Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Chusnul El Abid

Ganti Donk, Jenuh Nih!

Guru Menulis | Saturday, 25 Sep 2021, 15:52 WIB

(Sebuah Refleksi Efektifitas Pembelajaran Daring di Kala Pandemi)

sumber gambar: www.republikaonline.com

Kehidupan ini mengajarkan begitu banyak pengalaman, dari pengalaman yang sudah didapat seharusnya bisa memberikan banyak kreatifitas dan inovasi. Kurangnya percaya diri dan cenderung bersikap apatis justru akan menghilangkan kesempatan untuk berkarya.

Mendidik itu tidak hanya sekedar mentransfer ilmu kepada peserta didik, melainkan juga membuka pola pikir mereka bahwa ilmu yang mereka pelajari memiliki keber maknaan untuk hidup mereka sehingga dari ilmu tersebut, mereka mampu merubah sikap, pengetahuan, dan keterampilan mereka menjadi lebih baik.

Berbicara tentang inovasi, sebenarnya kata ini seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dikatakan sebagai inovasi. Inovasi adalah suatu ide, penemuan atau metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang benar-benar baru bagi seseorang yang bersifat relatif. Sedangkan inovasi pembelajaran yang dimaksud disini adalah metode atau kiat seorang guru dalam membelajarkan siswa dengan berbagai tujuan tertentu.

Secara alamiah, Daya kreativitas dan inovasi telah dimiliki oleh setiap orang. Namun tumbuh dan berkembangnya pada setiap orang ini akan berbeda tergantung dari kesempatan masing-masing untuk mengembangkannya. Pengembangan atau tumbuhnya dengan subur kreativitas dan inovasi pada setiap orang atau sehubungan dengan pekerjaan guru adalah dengan adanya latihan yang berkesinambungan

Di masa Pandemic Covid-19, Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dilakukan oleh guru. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka kita sebagai guru sebaiknya dapat belajar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh tantangan. Suasana pembelajaran seperti itu dapat mempermudah peserta didik dalam memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang hakiki pada peserta didik untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk terciptanya kreatifitas dan inovasi maka ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh guru dalam pembelajaran daring, diantaranya adalah;

Guru itu..

Gak boleh “Mengeluh"

Guru sering memberikan kata-kata bijak dan motivasi kepada peserta didik setiap hari baik di kelas maupun di luar kelas. Kata-kata tersebut seharusnya menjadi cermin bagi guru agar tidak sampai mengeluh dengan segala kejadian yang muncul baik dari perilaku peserta didik maupun dari diri sendiri dalam membentuk karakter peserta didik. Kalau bicara positif maka harus berperilaku positif. Hanya karena emosi sesaat, guru.. Engkau jangan sampai kehilangan kesabaran dan niat ikhlas mu untuk sebuah perubahan postif bagi peserta didik.

Teknologi informasi yang beragam dan semakin canggih, maka guru harus dituntut untuk bisa menguasainya. Penggunaan aplikasi berbasis edukasi menjadi prioroitas bagi guru dalam melaksakan pembealajaran daring. Seperti google meet, google classroom, juga aplikasi penunjang seperti game edukatif, misal Quizziz dan seterusnya.

Guru itu...

Gak boleh “Meluluh.."

Ketika masuk ke dalam kelas online, di Hari Senin, guru menggunakan metode Ceramah, di kelas lainnya, Hari Selasa menggunakan metode Ceramah lagi. Hari Rabu, di dalam kelas yang berbeda guru menggunakan metode Ceramah lagi. Di Hari Kamis, dengan kelas yang sama, lagi-lagi metode yang digunakan adalah metode Ceramah. Dan di Hari Jumat terakhir, hal yang sama dilakukan lagi. Penggunaan metode Ceramah lagi. Metode ceramah never ending.

Guru terkesan Meluluh. Meluluh dengan metode pembelajaran di kelas, Meluluh dengan strategi dan pendekatan yang dipraktekkan. Peserta didik merasa bosan dengan apa yang diajarkan oleh gurunya. Peserta didik memilih tidur di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Guru akhirnya ngomel-ngomel. "Andika, siapa yang menyuruh kamu keluar group kelas online..!? waktu pelajaran kok keluar." Bentak sang Guru. "Ayo, push up 100 kali", sontak pinta sang Guru dengan nada marah.

Kalimat-kalimat perintah yang bermakna hukuman bagi peserta didik seharusnya tidak boleh keluar dari bibir seorang Guru. Hal itu justru akan menambah sejumlah deretan catatan ketidaksantunan seorang Guru di mata peserta didik. Kata Guru yang memiliki makna "di gugu dan di tiru" sudah tidak ada ruhnya bagi jasad tubuh sang Guru.

