Mereka sangat menginginkan pandemi covid-19 agar segera berakhir. Kesulitan mereka dalam mendampingi anaknya belajar di rumah menjadikan mereka berharap agar pembelajaran tatap muka di sekolah segera dilaksanakan secara normal kembali. Sebab ketika pembelajaran daring yang menggunakan teknologi membuat mereka kesulitan dalam mendampingi. Karena tidak semua orang tua yang paham dengan teknologi baik itu berupa pembelajaran melalui aplikasi zoom meeting, grup whatsapp, google classroom dan lain sebagainya. Kemudian tidak semua orang tua juga yang memiliki waktu yang luang untuk mendampingi anaknya belajar. Tuntutan pekerjaan dan desakan ekonomi mengharuskan orang tua untuk bekerja sehingga mereka tidak bisa mendampingi sepenuhnya.

Tidak hanya siswa dan orang tua saja yang menginginkan pembelajaran tatap muka secara normal dilaksanakan di sekolah. Gurupun juga memiliki harapan yang sama. Kesulitan mereka dalam menyampaikan materi pelajaran membuat guru harus kerja ekstra dan banting stir agar proses pembelajaran tetap berjalan dimasa pandemi. Jemput bola menjadi pilihan utama bagi guru untuk siswa yang tidak mengikuti pembelajaran jarak jauh atau daring dimasa pandemi. Tanpa hal demikian, siswa tidak bisa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut dikarenakan siswa tidak memiliki gadget atau media dalam pembelajaran daring.

Kemudian, gurupun harus berusaha untuk bisa melek dengan teknologi agar proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring dapat berjalan dengan baik dan menarik. Sebelum pandemi mungkin guru belum pernah menggunakan aplikasi zoom meeting atau yang lainnya dalam proses pembelajaran. Namun kalaupun ada persentasenya sangat sedikit sekali. Akan tetapi ketika pandemic hadir, guru-guru diseluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia harus benar-benar bisa menguasai teknologi. Mereka harus bisa menjalankan aplikasi-aplikasi yang akan digunakan dalam pembelajaran. Walaupun aplikasi itu baru mereka ketahui. Mengajar sambil belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh guru dimasa pandemi covid-19.

Oleh sebab itu kembali tatap muka di sekolah adalah keinginan setiap siswa, guru bahkan orang tua. Bisa berkumpul kembali antara guru dengan siswa dalam ruang kelas bukan ruang virtual adalah harapan guru dan siswa. Andai pandemi pergi meninggalkan negeri ini maka semua harapan itu akan bisa terwujud. Namun walaupun demikian, setelah pandemi berakhir nanti dan pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan secara normal kembali maka pelajaran dan hikmah ketika pelajaran daring harus tetap diterapkan dalam pembelajaran.

Adapun hikmah dari adanya pandemi covid-19 dalam dunia pendidikan adalah transformasi digital pendidikan. Selama pendemi pendidikan dilakukan diruang-ruang digital. Belajar dilaksanakan dimana saja dengan alat teknologi yang dimiliki. Nah inilah yang harus selalu diterapkan ketika pembelajaran tatap muka setelah pandemi nanti. Kemahiran seorang guru dalam menggunakan teknologi haruslah lebih baik daripada pembelajaran tatap muka ketika sebelum pandemi hadir. Sebab ketika pandemi guru mengajar bukan diruang kelas akan tetapi mereka berusaha untuk bisa mengajar diruang virtual walaupun terkadang masih gagap dengan teknologi yang digunakan. Ketika guru sudah menerapkan teknologi dalam pembelajaran nanti setelah pandemi ini pergi, maka mutu pendidikan akan meningkat.

Semoga pandemi ini segera berakhir dan pembelajaran tatap layar diruang virtual yang dilaksanakan sekarang bisa kembali ke pembelajaran tatap muka di ruang kelas secara normal. Aamiin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image