Wacana: Kebangkitan dan Metaverse
Eduaksi | 2022-05-20 14:15:18Kebangkitan dan Metaverse
=====
Learning loss belakangan akrab di telinga. begitupun metaverse. ya. dua kata yang mewakili zaman kita, zaman serba terkoneksi.
Menurut sebagian pakar, diantaranya dirjen pendidikan Islam kemenag RI, M. Ali, learning loss yang dianggap sebagai proLlem pasca pandemi, merupakan bentuk kegagalan pendidikan dalam beradaptasi dengan teknologi.
Maksudnya, pendidikan kita bergerak lambat dibanding laju teknologi. sudah tentu, muara sebabnya adalah sistem pemerintah sendiri, soal pemerataan misalnya.
Adapun pranata lainnya hanya sebagai ekosistem regulasi, termasuk guru yang menjadi ujung tombak: sedang sisi kreativitas adalah hal lain, wujud usaha lainnya yang otonom.
Maka terkait dengan itu, masuknya kita di era metaverse, yang melampaui capaian koneksi dan dimensi digital saat ini, seperti sulit terbendung. Bahkan di beberapa kota maju telah membangun tata kota versi metaverse, begitupun beberapa lembaga swasta.
Dalam hal ini, pendidikan dan pengajaran yang berafiliasi atau terkoneksi pada tautan metaverse menjadi hal pokok juga. cepat atau lambat, siap atau tidak, iklim pengajaran khususnya akan terdampak oleh gelombang metaverse, yang didengungkan oleh pemimpin pasar hegemoni digital (istilah penulis) : saat kita, negara kita, hanya sebagai konsumen, terbawa dalam arus besar dominasi pemilik industri/bisnis metaverse (sebagaimana kita sekarang begitu tergantung dengan google).
Inilah kaitan antara kebangkitan dengan tantangan metaverse yang tak bisa kita elakkan. Bagaimana cara kita membangun mekanisme pertahanan nilai dan teknologi
Adapun pendidikan, akan selalu menjadi katalisator utama dalam transformasi nilai masyarakat Indonesia dengan makna yang sesungguhnya.
Inilah hakikat kebangkitan yang idealnya kita dengungkan, kebangkitan pendidikan dan penyadaran cita cita luhur manusia Indonesia dalam zaman apapun.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.