Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Asrifa

Nanti ya, Setelah Pandemi Selesai

Lomba | Friday, 24 Sep 2021, 08:10 WIB

Pernah berjanji dengan teman atau sahabat kalian menggunakan kata-kata tersebut? Setelah pandemi selesai nanti. Memang kapan pandemi akan berakhir? Apa yang akan kamu lakukan untuk pertama kali saat pandemi berakhir?

Banyak banget kan rencana kita. Ada yang mau jalan-jalan keliling indonesia dan dunia. Kembali hidup berkerumun tanpa jarak dengan manusia lainnya, tanpa harus merasa was-was tertular penyakit. Tidak perlu ada banyak aturan keamanan dan kesehatan saat bertemu manusia lainnya. Bisa melihat ekspresi seluruh wajah teman kita saat mengobrol, tanpa bantunan teknologi, tanpa terhalang masker. Dan yang paling utama, bisa menghirup udara bebas sebanyak-banyaknya tanpa menggunakan alat kesehatan apapun. Tanpa masker, tanpa APD berlapis-lapis, tanpa selang tabung oksigen terpasang di wajah. Banyak sekali kan rencana kita.

Kalau pandemi ini bisa mengajarkan sesuatu kepada umat manusia, pelajaran utamanya ialah rasa syukur dan ikhlas. Kecanggihan teknologi dan kemampuan manusia dalam merancang rencana, tidak ada apa-apa dibandingkan dengan takdir Allah swt.

Kita akan lebih bisa bersyukur terhadap hal-hal kecil yang sering kita remehkan. Oksigen gratis dan berlimpah yang bisa di hirup sepuas kita. Indra perasa dan penciuman yang berfungsi baik. Teman dan keluarga yang selalu ada. Materi dan pekerjaan. Ternyata keadaan bisa berubah secepat itu. Ada yang harus mengalami sakit dan kehilangan sebagian nikmatnya. Ada yang stress dengan berita buruk yang terus muncul di sekitarnya. Ada yang harus mengubah rencana-rencana besar di hidupnya. Bahkan untuk beberapa orang, merasa harus mengalami kehilangan orang-orang terkasih di pandemi ini.

Kamu harus ikhlas yaa..

Pasti kamu sering mendengar kata-kata tersebut dari orang lain. Bahkan mungkin tanpa sadar kita juga sering mengatakannya saat bertemu dengan orang yang sedang berduka, terutama di masa pandemi ini. Saat berita buruk silih hadir di sekitar kita.

Iya manusia pasti akan ikhlas, pada waktunya. Hal itu yang terkadang dilupakan oleh manusia lain. Biarkan saja mereka diberikan waktu untuk bersedih. Biarkan saja jika mereka belum siap menghadapi dunia yang sudah berjalan di sekelilingnya. Kita tidak pernah tahu seberapa berat dampak yang di dirasakan setelah kehilangan tersebut. Bersedih bukan berarti tidak ikhlas. Cukuplah kita memberikan ruang dan waktu untuk kehilangan mereka. Cukuplah kita jadi telinga dan bahu yang mendengar cerita mereka.

Walaupun saat ini semuanya babak belur menghadapi pandemi ini, Percayalah kita akan sampai pada titik akhir pandemi ini. Saat waktu itu tiba, Percayalah dunia sudah dalam keadaan yang jauh lebih baik..

Jadi apa yang harus kita lakukan menunggu pandemi ini usai? Jalani dan syukuri hal-hal kecil yang terjadi di sekitar kita. Jalani saja dengan langkah kecil, tidak harus langkah besar, tidak perlu langkah hebat. Yang paling penting, berani melangkah maju walaupun hanya selangkah kecil dan dianggap tidak penting. Sekedar menanyakan kabar teman-teman dan saudara kita. Kamu tidak pernah tahu, satu telfon atau chat dari kita, yang mungkin kita anggap sepele, ternyata bisa menyelamatkan hidup seseorang. Trust me.

Jalani semuanya pelan-pelan, tidak usah terburu-buru. Toh pandemi sendiri pun sudah memaksa untuk memperlambat waktu dan langkah kita kan? Jika ada hambatan dan ingin bersedih. Tidak apa-apa ingin berhenti sebentar, ambil waktu bersedih dan kehilanganmu. Jika sudah siap untuk melangkah kembali, kuatkan lagi kaki mu. Tidak usah fokus pada pencapaian besar.

Toh, kita semua bisa bertahan hingga sejauh ini pun, sudah cukup dibilang sebagai pencapaian besar kan. Jadi, para pemenang bertahanlah sebentar lagi sampai pandemi selesai. Saat kita bebas melakukan segala hal yang harus kita tunda selama ini. Tetap patuhi protokol kesehatan dan segera vaksinasi Covid-19 ya!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image