Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Iyus Jatikusumah

HERD IMMUNITY: HARAPAN YANG BELUM SIRNA

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 20:16 WIB

Sejak digaungkannya istillah Herd Immunity, masyarakat lebih percaya diri menjalani aktivitas sehari-hari. Kondisi itulah yang membuat kita merasakan optimisme akan berhentinya pandemi Covid-19.

Herd Immunity atau kekebalan kelompok merupakan kondisi ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut (kemenkes.go.id).

Optimisme itu terasa ketika Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) mengungkapkan konsep memperkuat kekebalan kelompok (www.suarasurabaya.net). Cara yang dapat ditempuh masyarakat ialah melalui physical distancing, konsumsi multivitamin, serta terus menerapkan pola hidup sehat.

Pada saat itu vaksin belum ditemukan, sehingga, masyarakat betul-betul menggantungkan harapan lewat konsep herd immunity. Jumlah terkonfirmasi positif masih berkisar di angka puluhan hingga ratusan, belum ribuan seperti saat ini. Rasa takut terpapar virus corona masih bisa diminimalisir.

Hingga sekarang, populasi kebal tersebut diharapkan lebih dominan untuk membantu menghentikan laju penularan virus corona. Akan tetapi, kondisi terkini masih jauh dari harapan keberhasilan herd immunity. Penyebabnya ialah banyak faktor penunjang yang belum dilakukan secara optimal.

Epidemiolog dari FKM Universitas Indonesia Pandu Riono menilai kekebalan komunal baru akan tercapai jika efektivitas vaksin di atas 80 persen (www.republika.co.id). Sementara di berbagai rilis media, efektivitas dari vaksin Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm dan Moderna yang disuntikkan kepada masyarakat masih berada di bawah 80 persen.

Adapun vaksin jenis Pfizer yang memiliki efikasi 95,5-100 persen (grafis.tempo.co) belum banyak disebar ke masyarakat. Wajar saja, kehadiran vaksin asal Amerika ini baru bisa diperoleh belakangan.

Beragam opini mencuat setelah setahun lebih pandemi melanda. Dari persoalan indisipliner protokol kesehatan, penyaluran vaksin yang belum maksimal, hingga kemunculan virus varian delta telah mereduksi harapan herd immunity.

Di tahun ini, kenaikan gelombang angka positif terjadi signifikan pada pertengahan Juli 2021 (Covid19.go.id). Realitas ini bisa membuyarkan cita-cita kekebalan kelompok yang masih terus diharapkan efektivitasnya.

Usaha demi usaha sebetulnya telah diupayakan oleh masyarakat. Beberapa di antaranya yakni mematuhi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), melakukan vaksinasi, hingga taat pada protokol kesehatan di mana pun berada.

Setahun lebih pandemi melanda, belum terlihat tanda-tanda mereda. Pada hakikatnya kita telah memaklumi bersama, bahwa kekebalan kelompok seharusnya berdampak pada penurunan kasus positif.

Di tengah proses percepatan vaksinasi oleh Pemerintah, masyarakat juga diimbau agar konsisten menerapkan pola keseharian yang adaptif. Langkah-langkah seperti menerapkan 3M, melakukan vaksinasi, juga melakukan testing, tracing, dan treatment harus kita indahkan.

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa efektivitas vaksin yang disuntikkan masih belum 100 persen. Namun demikian, kondisi herd immunity masih terus kita tunggu keberhasilannya.

Realitas sosial ke depan patut menjadi perhatian bersama. Jika masyarakat patuh aturan, sadar protocol Kesehatan dan peduli akan masa depan, kekebalan kelompok niscaya terwujud. Ekonomi pun dapat membaik.

Referensi:

Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI (kemkes.go.id), diakses pada Jumat, 24 September 2021 pukul 19.47 WIB.

Epidemiolog: Ini Syarat Tercapainya Herd Immunity | Republika Online, diakses pada Jumat, 24 September 2021 pukul 19.55 WIB.

Efektifitas 5 Vaksin Covid-19 di Indonesia, dari Sinovac sampai Pfizer - Grafis Tempo.co, diakses pada Jumat, 24 September 2021 pukul 20.13 WIB.

Peta Sebaran | Covid19.go.id, diakses pada Jumat, 24 September 2021 pukul 20.38 WIB.

Memperkuat Kekebalan Kelompok untuk Menghadapi Covid-19 - Suara Surabaya, diakses pada Jumat, 24 September 2021 pukul 20.51 WIB.

Gambar: iqbal nuril anwar from Pixabay.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image