Dalam menyampaikan materi, hendaknya guru bisa lebih kreatif. Berikanlah materi yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Guru bisa googling, ada ratusan game-game dan aplikasi yang bisa digunakan untuk menyampaikan materi. Misalkan aplikasi nearpod, educandy, dan lainnya.

Karena Meluluhnya, yang seharusnya peserta didik tidak dapat hukuman, imbas dari tidak kreatif dan inovatif-nya sang Guru dalam kegiatan pembelajaran peserta didik menjadi korban dari ke-Meluluhan-nya sang Guru.

Guru itu..

Gak boleh “Buru-buru”

Dalam perilaku yang muncul di peserta didik ada begitu banyak sisi yang harus di gali. Buruknya perilaku bukan berarti mereka benar-benar buruk di mata Guru. Mengambil langkah Buru-buru untuk memvonis 'nakal' tidak boleh dilakukan oleh Guru. " Ehhh.. Dasar anak nakal, dikasih tau, dinasehati, diajak baik, malah tambah bikin onar, mau kamu apa sih.." tanya sang Guru kepada peserta didiknya. Bukan sebuah kebetulan kalimat tersebut dilontarkan. Tapi karena kurang sabarnya dalam menangani peserta didik. Vonis Terburu-buru kian menjamur dikalangan Guru. Cobalah amati, perhatikan, dekati, tentunya dengan hati. Bukan dengan kepala panas. Tuhan menjadikan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan. Tuhan menciptakan langit juga menciptakan bumi, Tuhan menciptakan penyakit juga menciptakan obatnya. Begitupun juga dengan perilaku manusia, keburukan yang dimilikinya pasti ada kebaikan yang tersembunyi dan itulah yang harus Guru gali dari peserta didiknya.

Guru itu..

Gak boleh “Kurus"

Minimnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap Guru membuat Guru tidak bisa berkreativitas dan berinovasi dalam menghasilkan karya. Guru cenderung berpikir statis. Tidak ada kemauan untuk belajar dan menambah pengetahuannya. Berbeda dengan Guru yang produktif. Tidak pernah bosan dan berhati untuk selalu menggali potensi dalam dirinya. Belajar hal-hal baru untuk bisa dipraktekkan dan di berikan kepada peserta didiknya dalam proses pembelajaran. Sehingga Guru tidak dikatakan Kurus. Kurangnya informasi, kurangnya pengetahuan, kurangnya kreativitas, kurangnya inovasi. Karena pada dasarnya Guru dituntut untuk serba bisa. Memang berat tugas Guru tetapi sangat Mulya perannya dalam perkembangan dan masa depan anank-anak.

Guru itu..

Gak boleh “Surut"

Dalam transformasi ilmu dan pengetahuan, Guru memiliki peran yang penting. Terlebih sharing tentang pengamanan kehidupan kepada peserta didiknya. Ilmu dan pengetahuan belum bisa imbang tanpa adanya pengalaman. Karena kehidupan mengukir pengalaman dari generasi ke generasi berikutnya. Ilmu dan pengetahuan bisa dipelajari dari berbagai macam media. Tapi pengalaman diajarkan melalui kehidupan.

Guru tidak boleh Surut dalam mengajarkan pengalaman kehidupan kepada anak-anaknya. Karena pengalaman bisa membentuk karakter. Kesan Peserta didik ketika diberikan materi pelajaran berbeda dengan ketika di berikan cerita kehidupan. Ada rasa empati yang akan muncul dan berujung pada tuntunan dan tatanan dalam praktik nyata.

Akhirnya..

Inovasi pembelajaran dalam masa pandemic ini merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.

“Guru Harus Melek IT”, itulah ungkapan yang seharusnya menjadi landasan guru dalam melakukan pembelajaran di masa pandemic. Kebutuhan peserta didik tidak hanya menerima materi, akan tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana peserta didik dengan mudah menerima materi dengan senang dan termotivasi untuk belajar. Dari situlah, maka “Merdeka Belajar” bisa terwujud, artinya kemandirian peserta didik dalam kegiatan belajar tidak lagi menjadi keluhan bagi orang tua saat mendampingi anak-nya belajar.

Selain itu, tanpa didukung oleh kemauan dari guru untuk selalu berinovasi dalam pembelajarannya, maka pembelajaran akan tetap menjenuhkan bagi siswa. Di samping itu, guru tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Mengingat sangat pentingnya inovasi, maka inovasi menjadi sesuatu yang harus dicoba untuk dilakukan oleh setiap guru. Oleh karena itu, seorang guru harus selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image