Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

3 Tip Memilih ETF Terbaik untuk Pemula Sebelum Masuk ke Saham

Eduaksi | Friday, 24 Sep 2021, 11:39 WIB

Exchange-Traded Fund (ETF) bisa menjadi pilihan bagi investor pemula sebagai jembatan sebelum masuk ke produk investasi yang lebih kompleks seperti saham. Karena ETF ini sudah terdiversifikasi secara optimal maka sebagai pemula tentu tidak perlu pusing lagi seperti dalam investasi saham saat memikirkan stock picking.

Selain itu, sebagai investor retail yang memiliki modal terbatas, toh ETF sudah bisa dinikmati dengan mudah di pasar sekunder dengan diversifikasinya yang menarik. Di pasar sekunder (secondary market) investor dengan modal terbatas bisa membeli ETF dalam satuan Lot (1 lot = 100 Unit Penyertaan), berbeda dengan di pasar primer (primary market) yang membutuhkan modal gede karena transaksi jual-belinya dalam satuan unit kreasi (1000 Lot = 100.000 unit).

Menariknya lagi, baik untuk kategori retail dengan modal kecil atau pun untuk kategori institusi dengan modal gede sudah bisa melakukan transaksi ETF dengan mudah karena saat ini sudah bisa dilakukan secara online dengan smartphone di genggaman tangan, semisal dengan aplikasi IPOT yang memungkinkan transaksi ETF tak hanya untuk investor retail di pasar reguler, tetapi kini tersedia khusus platform khusus ETF yang telah terintegrasi dalam aplikasi IPOT yang bisa digunakan investor institusi yang ingin bertransaksi di primary market.

Namun, sebelum melangkah jauh untuk menikmati ETF ini, sebagai pemula ada baiknya memperhatikan tip memilih ETF berikut ini:

1. Kenali Produknya

Mengenal produk yang hendak dibeli menjadi keharusan. Mengenali produk ETF sama artinya mengetahui indeks acuannya, karakteristik, pengelolaan dan biaya. Nah, karena ETF ini sejatinya untuk jangka menengah hingga jangka panjang maka mindset yang wajib dipegang teguh adalah investasi dan bukan trading. Selain itu, jangka waktu menengah hingga panjang sejatinya juga menunjukkan kalau jenis investasi ini sebaiknya dinikmati investor dengan profil risiko menengah dan tinggi. Ini artinya investor wajib siap dengan potensi kerugian yang tinggi pula.

2. Melakukan Analisis Komprehensif

Kalau ada yang bilang memilih ETF relatif lebih mudah dibandingkan saat harus memilih saham yang harus melakukan analisis fundamental dan teknikal secara detail, itu tidak seutuhnya benar. Dalam memilih ETF yang diversifikasinya boleh dikata proporsional, selain melakukan analisis data historis (pergerakan histrorikal indeksnya), investor sebaiknya juga melakukan analisis sektoral, terutama untuk acuan ETF yang memiliki bobot gede karena mau tidak mau porsi terbesar inilah yang menggerakkan ramuan ETF secara keseluruhan. Dengan memahami fundamental sektoral dan kinerja historis dari indeks acuannya maka investor juga makin lebih mengenal risiko dan potensi keuntungannya. Setelah memahami hal ini maka investor tinggal memutuskan waktu yang tepat untuk masuk.

3. Cermati Faktor yang Memengaruhi Pergerakan Nilai Indeks

Jika ingin lebih detail maka investor tak hanya mengudar rekam jejak pergerakan nilai indeks, tetapi juga mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pergerakan nilai indeks itu, seperti isu-isu global maupun lokal. Dengan begitu, investor memiliki pemahaman produk secara lebih komprehensif dan makin yakin dengan pilihannya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image