Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image sewelas11 wae

Harus dan Berani Bangkit

Lomba | Friday, 24 Sep 2021, 09:19 WIB
Harus dan Berani Bangkit (Tidak Mudah Menyerah) Foto/Dokumen Pribadi

Harus dan Berani Bangkit

Takdir kehidupan itu bernama pandemi covid-19. Datangnya begitu tiba-tiba, tanpa diundang. Tuhan ingin menguji kesabaran hamba-hambaNya untuk dapat menerima sebuah kenyataan dengan balutan takdir hidup.

Sebuah takdir yang mungkin selama ini tidak ada satu pun manusia yang mengira kalau ada virus kecil yang dapat mematikan banyak manusia di muka bumi ini. Virus yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, akan tetapi sangat membahayakan bagi manusia ketika imun tubuh sedang dalam keadaan lemah atau menurun. Virus itu bernama virus coronavirus 2 atau nama medisnya SARS-CoV-2.

Semua kesenangan dan kegembiraan yang selama ini menghiasi kehidupan manusia berganti dengan datangnya wabah corona. Kesusahan dan kesedihan menjadi penggantinya. Banyak keluarga yang kehilangan orang-orang yang dikasihi dan disayangi. Berita kematian hampir setiap hari terdengar dari suara pengeras masjid atau musola disetiap wilayah.

Isak tangis dan ratapan manusia setiap saat, setiap waktu, dan setiap hari biasa ditemukan. Baik itu dari berita di media televisi, radio, surat kabar atau bahkan terlihat langsung di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Tuhan ingin menunjukkan bahwa Dia-lah yang Maha Berkuasa dan Maha Berkendak. Sangat mudah bagi Allah SWT. Semua yang Ia kehendaki pastinya terjadi. Semua ada dalam genggamanNya.

Pandemi ini sejatinya membuat tiap manusia untuk sadar dan tahu diri bahwasanya manusia itu adalah makhluk yang sangat lemah tanpa daya dan upaya melainkan adanya bantuan dan kekuatan yang datangnya dari Allah SWT. Dan setiap umat manusia akan diuji olehNya. “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji?” (QS. Al Ankabut: 2).

Ditambah lagi firman Allah SWT pada surat Al Baqarah ayat 214, yang artinya “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan), sehngga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datang pertolongan Allah?’ ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Wabah corona ini mengingatkan manusia untuk tidak sombong di dalam kehidupannya. Harta kekayaan, jabatan, dan wajah yang rupawan sesungguhnya adalah titipan dari Tuhan yang setiap saat bisa diambil atau diminta oleh sang pemiliknya, yaitu Allah SWT. Manusia hanya dititipi saja, bukan memilikinya.

Banyak korban yang berjatuhan dan meninggal dunia merupakan ujian kesabaran bagi orang-orang yang beriman. Allah SWT mengajarkan kepada umat manusia untuk selalu sabar dan kuat dalam menjalani kehidupan yang sementara dan fana ini. “Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat,” (QS. Al Baqarah: 45).

Tuhan mengajarkan kepada manusia ketika datang suatu ujian atau rintangan dalam hidup, maka mintalah pertolongan kepadaNya dengan cara sabar dan shalat. Kedua cara tersebut adalah bentuk jawaban Allah SWT untuk orang-orang yang ingin kuat dan mampu menjalani semua ujian kehidupan yang datang silih berganti dan tidak disangka-sangka.

Ketika corona datang semua sendi kehidupan berubah drastis. Mulai ekonomi, kesehatan, sosial, dan pendidikan. Banyak manusia tidak siap akan perubahan-perubahan tersebut. Dari yang hidup kaya serba ada dan kecukupan menjadi miskin dan tidak punya apa-apa. Dari yang sehat walafiat berubah sakit bahkan meninggal dunia. Dari yang memiliki pekerjaan menjadi pengangguran. Dari awalnya keluarga lengkap menjadi kehilangan salah satu keluarga akibat meninggal dunia.

Lantas apa yang harus dilakukan setiap orang ketika mengetahui kalau hal tersebut menimpa dalam jalan kehidupannya. Tiap individu selain mengikuti anjuran pemerintah untuk menerapkan prokes (protokol kesehatan) 5 M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi. Juga mentaati pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan melakukan vaksin.

Selain hal tersebut di atas, jadikan sabar dan shalat sebagai penolong dalam menghadapi situasi apa pun dan juga nantinya pasca pandemi berakhir. Dan yang terpenting agar menjadi pribadi yang kuat dan eksis, maka tiap individu harus dan berani bangkit.

Arti bangkit atau kebangkitan menurut kitab “Nizāmul Islām” karya seorang ulama, pemikir dan politikus Islam, Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani, secara istilah an-nahdhah (kebangkitan) didefinisikan sebagai naiknya (berubahnya) perilaku manusia dari tingkat perilaku hewan. Manusia itu tidak akan bangkit kecuali apabila ia mengemban pemikiran yang menjadi energi (tenaga) dan bahan dasar kebangkitan. Dan agar pemikiran itu menjadi energi (kekuatan) pendorong untuk kebangkitan, maka ia harus didasarkan pada keyakinan yang kokoh yang didukung oleh energi (kekuatan) pendorong untuk kebangkitan yang diinginkan. Hal ini didasarkan bahwa manusia itu bertindak dan membangun perilakunya berdasarkan nilai-nilai, konsep dan ide-ide yang diembannya, sehingga pada saat nilai-nilai, konsep dan ide-ide tersebut sejalan dengan keyakinannya, maka energi (kekuatan) pendorongnya bertambah kuat, dan memberikan energi (kekuatan) mentalitas yang pada saat penerapannya akan berubah menjadi energi (kekuatan) dinamis, yang mendorong manusia untuk berbuat dan berperilaku, dan menempatkan manusia dalam lingkaran yang mengharuskannya melakukan tindakan. (mediaumat.news)

Bangkit dari semuanya. Dari kesedihan, kecemasan, ketakutan, serta keterpurukan yang selama ini setia menemani keseharian selama wabah corona belum hilang. Pandemi mebuat manusia menjadi tambah dewasa dan bijaksana dalam mengambil segala keputusan penting dalam rangka untuk melanjutkan dan bertahan hidup.

Bangkit itu memang tidak mudah. Berat dan sulit. Perlu niat dan keyakinan yang kuat sehingga dalam perjalanan mengarungi hidup benar-benar terencana dan terarah. Tidak mudah mengeluh dan putus asa. Teruslah berdoa dan meminta. Yakinlah bahwa pertolongan Allah SWT itu sangat dekat dan ada. “Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami,” (QS. Al Anbiya: 84).

Alam semesta dan seluruh peristiwa-peristiwa yang ada di bumi sejatinya tunduk dan patuh akan titah Sang Pencipta, yakni Allah SWT. Semuanya dibuat dan didesain olehNya untuk menjadikan manusia sebagai khalifah yang kuat dan tangguh. Tidak kalah dan mundur hanya dengan yang namanya wabah covid. Yakinlah bahwa semuanya akan berakhir. Dan akhir dari kesulitan pasti akan ada banyak kemudahan. Ayo semuanya harus dan berani bangkit. Wallahu A’lam Bisshowab.

#LombaMenulisOpini #AndaiPandemiPergi #HarusDanBeraniBangkit

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image